Walaupun tubuh ku terasa sangat lelah namun tetap saja tak sabar rasanya ingin pulang secepat nya agar bisa segera bertemu dengan Mommy. Sudah lebih dari seminggu ini aku terjebak di kampus karena banyak nya tugas yang aku dapat, aku yakin saat ini Mommy pasti khawatir pada ku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan sikap Mommy ini, karena walaupun aku sudah berumur 19 tahun tapi tetap saja dia masih menganggap ku sebagai bocah kecil nya yang manja dan cengeng. Dalam beberapa hari ini dia sudah menelfon ku lebih dari 100 kali hanya untuk memastikan apakah aku baik-baik saja atau tidak, hingga membuatku malu karena teman-teman mengejek ku anak yang manja. Setelah memasuki pekarangan rumah dan memarkirkan Mercedes hitam ku, aku bergegas keluar dari mobil dan berlari menerjang salju untuk masuk ke dalam rumah. Langkah kaki ku sontak terhenti begitu aku mendengar suara seperti barang pecah yang kutebak akibat di lempar ke dinding.
Sayup-sayup tangisan dari Mommy terdengar dari luar sini. Darah ku semakin mendidih saat mendengar teriakan Daddy yang membuat Mommy kembali menangis.
"Aku sudah tidak tahan lagi dengan mu, lebih baik aku pergi."
"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku? Aku sudah mengorbankan kan banyak hal untuk hubungan kita tapi kenapa kau tega melakukan ini pada ku?" tanya mommy dengan suara yang terdengar begitu menyedihkan.
"Aku katakan pada mu, bagiku semua ini sudah tidak bisa kita pertahan kan lagi. Aku muak dengan semua nya termasuk dengan mu, mulai sekarang aku ingin kau untuk tidak mengganggu hidup ku lagi!"
"Tapi bagaimana dengan James! Dia adalah Putra mu dan jangan sakiti dia juga dengan kebenaran ini. Jika dia tau ayah nya meninggalkan ibu nya demi wanita lain, dia pasti akan sedih."
"James akan ikut dengan ku, karena dia yang akan mewarisi perusahaan ku nanti maka aku akan melatihnya mulai sekarang. James hanya akan menjadi pria lemah dan tidak berguna jika ikut dengan didikan mu yang selalu memanjakan nya."
"Jangan pernah kau berpikir untuk bisa mengambil putra ku, jika kau ingin pergi maka pergilah tapi jangan lupa jika perusahaan itu juga milik keluarga ku. Jika aku menuntut mu maka aku bisa mengambil semua milik ku dari mu." pekik nya.
"Ambil perusahaan mu tapi aku akan mengambil James." bentak pria brengsek itu dengan nada keras.
Sudah cukup. Aku tidak tahan lagi mendengar semua ini. Tangan ku mengepal dengan erat hingga aku bisa merasakan otot tangan ku yang seakan ingin mencuat keluar. Jujur saja ingin rasa nya aku masuk dan membunuh laki-laki bajingan itu, tapi kaki ku memilih untuk kembali keluar dan berlari menembus tebal nya badai salju. Aku terus berlari tanpa tentu arah, dingin nya malam sama sekali tidak membantu ku untuk memadamkan api yang berkobar begitu dahsyat didalam hati ku saat ini.
Rasanya hati ku sudah dihancurkan dengan begitu kejam nya oleh ayah ku sendiri. Tidak pernah terfikir sedikitpun oleh ku jika orang yang selama ini kukira adalah pahlawan bagiku ternyata dia hanya lah seorang iblis yang bersembunyi di dalam topeng malaikat nya.
"Lepaskan aku! Jangan menyentuh ku!"
Aku mendongakkan kepalaku begitu mendengar suara sepertinya seorang wanita, dengan penasaran aku pun berjalan mendekat dan menemukan seorang gadis yang sedang berusaha menepis tangan dua laki-laki yang menyentuh tubuhnya. Naluri menuntun ku untuk segera menolong gadis malang itu dan berlari mendekati mereka, dengan sekali sentakan aku menarik baju salah satu pria itu dan meninju wajah nya hingga dia jatuh tersungkur. Pria yang satu nya terlihat terkejut dengan kedatangan ku yang tak diundang ini.
Sadar jika teman nya sudah terkapar tak berdaya dia pun mencoba melayangkan pukulan nya padaku yang dengan sigap aku mengelak dari pukulan asal-asalan itu dan langsung melancarkan pukulan telak di rahang yang membuat nya langsung pingsan. Sedikit ku akui jika apa yang diajar kan oleh bajingan itu membuat ku mau tidak mau harus berterimakasih pada nya berkat ilmu bela diri yang selalu diajar kan kepada ku sejak aku masih kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of Heart
RomanceKaina Putri Hutama, memiliki masa lalu yang pahit hingga menjadikan hatinya dipenuhi kegelapan dan kebencian pada satu nama yaitu Erwin Handoko, orang yang menyebabkan kematian kedua orangtuanya. Keinginan nya untuk membalaskan dendam ayah nya pad...