Aku menarik nafas ku dalam-dalam seraya merentangkan kedua tangan ku ke atas, melihat pemandangan di sini memang tidak pernah gagal memperbaiki mood ku dan membuat ku merasa lebih hidup. Rumah ini selalu mengingat kan ku tentang banyak kenangan-kenangan indah saat aku bersama kakek ku, Kak Ira, dan juga James. Aku kembali menghela nafas ku saat aku mengingat pertengkaran ku dengan James kemarin, hati ku masih terasa sakit dan kecewa akibat ucapan nya yang menyinggung perasaan ku. Hanya saja aku masih tidak percaya dia bisa berpikiran seperti itu bahkan disaat kami akan segera menikah James ternyata memiliki pemikiran bahwa aku malu tentang pekerjaan dan meminta nya menerima perusahaan itu agar bisa setara dengan ku, sepicik itu kah yang dia pikirkan tentang ku? Aku meminta nya menerima perusahaan itu karena dia mengatakan pada ku jika sebenarnya perusahaan itu adalah milik ibu nya dan mengapa James berpikiran begitu sempit tanpa mau mempertimbangkan banyak hal termasuk nasib perusahaan ibu nya juga? Pasti dia menolak nya karena satu hal yaitu ego nya sendiri.
"Nona?"
Aku terperanjat kaget saat tiba-tiba ada suara di belakang memanggil ku yang membuat ku sontak menoleh ke belakang.
"Anda baik-baik saja?"
"Hmm."
Hening.
"Maafkan aku."
Aku hanya diam sambil menatap lurus ke depan tanpa menoleh pada nya yang sudah bergabung duduk disamping ku.
"Aku tau jika aku salah dan ucapan ku kemarin sangat lah kasar dan tidak pantas, saat itu aku hanya merasa begitu bingung dan juga frustasi jadi aku sama sekali tidak sadar dengan apa yang aku ucapakan-"
"Bukan kah disaat kau tidak sadar itu lah berarti kau mengucapkan apa yang benar-benar ada dihati mu." potong ku dengan cepat.
"Benar, memang itu lah yang aku rasakan." jawab nya yang membuat ku menoleh terkejut pada nya.
Tanpa sadar aku menggigit bibir bawah ku dengan keras untuk menahan air mata yang jatuh dari pelupuk mataku. James meraih tangan ku dan menggenggamnya erat, dia menatap mata ku dengan lekat yang juga kubalas.
"Aku ini pria Ina, bagaimana pun juga aku menahan nya tapi tetap saja terkadang aku merasa begitu rendah saat berada disamping mu. Kau adalah CEO dari sebuah perusahaan ternama di Amerika, sedangkan aku hanya lah seorang bodyguard yang jatuh cinta pada boss nya sendiri. Terkadang aku merasa begitu sulit menanggung kenyataan itu semua tapi kemudian aku berpikir ini adalah keputusan yang sudah kuambil dan aku-"
"Menyesali nya?" potong ku kembali. James menghela nafas nya yang berat seraya melepaskan genggaman nya dari tangan ku dan meminjat kening nya sendiri.
"Aku tidak tau bagaimana kau melihat ku, sulit bagiku untuk menekan ego ku sendiri Ina apa lagi saat aku melihat kau bersanding dengan Mario yang mana dia adalah orang yang sukses dan memiliki perusahaan sendiri, menurut ku dia sangat lah pantas dan cocok bersanding bersamamu."
"Apa kau berpikir sepicik itu tentang ku? Disaat aku benar-benar mencintai mu apa adanya mengapa kau bisa berpikiran seperti itu? James, aku tidak peduli siapa dirimu dan apa pangkat mu atau bahkan seberapa kaya nya dirimu. Jika aku mencari pria yang sebanding dengan ku soal kekayaan maka aku akan menerima Will atau pria-pria yang lain saat itu, tapi tau kah dirimu bahkan disaat aku ingin menutup mata dan hati ku sekalipun hanya lah kau saja yang mampu terlihat oleh ku. Pikiran mu membuat ku benar-benar kecewa padamu James." bentak ku sembari berdiri dan berlari pergi. Aku berusaha keras menahan tangis ku agar tidak mengucur deras.
"Ina tunggu sebentar, maaf kan aku."
Aku menyentak tangan nya yang menahan ku namun James tetap mencekal nya dan membawa ku duduk kembali. Dia menangkup wajah ku dan menghapus air mata ku yang sudah jatuh tanpa mampu kubendung lagi, James terduduk di bawah ku dengan wajah menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of Heart
RomanceKaina Putri Hutama, memiliki masa lalu yang pahit hingga menjadikan hatinya dipenuhi kegelapan dan kebencian pada satu nama yaitu Erwin Handoko, orang yang menyebabkan kematian kedua orangtuanya. Keinginan nya untuk membalaskan dendam ayah nya pad...