14: Late

5.8K 518 7
                                    

Setelah mandi dan berganti baju, aku duduk di sofa yang terdapat di ruang tengah sembari menonton acara-acara yang sedang di tayangkan di televisi di jam sekarang.

Lalu ponselku bergetar, kurogoh saku celanaku, setelah aku sudah memegang ponselku segera aku cek notif tersebut.

Ternyata ada pesan dari Jimin, akupun tersenyum ketika melihat pesan itu dari Jimin.

JiminPark: aku sedang di jalan menuju rumahmu, kau bersiaplah sekarang.

ChoiEunra: ada apa oppa? Kita akan kemana hari ini?

JiminPark: kita akan ke BigHit, kau sudah pulang kuliah kan?

ChoiEunra: iya, baiklah. Aku siap-siap dulu ya.

Lalu aku berlari menuju kamarku untuk mengganti baju.

Aku pun mulai memilih-milih baju, mencari baju yang cocok untuk kupakai hari ini.

Setelah beberapa menit, akhirnya aku menemukan baju yang menurutku cocok untuk ku pakai hari ini.

Jeans warna putih, sweater berwarna pink pastel, sepatu kets berwarna biru pastel, dan tas selempang berwarna putih. Dan juga kubiarkan rambut hitam lurusku tergerai.

Aku menyukai pakaian simple seperti ini, dan ketahuilah bahwa aku tidak menyukai high heels karena itu hanya membuat kaki ku sakit dan pegal-pegal.

Lalu, aku mendengar suara klakson mobil dari luar, aku yakin itu suara klakson dari mobil Jimin.

Aku bergegas keluar rumah dan mengunci pintu.

Dan benar saja mobil putih Jimin sudah terparkir didepan rumahku.

Aku menghampiri mobil jimin, lalu masuk kedalam mobil putih itu.

Aku pun melihat Jimin yang tersenyum, saat aku sudah masuk kedalam mobil.

Saat ini ia mengenakan kaos putih polos, dan kemeja putih polos, juga kacamata hitam yang membuatnya terlihat sangat cool.

Ugh, ia sangat cool walau hanya dengan pakaian casual seperti itu.

Dan wajahnya, astaga tampan sekali.

"Ada apa eoh? Mengapa kau melihatku seperti itu? Aku tahu kok aku ini tampan." Jimin terkekeh.

"Astaga jiwa percaya dirimu sangat tinggi ya." Aku ikut terkekeh.

Tapi sungguh, ia memang sangat tampan.

"Haha Kajja! Kita berangkat." Ujar Jimin. (Ayo.)

Aku pun mengangguk. Kemudian Jimin pun melajukan mobilnya.

-*-

Kami sudah sampai di BigHit, aku dan Jimin berjalan menuju lift.

Saat sudah masuk lift, tiba-tiba Jimin menggenggam tanganku.

Deg. Seketika jantungku berdegup dengan cepat.

Tapi, aku pun membalas genggaman itu, tangannya sangat hangat, sungguh membuatku nyaman.

Bibirku membentuk senyum.

Aku merasakan kupu-kupu sedang berterbangan di perutku.

Ada apa denganmu Choi Eunra?

Lalu, aku dan Jimin sampai di lantai yang dituju.

Aku dan Jimin keluar dari lift dan berjalan di koridor.

"Oppa, aku ke toilet dulu ya, kau duluan saja nanti aku menyusul." Ucapku.

Aku memang sedang ingin ke toilet sekarang ini.

Jimin mengangguk lalu melepaskan genggaman tangannya, "Baiklah. Tapi kau tahu kan letak Bangtan Room?"

Aku mengangguk, "eoh, arayo." (Iya, aku tahu.)

"Baiklah aku duluan ya." Jimin tersenyum seraya melambaikan tangannya.

Aku pun masuk kedalam toilet.

5 menit kemudian...

Aku keluar dari toilet dan sudah berdiri di koridor.

Saat aku ingin melangkahkan kaki ku, tiba-tiba suara-suara aneh mengiang-ngiang di telingaku, refleks aku menutup kedua telingaku.

'Kita memang harus putus.'

'Lepaskan aku, biarkan aku pergi.'

Aku samar-samar mendengar suara itu, tapi aku tidak tahu itu bersumber dari mana.

Tapi aku yakin sepertinya ini efek dari penyakit Amnesia yang di deritaku ini.

Kepalaku juga mulai pusing, sangat pusing dan sangat sakit seperti sedang di tusuk-tusuk oleh ratusan jarum.

Refleks aku juga menutup kedua mataku.

Aku pun terduduk di lantai berwarna putih ini, rasanya aku sudah tidak sanggup berdiri.

Lalu, kurasakan seperti ada potongan-potongan memori di otakku, tapi aku tidak mengerti maksud dari ini semua.

Apakah ini tentang masa lalu ku?

Aku bodoh, aku tidak bisa mengingatnya.

'Park Jimin. Cepat kesini, aku sudah tidak kuat. Tolong aku, ini sangat pusing.' Batinku.

Aku hanya mampu memanggil nama Jimin entah mengapa, dan berharap ia segera datang kesini.

Kemudian, kurasakan ada seseorang memegang bahuku, "Eunra-ya. Neo wae irae?" (kau kenapa? || ada apa denganmu?)

Lelaki di hadapanku ini terlihat sangat cemas.

Aku masih dapat melihat wajahnya, tapi bibirku ini sudah tidak bisa berkata apa-apa. Entah mengapa mengatakan satu kata pun begitu sulit.

-*-
JIMIN's POV

Kulirik jam tangan yang terletak di pergelangan tangan kiriku.

Kira-kira sudah sekitar 15 menit EunRa tidak kunjung datang juga.

Sedang apa dia di toilet? Mengapa bisa lama seperti ini?

Apakah sesuatu terjadi padanya?

Haruskah aku menghampirinya?

Baiklah, aku harus menghampirinya, aku takut terjadi apa-apa padanya.

Aku berlari pelan, dan kemudian aku pun berhenti di ujung koridor.

Aku terkejut melihat Eunra terduduk di lantai, sembari menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya dan memejamkan matanya.

Ada apa dengan gadis itu?

Saat aku sudah mulai melangkah lagi, akhirnya aku berhenti lagi tidak melanjutkan langkahku.

Pemandangan di hadapan ku ini membuatku berhenti dan mundur.

Kulihat ada seorang lelaki berkaos hitam, dan ber-beanie putih sudah lebih dulu menghampiri Eunra.

Dan tentu saja, menolong Eunra yang sedang kesakitan itu.

Ya, itu adalah Jungkook.

Rupanya aku terlambat lagi.

Untuk kesekian kalinya, aku merasa aku tidak bisa melindungi Eunra.

-To Be Continued-

Hi~ ini ff ceritanya seru ga? Mau dilanjut atau engga? Jawab di comment yaa.

HAPPY 1K VIEWS.🎉💕
MAKASIH BUAT PARA READERS😘

Maaf ya lama update nya krna bnyk tugas bgt, dan bntr lgi Ukk nih. Doain aku semoga lancar yaa amin😇

Keep VoMent!☺

사랑해, 감사합니다.

-mycuterabbit97-
Novia R.

Remember ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang