Aku mencoba meraih jam weker ku yang sedari tadi sudah meraung-raung dengan suara berisik. Hari ini adalah hari Minggu, hari dimana akau akan bangun kapan pun aku mau jadi jam weker yang berisik ini tidak akan kubiarkan menggangu jam tidurku. Akhirnya setelah aku berhasil meraih jam weker sialan itu dan mematikan nya, aku kembali mengangkat selimut ku hingga ke batas leher ku. Meringkuk diatas ranjang pada pagi hari Minggu memang adalah moment terbaik sepanjang masa, rasa nya akan sangat sayang jika di hari Minggu harus bangun pagi.
"Kainaaa ayo bangun ayo bangun, hari ini kita kan mau jogging." teriak kakak ku sembari mengetuk pintuku atau lebih tepat nya lagi menggedor-gedor pintu kamar ku.
Ini dia yang aku takutkan, akhirnya jam weker hidup telah datang. Suara kakak ku ini layak nya seperti toa masjid jika sudah membangunkan ku, dia ini jam weker yang tidak bisa kita matikan hanya dengan sekali pencet dan dijamin dia adalah alarm paling ampuh yang pernah ada dimuka bumi ini hingga hanya dengan sekali suara kita akan langsung terbangun.
"Inaaaaaa bangun ya kamu atau kakak perlu gelitiki kamu dulu nih." ancam kakak ku. Aku langsung melonjak bangun dan terduduk dengan wajah sebal.
"Kakak ini hari Minggu kenapa kau mengganggu ku?" erang ku.
"Kau lupa ya kalau hari ini kita akan lari pagi? Sekarang cepat cuci muka dan ganti pakaian mu untuk olahraga." kata kakak ku sembari menarik ku agar berdiri. Sambil menggerutu aku berjalan kearah kamar mandi dan bersiap-siap. Lima belas menit kemudian aku sudah selesai bersiap dan turun kebawah, namun kakak ku malah belum terlihat justru malah James yang ada disana.
"James kau sudah siap?" tanya ku saat melihat James yang sedang melakukan pemanasan didepan. James nampak begitu masklulin dan luar biasa tampan dengan mengenakan pakaian serba hitamnya itu. Aku mengetuk kepala ku sendiri agar kembali menyadarkan ku, aku mencoba bersikap biasa dan melakukan pemanasan seperti yang James lakukan.
"Ayo kita berangkat." Aku menoleh kearah kakak ku yang sudah bersiap, akhir nya kami keluar dari gerbang dan mulai berlari-lari kecil mengelilingi kompleks perumahan ini. Kakak ku yang hari ini nampak begitu semangat sudah meninggalkan ku serta James sedari tadi, aku dan James sendiri hanya berlari-lari kecil sembari menikmati udara segar dipagi hari.
"Sangat menyegarkan sekali ya lari-lari pagi begini, udara disini juga cukup segar." kata ku sembari memulai pembicaraan.
''Anda benar Nona, sensasi yang diciptakan saat jogging dipagi hari seperti ini sangat berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan menggunakan alat treadmill jauh lebih menyenangkan seperti ini." jawab nya. Aku merogoh saku celana ku saat merasakan ponsel ku bergetar, aku melihat siapa yang menelfon ku pagi-pagi begini. Mario Andromeda. Ya tuhan pagi-pagi begini bahkan dia sudah mengganggu ku. Keluh ku dalam hati.
"James aku angkat teleponnya dulu ya." kata ku sembari menjauh kearah nya.
"Mario?" jawabku.
"Hai Kaina sedang apa? Sudah sarapan?" tanya nya.
"Sedang lari pagi, iya sudah." jawab ku dengan singkat. Lagi pula Mario ini bertingkah seperti anak remaja saja yang pagi-pagi sudah menelepon hanya untuk bertanya aku sedang apa san sudah makan belum, itu terdengar menggelikan bagi kami yang sudah dewasa seperti ini.
"Ohh kau sedang lari pagi? Wah aku juga sedang lari pagi saat ini, kok bisa samaan ya? Apa jangan-jangan kita berjodoh?" ucap nya dengan percaya diri.
"Ohh berarti James dan Kak Ira juga bisa jadi jodoh mu juga Mario karena mereka kebetulan juga sedang lari pagi saat ini." kata ku dengan malas. Mario terdengar tertawa mendengar sarkasme ku barusan, dasar orang aneh.
"Baiklah jika kau sudah selesai dengan omong kosong mu dipagi hari ini, maka ijin kan aku untuk melanjutkan jogging ku jika kau tidak keberatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of Heart
RomanceKaina Putri Hutama, memiliki masa lalu yang pahit hingga menjadikan hatinya dipenuhi kegelapan dan kebencian pada satu nama yaitu Erwin Handoko, orang yang menyebabkan kematian kedua orangtuanya. Keinginan nya untuk membalaskan dendam ayah nya pad...