22: Precious

4.7K 436 20
                                    

JIMIN POV

"Sial, mengapa harus macet di saat seperti ini?!" Ucapku sambil menghela nafas kasar dan menatap kesal pada jalan di hadapanku.

Aku melirik jam tangan yang berada di pergelangan kiriku, Ya ampun.. sudah pukul sembilan malam. Pasti Eunra sudah menunggu lama.

Sial aku telat, dan lebih sialnya lagi, ponselku low dan ponselku sudah mati sekarang. Jadi, aku tidak bisa mengabari Eunra.

Ya tuhan, betapa sialnya hari ini.

Beberapa menit kemudian, aku pun terbebas dari macet. Lalu, ku lajukan mobilku dengan kecepatan yang tinggi. Tapi, tetap saja aku harus berhati-hati.

Berapa menit kemudian aku tiba di Namsan Tower. Setelah memarkirkan mobil, aku memakai masker, dan topiku lalu keluar dari mobil.

Tentu saja untuk menyembunyikan identitasku yang notabene nya seorang idol. Bisa bahaya jika aku ketahuan.

Aku berjalan cepat mencari Eunra yang telah menungguku lama.

Aku sudah berlari kecil kesana-kemari di area Namsan Tower, tetapi aku sama sekali tidak melihat Eunra.

"Kamu dimana?" Gumamku, yang masih berusaha mencari gadis yang kucintai.

Apakah ia sudah pulang karena menungguku terlalu lama?

Aku melirik jam tanganku, 10.10 PM KST. Sepertinya Eunra memang sudah pulang.

Baiklah, sekarang aku harus cepat menuju rumah Eunra.

Aku pun berlari menuju parkiran, ketika sudah duduk di kursi kemudi, aku pun melajukan mobilku.

-*-
EUNRA POV

"Aku kecewa.." gumamku sambil menutup wajahku dengan kedua tanganku.

Air mata belum bisa berhenti mengalir di pipiku. Sungguh, aku kecewa pada Jimin.

Sudahlah, aku tidak mengerti padanya.

Ting Tong...

Aku langsung bangkit dari tidurku dan menghapus air mataku.

Aku melirik jam dinding, ya tuhan ini sudah hampir jam 11 malam, siapa orang yang bertamu ke rumahku malam-malam begini?

Aku berjalan mendekati jendela, aku mengintip dari balik gorden lalu melihat kebawah.

Ada mobil putih terparkir di depan pagar rumahku. Baiklah sekarang aku tahu siapa yang datang.

Park Jimin.

"Untuk apa dia kesini?!" Ujarku kesal.

Ting Tong...

Bel berbunyi lagi.

Aku menghela nafas lalu turun kebawah.

Kubuka pintu di hadapanku, lalu mendapati Jimin berdiri di depan pintu.

"Eunra..." Ucapnya pelan dengan tatapan yang tak bisa kuartikan.

"Kenapa kamu kesini?" Ucapku dengan ekspresi datar.

Ia menunduk, "Eunra, aku.. a-"

"Apalagi Jim?! Apa?!" Aku membentaknya, ya tuhan aku tidak bisa mengendalikan emosiku.

Ia mendongakan kepalanya, menatapku sendu.

Air mata sudah berkumpul di pelupuk mataku, "Tega ya kamu. Aku sudah menunggumu di sana berjam-jam. Dan kamu gak datang-datang juga, dan kamu juga sama sekali gak kasih aku kabar,"

Remember ; BTS Jimin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang