The Darkness of Heart

Prolog

"Brengsek, setelah aku membantu membuat perusahaan nya menjadi sebesar ini, lalu dia memfitnah ku begitu saja supaya dia bisa menguasi segalanya. Lihat saja, aku bersumpah suatu saat nanti akan ku balaskan dendam ku padamu Erwin." kata ayah ku dengan berapi api.

"Sayang kumohon tenangkan dirimu, kita kan lagi di jalan , lagipula ada anak-anak disini." kata ibu ku dengan wajah sangat sedih sekali seraya mengelus lengan ayah.

Entah apa yang terjadi pada orang tua ku saat ini, semenjak mereka datang menjemput ku dan kakak ku dqri rumah kakek, ayah sudah mulai marah marah seperti ini.

"Aku benar-benar bersumpah bahwa aku aku akan membangun perusahaan ku sendiri dan menghancurkan perusahaan nya. Aku ak- " belum selesai ayah ku berkata tiba-tiba saja aku melihat ada sebuah truk besar tepat melintas didepan mobil kami dan sedetik kemudian, suara keras yang memekakkan disusul rasa sakit akibat benturan yang sangat keras dikepala ku, dan sebelum semua nya menjadi gelap, samar samar aku masih bisa melihat kakak ku yang merintih kesakitan disampingku dan setelah nya hanya ada kegelapan.

"Ina bangun lah sayang kau baik-baik saja kan? Ini kakak ada disini ayo lah bangun sayang. " Aku mendengar suara kakak ku dengan samar-samar dan membuatku terperenjat bangun.

"Kau baik-baik saja kan? Mimpi itu lagi?" tanya kakak ku sambil mengelus puncak kepala ku, aku hanya diam saja tak menanggapinya.

Sebenar nya itu bukanlah sebuah pertanyaan yang harus aku jawab, karena sebenarnya mimpi itu memang sudah menjadi bagian dari hidup ku selama 15 tahun ini. Semejak kecelakan itu terjadi, mimpi ini seolah-olah sudah menjadi bagian dari hidup ku, dan itu semua karena satu nama yaitu Erwin Handoko.