33: Last Chance

3.8K 307 12
                                    

Setelah kelas berakhir, Eunra masih duduk di kursinya sambil memasukkan buku ke dalam tasnya. Sedangkan Hyunri yang duduk di sebelahnya memperhatikan Eunra yang sedang memasukkan buku.

"Hei, kenapa wajahmu murung begitu? Ada apa?" Tanya Hyunri.

Eunra yang sudah selesai memasukkan buku pun menatap ke arah Hyunri sambil menghela napas, "Aku tidak apa-apa."

"Oh ayolah jangan berbohong. Aku ini sahabatmu, aku tahu jika wajahmu sudah seperti ini, pasti kau sedang ada masalah." Kata Hyunri sambil menatap Eunra tajam.

Eunra menghela napas lagi lalu menundukkan kepalanya, "Mungkin memang tidak seharusnya aku memilikinya."

Hyunri mengernyit bingung, ia tidak mengerti apa maksud kalimat Eunra barusan. "Maksudmu?"

Eunra pun diam sambil tetap menundukkan kepalanya, berusaha menahan air matanya. Kali ini ia tidak boleh menangis di hadapan Hyunri, ia tidak ingin membuat sahabatnya khawatir.

"Eunra-ya, jawab aku," ujar Hyunri.

"Kau bertengkar dengan Jimin?" Tanya Hyunri dengan hati-hati.

Eunra mendongakkan kepalanya dengan tatapan sendu lalu mengangguk lemah, tatapan Hyunri pun memancarkan kekhawatiran, "Kenapa bisa bertengkar?"

Eunra menatap Hyunri dalam diam, Hyunri pun mengerti, mungkin Eunra belum siap menceritakan semuanya sekarang. Hyunri memegang kedua bahu Eunra lalu tersenyum.

"Tidak apa-apa jika kau belum bisa menceritakan masalahmu. Tapi, aku akan selalu di sisimu. Dan aku akan siap kapanpun mendengarkan ceritamu." Ujar Hyunri.

Eunra tersenyum, "Terima kasih, Hyunri-ah."

"Iya, sama-sama." Balas Hyunri sambil menepuk-nepuk bahu Eunra.

"Yasudah sekarang kita pulang." Ajak Hyunri sambil bangkit dari posisi duduknya.

Eunra pun ikut bangkit, "Maaf, Hyunri-ah. Tapi aku tidak akan langsung pulang, aku mau ke suatu tempat dulu." Kata Eunra.

"Mau aku temani?" Tanya Hyunri.

Eunra menggeleng sambil tersenyum tipis, "Tidak. Aku sendiri saja." Tolaknya dengan halus.

"Eoh, geurae. Na galge." Kata Hyunri sambil tersenyum. (Iya, baiklah. Aku pergi dulu.)

Eunra mengangguk lalu melambaikan tangannya, "Josimhaeyo." Kata Eunra. Hyunri pun mengangguk sambil melambaikan tangannya lalu pergi. (Hati-hati)

Setelah Hyunri pergi, Eunra berjalan berbalik arah menuju suatu tempat yang bisa membuatnya tenang.

Rooftop.

Tempat itu lah yang sering Eunra datangi jika ia merasa sedih, kesal, marah, dan bahagia sekalipun. Karena tempat itulah yang mampu membuatnya sangat nyaman.

Eunra menaiki tangga menuju rooftop, sesampainya di sana, ia duduk di tempat biasa. Yaitu tempat duduk di dekat pagar.

Rambut hitamnya tertiup angin, Eunra memejamkan matanya sambil merasakan angin berhembus.

Berapa detik kemudian, ia membuka matanya lalu berkata, "Ya Tuhan, mengapa semuanya menjadi seperti ini." Kata Eunra pada dirinya sendiri.

Mata Eunra mulai berkaca-kaca. "Kenapa Jimin tega membohongiku selama ini? Kenapa?" Kata Eunra lirih. Cairan bening dari mata indahnya pun jatuh. Ia menangis lagi dan lagi.

"KENAPA KAU MELAKUKAN SEMUA INI PADAKU, JIMIN OPPA?!" Teriak Eunra. Ia mengeluarkan kekesalannya sekarang setelah ia pendam. Air matanya mengalir deras. Rasa sakit di hatinya terasa kembali.

Remember ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang