Aku diam membeku menatap nya, aku tidak tau apa yang harus ku lakukan sekarang. Detik ini juga aku mulai berpikir untuk berinisiatif menyiap kan cadangan jantung yang cocok untuk ku, sehingga kelak jika aku membutuhkan kan nya maka aku sudah siap. Bagaimana tidak? Jantung ku kali ini benar-benar berdetak begitu cepat hingga rasa nya ingin meledak. Seakan ingin ikut-ikutan juga, darah ku berdesir begitu kuat hingga aku takut darah ku akan keluar dari jalur aliran normal nya. Ini sungguh tidak bisa ku tangani, aku benar-benar bingung namun campur senang juga. Semua nya mengaduk menjadi satu tanpa mampu kupilah mana yang lebih dominan di antara keduanya. Ya tuhan mimpi kah aku sekarang? Tapi jika ini mimpi lalu mengapa aku bisa merasakan jantung ku berdetak sangat keras? Jika ini sungguh bukan mimpi dan ini semua benar-benar nyata, apa yang harus aku lakukan?
Iya. Aku akan menjawab nya iya.
Tapi entah bagaimana mulut ku serasa terkunci rapat-rapat, walaupun aku sudah mencoba membuka nya tapi mulut ku seolah sedang tidak ingin diajak bekerja sama.
"Ina?"
"Oh?"
"Will you marry me?"
"Yes, i will." jawab ku refleks.
Senyum James merekah lebar tergambar dengan jelas di wajah nya yang tampan itu. Aku sendiri masih seperti antara sadar dan tidak sadar bahkan saat James meraih tangan ku dan memasukkan cincin di jari ku pun masih belum mampu membuat ku tersadar dari kebingungan yang melanda ku saat ini.
"Aku mencintaimu." kata James.
Kini berkat ucapan nya dan saat aku melihat nya menatap ku dengan penuh cinta seperti ini membuat ku kembali mampu mengambil alih kesadaran ku secara sempurna. Aku tersenyum bahagia saat melihat nya mengarah kan tangan ku ke bibir nya dan mengecup nya lembut.
"Ini menjadi hadiah ulang tahun ku yang luar bisa, terimakasih untuk hadiah mu ini."
"Kau berulang tahun?" tanya ku dengan terkejut. James mengangguk kecil. James berulang tahun? Aku tidak tau itu. Yap kini aku baru sadar jika aku memang sama sekali tidak tau tanggal berapa ulang tahun nya. Ini sungguh keterlaluan, aku memang pacar paling buruk yang pernah ada di muka bumi ini. Bagaimana aku bisa tidak tau kapan pacar ku ulang tahun? Harus nya aku mecari tau sejak awal kami berkencan, tapi aku bahkan sama sekali melupakan hal itu.
"Maafkan aku ya, aku tidak tau kau sekarang sedang berulang tahun. aku juga tidak punya hadiah apa-apa untuk mu sekarang." sesal ku. Aku menundukkan kepalaku dengan sedih dan malu. James meraih dagu ku dan membuat ku menatap wajah nya.
"Untuk apa? Kau adalah hadiah paling terindah yang diberikan Tuhan untuk ku." jawab nya sembari tersenyum lebar pada ku. Aku pun ikut tersenyum dan merengkuh nya dalam pelukan ku.
"Kau juga hadiah terindah yang diberikan Tuhan." gumam ku di pelukan nya.
***
Setelah membahas dan juga mempertimbangkan semua nya akhirnya James dan aku memutuskan untuk menikah di pulau Bali, tempat dimana James melamar ku. Lagi pula aku juga sudah jatuh hati pada tempat itu setelah beberapa hari aku berada disana, maka menjadi kan Bali menjadi tempat dimana cinta ku dan James akan diikat secara sah adalah impian ku. Aku tersenyum membayang kan kini tidak ada lagi kesedihan yang akan menghiasi wajah kami berdua, setelah melewati banyak penderitaan akhirnya kami berdua sama-sama mendapat kan kebahagiaan kami lewat cinta. Siapa yang menyangka jika akhirnya aku akan menikah dengan James? Aku bahkan tidak pernah memimpikannya sekali pun. Aku terkekeh pelan saat mengingat nya. Bagaimana bisa aku memimpikan menikah dengan James padahal yang selalu saja mucul di mimpiku adalah hal-hal di masa lalu ku yang menyedihkan. Aku kali ini sungguh berharap bahwa Tuhan sedang tidak ingin menguji ku lagi seperti saat aku berpikir mulai sedikit bisa merasakan kebahagiaan ku bersama Mario.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of Heart
RomanceKaina Putri Hutama, memiliki masa lalu yang pahit hingga menjadikan hatinya dipenuhi kegelapan dan kebencian pada satu nama yaitu Erwin Handoko, orang yang menyebabkan kematian kedua orangtuanya. Keinginan nya untuk membalaskan dendam ayah nya pad...