10: Who

6.9K 612 6
                                    

Kurebahkan tubuhku di tempat tidur dan kutatap langit-langit kamarku.

Hari ini terasa sangat lelah, mungkin karena di beri tugas yang banyak oleh dosen.

Tapi, biasanya tidak akan terasa lelah dan sangat lemas seperti ini.

Mungkin lemas itu terasa karena aku yang sedari tadi tidak bisa berhenti memikirkan Jimin. Aku khawatir.

Dan sampai sekarang Jimin belum membaca pesanku.

Lalu, kucoba buka pesanku yang tadi sore kukirim padanya. Untuk melihat apakah pesanku sudah dibaca atau belum.

Setelah kubuka, ternyata belum dibaca juga.

Sekitar 2 menit kemudian pesan itu akhirnya di baca.

'Akhirnya kau membacanya oppa.' Batinku. Aku tersenyum.

Beberapa detik kemudian ia meneleponku.

Langsung ku angkat teleponnya.

Terdengarlah suaranya di seberang sana.

"Yeoboseyo Eunra-ya." Saat mendengar suaranya memanggil namaku, tiba-tiba mataku memanas. (Halo)

"Oppa.. kau sudah mengetahui berita itu?"

"Iya. Aku, semua member dan Bighit sudah mengetahui tentang itu. Dan aku baik-baik saja."  Airmata akupun jatuh, aku menahannya tapi tidak bisa.

"Geokjeong hajima. Nan gwaenchana." (Jangan khawatir. Aku baik-baik saja.)

"Jaga dirimu baik-baik. Jangan sampai terluka."

"Aku janji, aku tidak akan terluka."

"Geunde.. Kau menangis?" Tanya Jimin dengan nada khawatir. (Tapi..)

"Aniya. Aku tidak menangis." (Tidak.)

"Jangan berbohong padaku."

"Mianhae Oppa.." (maaf.)

"Berhentilah menangis, jebal. Aku tidak ingin kau terus menangis karenaku." (Tolong.)

"Baiklah. Maaf.." ujarku yang mulai menghapus airmataku.

"Eoh. Baiklah, kututup ya teleponnya. Aku harus melanjutkan latihan. Kalau ada waktu istirahat lagi, aku akan mengirim pesan atau meneleponmu lagi."

Aku mengangguk walaupun ia tidak bisa melihatku. "Eoh. Geurae.." (Ya. Baiklah..)

Lalu Jimin memutuskan sambungan teleponnya.

Aku menghela nafas lega. Karena Jimin mengatakan ia baik-baik saja.

Aku percaya padanya.

-*-

Setelah beberapa jam akhirnya kelas berakhir.

Kumasukan buku-buku kedalam tas, Hyunri pun yang duduk di sebelahku, sedang memasukan buku-bukunya kedalam tas putih miliknya.

Kini, di kelas tersisa aku dan Hyunri, yang lainnya sudah keluar kelas.

"Eunra-ya. Kau sudah tahu berita tentang ancaman itu kan?" Tanya Hyunri.

"Arayo." (Aku tahu.)

"Apakah Jimin tahu tentang ini?"

"Eoh. Jimin mengatakan bahwa ia, semua member, dan Bighit sudah mengetahui itu." Jawabku. (Ya.)

Remember ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang