"Bagaimana Nona?" tanya James pada ku saat kami sudah duduk di sebuah kursi yang ada didekat glinder kami.
"Ini sangat luar biasa James. Terimakasih." kata ku dengan tulus.
"Sama-sama Nona."
"Aku tidak tau kau ternyata benar-benar ahli dalam menerbangkan pesawat glinder itu." kata ku dengan kagum. Aku benar-benar heran apa sih yang tidak bisa pria yang satu ini lakukan.
"Saya sudah belajar terbang sejak saya remaja Nona."
"Benar kah? Kau pernah sekolah terbang juga? Aku tidak menemukan itu di data riwayat mu?" tanya ku dengan penasaran.
"Saya mempelajarinya bukan dari sekolah Nona tapi dari seseorang yang pernah dekat dengan saya." jawab nya dengan lirih.
"Siapa?" tanya ku lagi.
"Seseorang yang tidak ingin saya ingat." jawab nya dengan singkat. Aku bisa melihat perubahan wajah nya saat ini, rahang nya terlihat mengeras menandakan dia seperti sedang menahan amarah. Saat aku mulai memahami situasi yang berubah saat ini aku mencoba mencari topik baru untuk mengembalikan suasana.
"Kau benar James, kau tau saat ini aku merasa begitu ringan sekali seolah beban ku sedikit banyak terangkat dari bahu ku, terimakasih James." kata ku dengan tulus.
"Sama-sama Nona. Senang melihat anda bisa tersenyum seperti ini, saat anda tersenyum aura kecantikan anda semakin terpancar. Selama ini anda selalu terlihat sedih dan dingin namun sekarang ini anda terlihat seperti orang yang berbeda." Aku bisa merasakan panas diwajah ku saat ini, aku yakini wajah ku pasti memerah saat ini juga.
"Bukan hanya aku yang berubah, kau juga. Kemana pergi nya James yang selalu dingin dan kaku?" ujarku.
James terdiam sebentar mendengar ucapan ku barusan kemudian dia tesenyum tipis ke arah ku.
"Ini semua berkat anda Nona, anda membuat saya tersadar bahwa selama ini saya dan anda sudah terlalu lama mengurung diri kita sendiri. Membatasi diri kita dari kebahagiaan, yang membuat kita enggan untuk mencari kebahagiaan kita sendiri yang sebenar nya itu juga menjadi hak kita. Anda tau semenjak ibu saya meninggal saat itu saya merasa bahwa dunia saya telah hancur dan saya merasa tidak akan ada kebahagiaan yang tersisa untuk saya. Hingga akhir nya saya menjadi orang yang sinis terhadap kehidupan ini, bagi saya hidup ini kejam. Namun saat saya melihat anda selalu membatasi kebahagiaan anda dengan tidak pernah ingin menjalin hubungan dengan siapa pun karena masalalu anda yang gelap membuat saya mengingat kembali kata-kata ibu saya yang sudah lama saya abaikan. Dia pernah mengatakan pada saya bahwa jika kau tidak mau berusaha mencari kebahagiaan mu sendiri maka sampai kapan pun kebahagiaan tidak akan bersama mu, karena kebahagiaan datang jika kita mau membuka hati kita sendiri. Ibarat jika kau ingin ruangan mu menjadi terang maka kau harus membuka jendela nya agar cahaya matahari bisa masuk kedalam nya." ujar nya.
Aku tersentak mendengar perkataan James barusan, dia memang benar bahwa selama ini aku memang membatasi kebahagiaan ku sendiri hingga dendam ku terselesaikan terlebih dulu. Aku memang tidak ingin bahagia sebelum waktu nya. Ya sebelum waktunya, sebelum waktu itu datang dimana aku bisa membalaskan dendam ku pada Erwin Handoko.
"Ayo kita kembali saja, aku harus menyiapkan kepulangan ku ke Indonesia sebentar lagi." kata ku sembari meninggalkan nya.
"Nona tunggu." Aku termenung menatap tangan James yang sudah menggenggam tangan ku.
"Masa lalu anda memang menyakitkan begitu juga saya, namun percaya lah Nona Tuhan tidak sejahat itu. Walaupun saya seorang atheis namun entah mengapa didalam lubuk hati saya yang paling terdalam mengatakan bahwa semua kepahitan dimasalalu pasti akan digantikan Tuhan dengan sebuah kebahagiaan yang tersimpan di belakang nya. Saya tidak percaya pada Tuhan tapi hati saya memaksa saya untuk mempercayai nya. Jadi maukah anda berjuang bersama menghadapi setiap kepahitan disaat ini dan menunggu hal yang manis setelah nya? Saya akan membantu anda Nona melewati setiap kepahitan itu, saya berjanji." ucap nya dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of Heart
RomanceKaina Putri Hutama, memiliki masa lalu yang pahit hingga menjadikan hatinya dipenuhi kegelapan dan kebencian pada satu nama yaitu Erwin Handoko, orang yang menyebabkan kematian kedua orangtuanya. Keinginan nya untuk membalaskan dendam ayah nya pad...