42: Euphoria

3.8K 304 64
                                    

"Hyung, aku antar Eunra pulang dulu karena ini sudah malam. Hyung dan yang lainnya pulang duluan saja, nanti aku menyusul." Ujar Jungkook kepada Namjoon.

"Baiklah. Jangan lama-lama, Jungkook-ah." Balas Namjoon. Jungkook mengangguk lalu Namjoon masuk ke dalam mobil menyusul member lainnya. Dan aku bersama Jungkook berjalan menuju mobil Jungkook.

Aku pun masuk ke dalam mobil. Jungkook yang duduk di jok pengemudi pun mulai menyalakan mesin mobilnya kemudian melajukan mobilnya.

***

"Eunra-ya,"

Aku menoleh ke arah Jungkook, "Ne, Oppa?"

"Sebelumnya, Jimin Hyung pernah melukai dirinya sendiri setelah ia bertengkar denganmu. Ia meninju tembok hingga jari-jari tangannya berdarah. Apakah kau tahu?"

Aku pun berpikir. Berapa detik kemudian aku teringat sesuatu. "Ya, aku tahu. Malam itu, entah kapan, aku lupa. Yang pasti, malam itu Jimin datang ke rumahku dengan kondisi tangan diperban," ujarku.

"Tapi saat itu, aku tidak peduli padanya." Lanjutku.

"Kenapa kau tidak peduli padanya?" Tanya Jungkook.

"Mungkin karena saat itu aku sangat kecewa dan sakit hati karenanya, aku jadi berusaha untuk tidak peduli lagi." Jawabku sambil menatap lurus ke depan.

"Kau tahu? Itu pertama kalinya Jimin Hyung melukai dirinya sendiri karena seorang gadis," ucapnya.

"Sejak kejadian tahun 2013, dimana kau dan Jimin Hyung putus. Sejak saat itu, hingga saat ini, ia tidak pernah dekat atau menyukai gadis lain. Jimin Hyung itu tipe orang yang setia. Jika ia sudah mencintai satu gadis, ia akan sungguh-sungguh mencintai gadis itu. Dan gadis itu adalah dirimu, ia hanya mencintaimu." Lanjutnya.

Aku menoleh ke arah Jungkook, "Jinjjayo?"

Jungkook menoleh ke arahku, "Jinjja. Aku tidak bohong." Balasnya sambil kembali menatap jalan di hadapannya.

Aku memandang keluar jendela di sebelahku. Lalu aku pun menyadari sesuatu. Aku menyadari, betapa bodohnya aku yang sempat meragukan cinta seorang Park Jimin.

Bahkan, aku sangat egois karena tidak ingin mendengar penjelasan Jimin dan meninggalkannya begitu saja saat di sungai Han.

Ya, kejadian malam itu, di sungai Han, dimana Jimin mengatakan tentang masa lalu kami yang ia sembunyikan.

Seharusnya malam itu, aku mendengar penjelasannya dan tidak pergi begitu saja. Jika aku mendengar penjelasannya dan tidak pergi, mungkin, Jimin tidak akan melukai dirinya sendiri.

Aku baru menyadarinya. Aku baru menyadari, bahwa di sini yang terluka bukan hanya aku. Tapi, Jimin juga.

Benar kata Yoongi, Jimin menyembunyikan semuanya pasti ada alasannya.

Aku juga baru sadar, Jimin menyembunyikan masa lalu itu demi aku. Jimin hanya tidak ingin aku kembali terluka jika mengingat masa lalu itu.

Aku bodoh, karena selalu menganggap diriku terluka tanpa memikirkan kalau Jimin pun terluka.

"Eunra-ya," ujar Jungkook membuyarkan pikiranku. Aku pun refleks menghapus air mataku. Entah sejak kapan aku menangis.

"I-iya, Oppa? Sudah sampai ya?" Aku memandang ke luar jendela. Benar, ini sudah sampai di depan rumahku.

"Kau nangis? Kenapa?" Tanya Jungkook sambil memegang bahuku.

"Aniya. Aku tidak apa-apa. Baiklah, kalau begitu, aku masuk ke rumah ya. Terima kasih sudah mengantarku." Balasku sambil hendak membuka pintu mobil. Namun, Jungkook menahanku, "Jeongmal gwaenchana?" Tanyanya.

Remember ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang