Jimin's POV
Eunra memanggilku dengan suara pelan, tetapi aku masih bisa mendengarnya karena aku berada di sampingnya.
Aku menatapnya dan menjawab, "eum.. kenapa?"
"Sasireun.." aku diam untuk menunggunya berbicara.(Sebenarnya..)
"Ada sesuatu yang ingin kukatakan." Ia menatapku serius.
"Katakan saja, aku akan mendengarnya dengan baik."
Aku berfirasat ia akan mengatakan sesuatu yang terjadi padanya, sampai membuatnya lupa segalanya.
"Sebenarnya selama ini aku merasa aneh."
"Kenapa?" Tanyaku seraya menatap matanya serius.
Ia melanjutkan, "Ketika aku melihatmu aku selalu teringat oleh seseorang, tapi aku tidak tahu siapa orang itu.." ia berhenti sejenak,
"Dan saat aku melihatmu secara langsung aku semakin merasa kalau kau itu seseorang yang sebelumnya memang dekat denganku,"
"Tapi aku tidak tahu siapa orang itu, ini sungguh aneh dan membingungkan." Lanjutnya.
Aku masih mendengarkannya bercerita, "Sejujurnya, aku nyaman saat bersamamu dan rasa nyaman itu seperti pernah kurasakan sebelumnya,"
"Tapi kapan? Dan dengan siapa? Aku tidak bisa mengingatnya."
Andaikan kau ingat bahwa seseorang itu adalah diriku.
Tapi aku tidak bisa mengatakan padamu bahwa aku adalah mantan pacarmu, karena aku takut kau akan membenciku saat kau mengetahuinya.
Maafkan aku Eunra.
Setelah beberapa menit hening aku bertanya padanya, "Mengapa kau tidak bisa mengingatnya?"
Aku menatap matanya, terlihat jelas kesedihan di matanya.
Ia menghela nafas, "Saat di New York aku mengalami kecelakaan, dan aku mengalami benturan keras di kepalaku sampai mengeluarkan darah terus menerus.."
Sekarang ini matanya berkaca-kaca, "eomma dan appa ku, mengatakan.. bahwa aku kehilangan ingatanku, aku Amnesia."
Aku syok mendengar penjelasannya, lalu air matanya jatuh mengalir di pipinya.
Aku langsung memeluknya dan mengusap punggungnya, menenangkannya.
"Uljima.. gwaenchanayo. Yang terpenting adalah kau sekarang masih hidup, itulah yang terpenting."
(Jangan menangis | Tidak apa-apa.)Aku sekarang mengerti mengapa Eunra lupa segalanya.
"Ini konyol.. aku kira amnesia hanyalah ada di film atau novel. Tapi sekarang aku mengalaminya.."
"Sekarang aku seperti orang bodoh yang tidak mengingat apapun, aku benar-benar bodoh." Ia terisak dalam pelukanku.
Aku mengeratkan pelukannya dan terus mengusap punggungnya, "Jangan berkata begitu, kau tidak bodoh. Berhentilah menangis Eunra-ya."
Aku merenggangkan pelukanku, lalu memegang kedua pipinya, dan menghapus air matanya.
"Jangan menangis lagi, mengerti?"
Ia mengangguk dan tersenyum tipis, "terima kasih oppa sudah membuatku merasa lega."
Aku tersenyum, "ya, sama-sama."
"Sekarang sudah malam lebih baik kita pulang. lagipula udara malam disini sangat dingin, aku takut kau semakin kedinginan nanti," Ujarku.
"Tetapi, sebelum pulang, ayo kita berfoto dulu." Lanjutku.
"Berfoto? Denganku?" Tanyanya menunjuk dirinya sendiri.
Aku terkekeh, "Iya tentu saja denganmu." Ia mengangguk dan tersenyum.
Lalu kami berpose.
Cekrek!
Setelah selesai berfoto, aku dan Eunra masuk ke mobil.
Kunyalakan mesin mobil, kemudian kulajukan mobilku.
-*-
Eunra POV
Kita sudah sampai di depan rumahku, "oppa, gomawo pinjaman jaketnya." Aku mengembalikkan jaketnya.
Ia mengambilnya dan mengangguk, "Iya sama-sama. Dan kau jangan menangis lagi, tersenyumlah.. senyummu itu sangat manis."
Ucapannya membuatku tersenyum dan semangat lagi.
"Baiklah, terima kasih." Jimin mengangguk lalu aku keluar dari mobilnya, Jimin memutar balikkan mobilnya lalu pergi.
Lalu aku masuk ke rumahku.
Saat aku sampai di kamarku, kurebahkan tubuhku di ranjangku dan kutatap langit-langit kamarku.
Saat ini, aku sangat dekat dengan dua idol populer, Park Jimin dan Jeon Jungkook.
Aku bahagia, walaupun aku sadar aku hanyalah seorang fans dan tidak terlalu berharap lebih.
Tapi setidaknya, aku bisa berteman dekat dengan mereka, dan impianku terwujud.
Lalu getaran ponselku menyadarkan lamunanku. Ada pesan dari Jungkook. Lalu aku membacanya.
JungkookJeon: Eunra-ya. Kau kuliah dimana?
EunraChoi: di Seoul National University. Wae oppa? (Kenapa?)
JungkookJeon: besok setelah kuliah kau sibuk tidak?
EunraChoi: aniya oppa. (Tidak.)
JungkookJeon: mau tidak besok pergi denganku? Aku ingin bertemu denganmu.
EunraChoi: eoh, geurae. (iya, baiklah.)
JungkookJeon: ok, see you.
Setelah chat dengan Jungkook, aku pejamkan mataku lalu akupun tertidur.
-*-
Keesokkan harinya...Kelas kuliahku sudah selesai hari ini, aku merapikan buku-buku lalu memasukkannya kedalam tas ku yang berukuran sedang dan berwarna pink pastel.
Setelah itu, aku menuruni tangga, dan berjalan menuju gerbang.
Sekarang aku sudah sampai di gerbang, aku berjalan sedikit ke tempat yang tidak terlalu ramai untuk menunggu Jungkook.
Beberapa menit kemudian ada mobil berwarna merah maroon datang, berhenti tepat dihadapanku.
Kaca mobil itu terbuka, seseorang yang ada di dalam mobil melambaikan tangannya.
Mengisyaratkanku untuk segera masuk ke mobilnya. Ya, ia adalah Jungkook.
Aku masuk kedalam mobilnya, ia tersenyum saat melihatku. Aku juga tersenyum saat melihatnya.
Lalu, Jungkook melajukan mobilnya.
Jungkook akan membawaku ke suatu tempat, yang akupun tidak tahu akan kemana.Sekitar beberapa jam kemudian kami sampai.
Jungkook membawaku kesini, Bomun Pavilion, Gyeongju.
Saat ini sedang musim semi, tempat ini sangat indah saat musim semi.
Dimana bunga-bunga sakura mulai bermekaran, dan sesekali merontokkan kelopaknya, ketika angin berhembus.
Bagiku, musim semi kali ini sangat indah.
-To Be Continued-
Keep VoMent ya😊 thanks😘💕
Thanks,
-mycuterabbit97-
Novia R.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember ; BTS Jimin✔
FanfictionSetelah beberapa tahun berpisah, pada suatu malam mereka bertemu lagi secara tidak sengaja. Namun, saat mereka bertemu, Eunra tidak mengingat apapun. Ia Amnesia. Jimin pun menyembunyikan tentang masa lalu mereka berdua. Ia hanya tidak ingin Eunra te...