Chapter 37

40 15 4
                                    

"Apa kau gila? Bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu James? Kesimpulan macam apa yang kau buat ini hah? Apa kau pikir aku akan percaya begitu saja jika Mario lah otak dari kejadian ini hanya dengan analisis mu yang kau simpulkan berdasarkan gerak-gerik Mario yang seperti itu? bahkan hanya dari gambar CCTV yang buram seperti ini? Jika kau memang tidak mampu menyelesaikan kasus ini maka katakan saja, tapi jangan membuat analisis bodoh semacam ini. Apa kau sadar tuduhan mu itu benar-benar serius?" bentak ku dengan keras.
Bagaimana bisa aku menerima informasi semacam ini, aku benar-benar tidak menyangka bahwa James akan menuduh Mario seperti ini.

"Nona saya mohon dengarkan saya dulu, saya tau kenyataan ini pasti sulit untuk anda percayai begitu saja maka dari itu saat saya menyampaikan informasi ini sebelum nya pada anda saya mengatakan bahwa saya masih harus mendalami nya terlebih dahulu apalagi saya sadar ini adalah tuduhan yang serius. Sebenarnya saya sejak awal sudah merasa ada yang aneh dengan Pak Mario tapi saat itu saya juga tidak begitu yakin namun setelah melihat video ini semakin membuat saya yakin ada sesuatu yang aneh dengan diri pak Mario, jadi saya mulai melakukan penyelidikan mengenai latar belakang kehidupan dia sebelumnya. Awal nya saya tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan dari latar belakang nya, dia adalah anak yang besar dari sebuah panti asuhan bernama Bakti Bunda. Saya juga mendatangi sekolah yang pernah ditempuh pak Mario selama ini dan saya juga masih tidak menemukan keanehan apapun hingga akhirnya saya bertemu dengan salah seorang teman Pak Mario bahkan dia mengenal baik Pak Mario. Dia mengatakan bahwa selama ini Pak Mario memiliki seseorang yang sudah dianggap seperti ayah nya sendiri dan orang itu lah yang membiayai pendidikan nya."

"Yah dia memang memiliki seorang ayah angkat." sela ku.

"Anda tau siapa ayah angkat Pak Mario?" tanya James.

"Tidak dia belum mengenalkan nya pada ku karena dia mengatakan bahwa ayah angkat itu sedang sakit parah dan dia juga saat ini tengah dirawat di-"

"Singapura?" potong James.

"I-iya benar dari mana kau tau?" tanya ku dengan terkejut.

"Anda ingat saya pernah mengatakan pada anda bahwa saat ini Handoko sedang sakit dan dia dirawat di salah satu rumah sakit di Singapura? Saya sudah mengkonfirmasi itu dan benar jika Handoko memang tengah berada di Singapura saat ini untuk menjalani perawatan kesehatan."

"Lalu?"

"Nona.... ayah angkat Pak Mario itu sebenarnya adalah Erwin Handoko." kata James sambil menunjukan pada ku sebuah foto yang didalam nya terdapat wajah orang yang sangat aku kenal walaupun wajahnya masih sangat muda, Mario kecil yang nampak sedang memeluk seorang pria yang tidak lain adalah Handoko. Aku menatap James dengan tatapan kosong, lidah ku terasa begitu kelu bahkan untuk sekedar membuka mulutku saja rasa nya begitu sulit saat ini. Tidak aku tidak bisa percaya ini semua begitu saja, aku harus mencari tau kebenaran nya sendiri.

"Nona?" teriak James pada ku saat aku tiba-tiba saja berlari meninggalkan nya. Aku langsung menyambar tas ku yang ada di meja depan dan mengambil kunci mobilku, begitu masuk aku pun segera mengemudi kan mobil ku dengan menggila. Aku mengeluarkan semua isi tas ku dengan tidak sabar sambil tetap terus mengemudi dengan kecepatan tinggi, begitu aku menemukan apa yang ku cari segera aku menekan tombol ponsel ku dan melakukan panggilan.

"Halo? Siapa ini?"

"Halo Tio ini aku Kaina, apa kau sedang sibuk sekarang?"

"Ohh hai Kaina gue nggak nyangka lo bakal nelfon gue, nggak sih gue lagi nggak lagi sibuk kok. Kenapa emang?" tanya nya.

"Ada hal penting yang mau aku tanyakan sama kamu, kalau kamu lagi nggak sibuk saat ini bisa nggak kita ketemuan sekarang? Nanti aku kirim lokasi nya ke kamu." pinta ku.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang