39: Tears

3.3K 299 43
                                    

"Aku ingin kau kembali kepadaku,"

Deg!

"Apakah kau mau menerimaku sebagai pacarmu lagi?"

Air mataku masih mengalir di pipiku dan mataku menatap Jimin dengan lekat. Jujur, aku melihat sebuah ketulusan di matanya. Aku juga bisa merasakan ketulusannya saat ia berbicara tadi.

"Eunra-ya, jawab aku," ucapnya dengan nada memohon. Aku masih terdiam sambil tetap menatap matanya. Aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa.

Kemudian Jimin berlutut sambil tetap menggenggam kedua tanganku, kemudian ia meletakkan kedua tanganku di keningnya. "Tolong jawab aku, Choi Eunra." Lirih Jimin.

Ya Tuhan, seberapa besar cinta Jimin padaku sampai ia berlutut memohon kepadaku seperti ini?

Aku menghela napas, "Jimin-ah, berdiri lah, jangan seperti ini," ujarku. Jimin pun berdiri dan menatap mataku.

Perlahan aku melepaskan kedua tanganku dari genggamannya lalu menghapus air mataku. Setelah itu aku menghela napas lalu mengatakan, "Kau tahu? Ini sulit untukku,"

"Aku membutuhkan waktu untuk memikirkan jawabannya, aku tidak bisa jawab sekarang, maaf."

"Baiklah, kalau begitu, aku akan memberimu waktu," Ujar Jimin.

"Aku tidak akan memberi batas waktu, kau boleh menjawabnya kapan saja sampai kau benar-benar menemukan jawaban yang tepat." Lanjutnya.

"Terima kasih." Ucapku.

Jimin tersenyum. "Sama-sama."

"Baiklah. Apakah masih ada yang ingin kau bicarakan?" Tanyaku.

Jimin menggeleng. "Tidak ada. Kenapa? Kau ingin pulang?"

Aku mengangguk untuk menjawab pertanyaannya. "Baiklah kalau begitu, ayo aku antar kau pulang." Kata Jimin. Aku mengangguk lalu aku dan Jimin berjalan menuju parkiran mobil.

Setibanya di parkiran mobil, kami pun masuk ke dalam mobil. Jimin menyalakan mesin mobilnya kemudian melajukan mobilnya.

Suasana di dalam mobil ini sepi. Aku diam, Jimin pun diam. Aku melirik sekilas ke arah Jimin yang sedang fokus menyetir. Kemudian aku menatap ke luar jendela.

"Bisakah kau membuka hatimu untukku? Bisakah aku memilikimu? Aku janji, aku akan membuatmu bahagia." Tiba-tiba saja aku teringat pertanyaan Jungkook kemarin. Baiklah, aku masih tidak tahu jawaban apa yang harus aku berikan kepada Jungkook.

"Apakah kau mau menerimaku sebagai pacarmu lagi?" Dan pertanyaan Jimin tadi tiba-tiba terlintas di otakku.

Ya Tuhan itu pertanyaan sulit. Sungguh, ini sulit. Aku benar-benar membutuhkan waktu untuk memikirkan jawabannya.

Terkadang, aku tidak percaya dengan kenyataan ini.

Jungkook menyatakan perasaannya padaku kemarin untuk yang kedua kalinya.

Lalu, hari ini, Jimin mengajakku untuk kembali berpacaran dengannya.

Astaga, bagaimana bisa ini terjadi?

Mengapa ini menjadi rumit?

"Eunra-ya..." panggil Jimin dan membuyarkan lamunanku. Aku menoleh ke arahnya. Kini, ia sudah menatapku. Dan aku baru sadar, ternyata mobil Jimin sedang berhenti karena ada lampu merah.

"Bagaimana mawar birunya? Kau suka?" Tanya Jimin.

Mawar biru?

Ah iya, mawar biru yang Jimin simpan di depan pintu rumahku berapa hari lalu.

Remember ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang