12: Worry

6.1K 565 16
                                    

Lelaki yang menolongku, langsung menggenggam tanganku, dan menarikku ke belakang punggungnya.

Lalu maju dan menghadapi Gangster itu.

"Ya! Langkahi aku dulu sebelum kau menyakiti gadis ini. Aku tidak akan membiarkan kalian menyakiti gadis ini!"

-*-

Aku berdiri dibelakang punggungnya dengan perasaan takut dan tidak bisa berhenti menangis, untung saja ada dia jika tidak ada dia aku tidak tahu bagaimana nasibku sekarang.

Aku bersyukur ada yang menolongku, Terimakasih Tuhan.

Lelaki bermasker hitam, yang bernama Jungkook itu maju dan melawan dua lelaki gangster itu.

Aku mulai khawatir, aku takut Jungkook terluka karena ia menolongku.

Air mataku menetes lagi, takut dan khawatir menjadi satu sekarang, perasaanku campur aduk.

Beberapa menit kemudian, gangster itu pergi setelah berkelahi dengan Jungkook.

Jungkook menghampiriku, kutatap wajahnya, tidak ada luka atau memar di wajahnya, ah syukurlah ia tidak apa-apa.

Jungkook ada di hadapanku dengan wajah cemasnya, "apakah kau baik-baik saja?"

Bukannya menjawab pertanyaannya, Aku malah refleks memeluknya.

Entah dapat keberanian darimana, aku tiba-tiba memeluknya. Yang jelas saat ini aku sangat takut.

Aku menangis di pelukannya, dan kurasakan Jungkook mengelus punggungku.

Ia melepaskan masker hitamnya dan berkata, "tidak apa-apa, jangan takut. Mereka sudah pergi, sekarang kau sudah aman."

Ucapannya membuat hatiku terasa lebih tenang.

"Oppa.. a-aku t-tidak tahu bagaimana jadinya aku jika tidak ada kau. Hiks.."
Aku masih terisak.

Ia merenggangkan pelukannya, memegang bahuku dan menatapku, "yang penting sekarang, kau baik-baik saja kan? Apakah ada yang terluka?"

Aku menggeleng, "Tidak ada yang terluka.. terima kasih Oppa."

"Sama-sama. Tapi, mengapa kau berjalan di daerah sini? Ini bukan arah jalan menuju rumahmu kan?" Tanya Jungkook yang terlihat bingung.

"Aku sudah pindah rumah. Lalu, mengapa kau bisa ada di daerah sini?"

"Aku kebetulan lewat, dan aku melihat kau dibawa paksa oleh dua lelaki itu,"

"Jadi aku langsung lari menghampirimu, aku takut kau terluka." Lanjutnya.

"Eoh ne, geurae." Aku mengangguk mengerti. (Iya, Baiklah.)

"Baiklah, sekarang beritahu aku alamat rumahmu yang baru. Aku antar kau pulang."

Aku mengangguk dan memberi tahu alamat rumahku.

Aku masuk kedalam mobil merah maroon milik Jungkook. Kemudian Jungkook melajukan mobilnya menuju rumahku.

Berapa menit kemudian kami sampai, Jungkook turun membukakan pintu untukku, dan mengantarku sampai pintu rumahku.

Ya Tuhan, betapa baiknya dia...

"Jika ada sesuatu hubungi aku." Ia tersenyum.

Aku mengangguk dan tersenyum, "ne Oppa, jeongmal gomawo." (Iya, sungguh terimakasih.)

"Eoh, geurae. Na galge. Annyeong." (Iya, baiklah. Aku pergi dulu, bye.)

"Ne, josimhaeyo Oppa." Balasku (iya, hati-hati.)

Remember ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang