Special Chapter : Her

3K 201 13
                                    

Februari 2012.

Jimin POV

Aku menyandarkan tubuhku ke dinding kaca, mendongakkan kepalaku kemudian memejamkan mataku.

Betapa lelahnya hari-hariku. Setiap hari, aku latihan berjam-jam. Namun, aku tetap harus semangat dan bertahan. Karena aku ingin mengejar mimpiku, yaitu menjadi Idol yang sukses.

Tapi, aku juga manusia. Tidak jarang aku mengeluh karena kerasnya masa pelatihan ini. Aku juga merasa sangat lelah. Bahkan aku pernah mengalami stress berat karena saking kerasnya masa training ini. Sungguh menguras tenaga dan pikiran.

Kalau aku tidak kuat mental, atau mudah putus asa, pasti aku tidak akan ada di sini sekarang.

Tapi aku benar-benar ingin mengejar mimpiku. Jadi, seberat apapun rintangan yang menghampiriku, aku akan mencoba bertahan dan melewati rintangan itu dengan baik.

Karena aku yakin, perjuangan tidak akan mengkhianati hasil.

Aku bangkit dari posisiku, kemudian keluar dari ruang latihan.

Aku akan pergi ke taman.

Ya, taman itu adalah tempat yang sering aku kunjungi di saat aku merasa lelah, stress, dan ingin menenangkan diri.

***

Aku duduk di bangku taman sambil menatap langit.

Terkadang, aku memang benar-benar lelah dengan segalanya. Terkadang, aku juga ingin berhenti saja. Tapi, aku tetap bertahan. Ya karena itu, aku ingin mengejar mimpiku menjadi Idol.

Proses untuk menjadi Idol itu tidak mudah. Kita harus bisa kuat secara fisik juga mental.

Ya begitulah. Betapa sulitnya masa-masa training ini. Tapi ya mau bagaimana lagi. Aku sudah memilih jalan ini, jadi aku harus terus berada di jalanku ini. Sekarang, aku hanya bisa bekerja keras sambil berdoa, agar aku bisa menjadi Idol yang sukses suatu hari nanti.

"ARGHHHH." teriakkan seorang gadis membuatku menoleh ke arah jalan.

Aku pun refleks berdiri saat melihat seorang gadis terjatuh karena terserempet motor. Sialnya, pengendara motor itu pergi begitu saja setelah menyerempet gadis itu. Kurang ajar.

Tanpa berpikir lama, aku pun berlari menuju jalan yang jaraknya tak begitu jauh dari taman.

Aku harus menolong gadis itu. Ia terluka.

Saat aku sudah tiba di hadapannya, aku pun berjongkok dan menatap matanya. "Kakimu terluka. Apakah kau bisa berdiri?" tanyaku. Kemudian gadis itu menatap mataku dengan air mata yang sudah mengalir membasahi pipinya.

Ia menangis. Lukanya pasti terasa sakit. Memang benar, kakinya berdarah karena ia memakai rok sekolah. Tapi sepertinya tangannya tidak begitu terluka, karena ia memakai jas seragam sekolah.

Gadis itu menggeleng sambil menundukkan kepalanya. "Ayo, aku bantu berdiri, pegang kedua tanganku." ujarku sambil mengulurkan kedua tanganku.

Gadis itu hanya diam dan menatap uluran tanganku. Ia terlihat ragu. Ya, aku dan dia memang tidak saling mengenal. Jadi, wajar saja jika gadis itu merasa ragu atau takut.

Aku tersenyum. "Pegang tanganku. Tidak apa-apa, aku bukan orang jahat. Aku tulus ingin membantumu." aku mencoba meyakinkannya.

3 detik kemudian, gadis itu pun menyambut uluran kedua tanganku, lalu aku pun membantunya berdiri.

Saat sudah berdiri, aku masih memegang kedua tangannya. "Terima kasih. Aku bisa jalan sendiri." ujarnya sambil melepaskan tangannya dari tanganku. Lalu gadis itu mencoba berjalan dan meninggalkanku. Sedangkan aku masih menatapnya dari belakang.

Remember ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang