"Maafkan aku.."
"Maaf? Untuk apa?"
-*-
Jimin POV
"Maafkan aku.." aku masih mengelus pipinya.
"Maaf? Untuk apa?" Ia terlihat bingung.
Maaf untuk segalanya, ini semua salahku karena sudah membuatmu seperti ini, aku menyesal. Maafkan aku.
Tetapi aku masih belum bisa mengatakan itu padamu, Mianhae Eunra-ya. (Maaf.)
"Maaf karena aku sering membuatmu khawatir." Aku berbohong, maaf kan aku belum bisa mengatakannya.
Aku hanya takut kau membenciku, saat kau mengetahuinya.
"Gwaenchanayo oppa." Ujarnya tersenyum. (Tidak apa-apa.)
Sangat ingin ku katakan 'maafkan aku, ini salahku. Aku menyesal.'
Tapi aku tidak sanggup.
Kuturunkan tangan kiriku dan kutundukkan kepalaku, rasanya air mataku akan jatuh, benar saja dalam hitungan detik air mataku jatuh.
Dapat kurasakan satu tetes air mata membasahi tanganku.
Sial. Mengapa harus menangis seperti ini di hadapannya?
"Oppa. Kau menangis?" Ia memegang pundakku.
Aku menghapus cepat airmataku, dan mendongakkan kepalaku, kutatap matanya sebentar lalu memeluknya.
Dulu, jika aku menangis atau merasa sedih, Eunra selalu ada di sampingku dan aku pasti memeluknya.
Karena dengan begitu, perasaan sedih perlahan sedikit demi sedikit menghilang begitu saja, karena adanya Ia di sampingku.
"Kenapa kau menangis?" Ia membalas pelukkanku dan mengelus punggungku.
Aku menghapus airmataku, "Ani. Aku tidak menangis." Aku berusaha menyakinkannya bahwa aku baik-baik saja. (Tidak.)
"Jika kau memang sedang merasa sedih, menangislah sepuasmu, agar kau merasa lebih lega." Ucap Eunra.
Eunra memang seseorang yang paling mengerti diriku.
"Gomawoyo Eunra-ya." (Terima Kasih.)
"Sama-sama oppa."
-*-
Eunra POV
Sekitar beberapa menit yang lalu, disinilah aku. Di atap gedung kampusku.
Aku duduk disini seraya melihat pemandangan kota Seoul dari atas sini, aku pun bisa melihat langit yang cerah secara dekat disini. Langitnya cerah, sangat cerah.
Tetapi, tidak seperti suasana hatiku sekarang ini. Suasana hatiku tidak secerah langit di atas sana.
Hatiku ini terasa mendung dan terasa hampa.
Ya mungkin, karena tidak ada dia.
Ah tidak, maksudku karena tidak ada mereka.
Ya benar, mereka ada Jimin dan Jungkook.
Aku masih bingung, sebenarnya siapa yang kusukai?
Aish. Jinjja pabboya Choi Eunra!
(Dasar Choi Eunra bodoh!)Tapi sungguh aku bingung dengan perasaan ini. Aku sendiri pun tidak mengerti dengan perasaan ini. Aneh bukan?
Baiklah, lupakan tentang itu. Aku sedang tidak ingin memikirkan tentang itu.
Aku saat ini, sangat merindukan mereka, sudah sekitar satu bulan aku tidak bertemu mereka.
Karena bts sudah memulai Konser The Wings Tour. Tentu saja mereka sangat sibuk.
Aku menyesal tidak menonton konser The Wings Tour in Seoul, karena aku saat itu sangat banyak tugas.
Jadi, aku sibuk dengan tugas-tugasku itu. Ugh, menyebalkan. Padahal aku sangat ingin menonton konsernya.
Jimin atau Jungkook masih mengirimku pesan, tetapi tidak terlalu sering, tapi aku paham.
Karena aku tahu mereka memang sangat sibuk.
Aku juga tidak ingin mengganggunya.
Lalu, kubuka lockscreen ponselku dan setelah terbuka, aku membuka aplikasi Instagram.
Tentu saja ingin melihat Update-an atau berita tentang bts.
Saat aku melihat-lihat postingan di Timeline, aku menemukan postingan dari salah satu Fanpage BTS. Dan di postingan itu berisi sebuah ancaman pembunuhan untuk Jimin dari Anti BTS.
Aku refleks menutup mulutku dengan tangan kiriku.
Aku langsung membuka aplikasi twitter dan mencari akun tersebut.
Ternyata akun itu benar adanya, ia adalah Anti BTS yang sedang mengincar Jimin dan mengancam akan membunuh Jimin.
Aku belum tahu ini benar atau tidak. Tapi tetap saja rasa khawatir melandaku sekarang ini.
Aku khawatir pada Jimin, aku takut terjadi apa-apa padanya.
Seketika tubuhku terasa lemas.
Aku menundukkan kepalaku, mataku mulai berkaca-kaca. Ingin ku tahan agar tidak jatuh, tapi aku tidak kuat, aku tidak bisa menahannya. Akhirnya air mataku jatuh. Kututup wajahku dengan kedua tanganku.
'Mengapa orang baik, ramah, murah senyum sepertimu masih saja banyak yang membencimu?' Batinku.
Aku tidak mengerti jalan pikiran Haters.
Mengapa mereka begitu membenci Jimin?
Kesalahan apa yang Jimin perbuat pada mereka?
Lalu, aku hapus air mataku dan mengirimi Jimin pesan lewat KakaoTalk.
ChoiEunra: Oppa. Apakah kau sudah tahu beritanya?
ChoiEunra: Apakah kau baik-baik saja? Aku berharap kau baik-baik saja. Aku mengkhawatirkanmu.
Aku tahu Jimin tidak akan membalas pesanku sekarang, tapi aku berharap ia akan membalas secepatnya.
Lalu ku lihat langit mulai mendung, kemudian aku bangkit dari dudukku, masuk kedalam gedung. Dan berjalan menuruni tangga.
Setelah sampai gerbang, aku berjalan menuju Halte bus.
Saat bus datang, aku masuk, saat ini bus sedang sepi penumpang. Jadi masih banyak bangku yang kosong.
Lalu, aku duduk di salah satu bangku yang kosong, aku duduk tepat di dekat jendela.
Kupasang handset, kuputar lagu '2! 3!' Milik BTS.
Pandanganku melihat kearah luar jendela, melihat jalanan yang bus ini lewati.
Di pikiranku sekarang ini hanya ada Jimin, aku sangat khawatir padanya.
Air mataku menetes lagi, lalu hujan pun turun.
Seakan-akan langit ikut menangis. Ikut merasakan kesedihanku.
Sekitar beberapa menit hujan mereda, dan aku juga akan segera turun.
Saat bus sampai di halte yang kutuju, aku turun, dan berjalan menuju pulang.
'Aku disini berdoa agar kau dan semua member Bangtan tetap aman, dan tidak terjadi hal-hal yang buruk. Aku berharap kau baik-baik saja. Jangan khawatir, ARMY's Will Protect You. Park Jimin.'
-To Be Continued-
Keep Vote+Comment ya.
Thanks☺💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember ; BTS Jimin✔
FanfictionSetelah beberapa tahun berpisah, pada suatu malam mereka bertemu lagi secara tidak sengaja. Namun, saat mereka bertemu, Eunra tidak mengingat apapun. Ia Amnesia. Jimin pun menyembunyikan tentang masa lalu mereka berdua. Ia hanya tidak ingin Eunra te...