Chapter 11

54 16 2
                                    


"Kak aku kan sudah bilang padamu kau tidak perlu membawa banyak barang, kita bisa membelinya nanti ketika di sana." ucap ku pada kakak ku yang masih saja sibuk mengemasi barang-barang nya.

"Kakak lebih suka membawa nya Ina, sudah lah lebih baik kau tunggu didepan. Sebentar lagi kakak akan menyusul mu, sudah sana pergilah. Kau ini cerewet sekali dari tadi bahkan kau tidak membantuku sama sekali. Sana!" kata nya sembari mendorong ku keluar kamar nya.

"Kalau begitu cepat, kita harus segera berangkat."

"Iya-iya bawel sekali sih kamu, lagi pula siapa suruh pergi secara mendadak seperti ini." jawab kakak ku dengan cemberut. Terkadang kakak ku ini masih bersikap seperti anak kecil padahal umur nya sudah 28 tahun.

Setelah semua siap kami langsung menuju ke Airport untuk segera berangkat ke Indonesia. Aku langsung menuju ruang tunggu VIP sembari menunggu pesawat ku siap. Kakak ku sendiri sudah sibuk video call dengan anak-anak sambil merayu mereka yang menangis karena sedih ditinggalkan kakakku.

"Pesawat sudah siap Nona." kata James pada ku.

"Baiklah kita berangkat. Kak kau sudah siap?" tanya ku pada kakak ku yang masih sibuk video call dengan murid-murid di Happy School.

"Iya sebentar sayang. Kalian jangan nakal ya, belajar yang baik. Ina ayo bicara dulu pada mereka." Aku berjalan ke arah kakak ku dan menyapa anak-anak yang nampak dari mereka sedang menangis sesenggukan.

"Kalian jangan sedih, kami janji saat kamu kembli nanti kami akan membawa banyak hadiah untuk kalian. Ok? Kami berangkat dulu ya." Pamit ku sembari melambaikan tangan ku.

"Ayo kak." Aku berjalan mendahului kakak ku dan masuk ke dalam pesawat pribadi ku.

Aku juga membawa beberapa staff ku yang berkepentingan dan aku rasa nanti akan kubutuhkan disana, aku membawa sekitar 8 orang staff diantara nya James tentu saja.

Tapi entah mengapa saat ini aku tidak merasa bahagia sama sekali karena sebentar lagi aku bisa menyelesaikan pembalasan dendam ku, justru kali ini aku benar-benar merasa begitu gugup. Kenyataan bahwa aku akan kembali ke Indonesia setelah 15 tahun lama nya aku meninggalkan negara dimana semua kejadian mengerikan terjadi pada ku.

"Kau baik-baik saja? Kau terlihat gugup." Aku menatap kakak ku yang terlihat serius menatap ku sambil memicingkan mata nya penuh tanya.

Ahh kakak ku ini memang seperti cenayang. Dia selalu tau apa yang sedang aku rasakan hanya dengan melihat mata ku saja.

"Iya aku baik-baik saja kok." jawab ku dengan senyum manis.

Kakak ku malah terkekeh pelan saat mendengar jawaban ku tadi.
"Kakak mengenal mu sejak kecil, berbohong bukan lah keahlian mu sayang. Kakak tau kau pasti sedang gugup karena kau akan kembali ke Indonesia, kau takut akan kembali nya kenangan-kenangan masa lalu kita disana kan kan?" Aku membelalak kan mata ke arah kakak ku. Dia benar-benar cenayang, terkadang aku heran bagaimana sih cara dia mempelajari itu. Aku mencoba mengontrol diriku sebelum menjawab nya.

"Tidak, aku hanya tidak sabar saja karena sebentar lagi aku akan bisa membalas kan dendam ku pada Erwin Handoko. Sudah lama aku menunggu moment ini jadi tentu saja aku merasa begitu excited." jawab ku dengan berdalih. Kakak ku hanya tersenyum tipis dan kembali melanjut kan membaca majalah nya.

"Sebentar lagi masuk waktu makan malam Nona Hutama, apa yang ingin anda makan untuk makan malam anda berdua." tanya pramugari.

"Aku ingin makan Sabayon of pearl tapioca with island creek oysters and white sturgeon caviar. Minum nya berikan aku green tea saja. " jawab ku setelah membaca menu yang diberikan.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang