Chapter 29

25 11 2
                                    

Aku termangu mendengar perkataan Mario barusan, apakah aku salah dengar tadi?

"Menjauh dari James?" tanya ku memastikan.

"Iya, bisakah kau melakukan itu untuk ku." kata nya dengan wajah yang tegang.

"Ta-tapi kenapa?" tanya ku dengan tidak mengerti.

"Ayo kita masuk dan bersihkan dirimu terlebih dahulu, nanti kau sakit jika memakai pakaian basah seperti ini." ucap nya sembari melanjutkan jalan kami.

"Aku antar sampai kamar mu ya, awas pelan-pelan saja." Aku dengan hati-hati menaiki tangga menuju kamar ku, Mario memapah ku dengan penuh perhatian dan kesabaran.

"Baiklah kau mandi saja dulu setelah itu nanti aku aku mengobati kaki mu."

"Kau juga mandi lah, kau bawa pakaian ganti kan?" tanya ku sembari memegang tangan nya.

"Iya, aku juga akan mandi." jawab nya.

Setelah Mario keluar dari kamar ku, aku kembali diam termangu memikirkan maksud dari perkataan Mario tadi. Apa maksud nya dia meminta ku untuk menjauh dari James? Kenapa? Apa jangan-jangan Mario tau jika aku menyukai James? Astaga ini gawat jika itu benar. Aku langsung mandi dan setelah selesai berganti pakaian aku langsung turun untuk menemui Mario. Begitu aku turun aku sudah menemukan Mario yang sedang nampak sibuk dengan kotak obat, aku mendekat kearah nya dengan berjalan sedikit tertatih-tatih.

"Sayang kenapa kau tidak mengatakan pada ku jika kau sudah selesai mandi, kau tidak perlu turun ke bawah." kata nya sembari menghampiriku dan membantu ku berjalan.

"Aku baik-baik saja sayang." jawab ku. Mario langsung terdiam begitu mendengar ucapan ku tadi.

"Sayang?" Dia menatapku dengan terkejut. Aku mengangguk mengiyakan.

"Kau memanggil ku sayang? Aku sudah menunggu-nunggu saat dimana kau mengatakan itu pada ku." Wajahnya berubah menjadi begitu senang.

"Bisakah kita duduk." pinta ku karena kaki ku mulai cenat-cenut karena lama berdiri.

"Ohh iya aku sampai lupa, hati-hati sayang. Sini duduk, coba lihat mana kaki mu yang sakit." Mario berjongkok didepan ku dan melihat kaki ku yang terluka saat terjatuh tadi.

"Aww." teriak ku saat Mario menarik pelan kaki ku.

"Sakit?" tanya nya dengan cemas. Aku mengangguk sembari meringis kesakitan.

"Maaf ya karena diriku kau jadi jatuh tadi." kata nya dengan wajah menyesal. Aku menangkap ekspresi nya yang sedih, aku menangkup wajah nya dan menggeleng pelan pada nya.

"Tidak apa-apa kok, justru aku berterimakasih pada mu untuk kejutan ini. Aku sangat suka sekali." kata ku dengan tulus

"Benarkah?" tanya nya dengan senang.

"Iya. Mario saat kau bilang tadi aku harus menjauh dari James, apa maksud nya?" tanya ku langsung. Mario terlihat menghela nafasnya sebelum menjawabnya, dia meraih tangan ku dan mengecup nya pelan.

"Aku hanya tidak suka jika ada pria lain yang mendekati mu."

"Tapi James adalah bodyguard ku Mario, memang sudah kewajiban nya untuk selalu berada di dekatku jadi tidak mungkin kan jika James jauh dari ku?" kata ku.

"Iya tapi aku merasa takut jika kau pergi meninggalkan ku Kaina, karena aku sangat mencintaimu." ucap nya dengan lirih. Aku diam tergugu mendengar perkataan Mario tadi, rasa senang sekaligus sedih membuncah didalam hatiku. Aku senang karena Mario begitu mencintaiku dan aku bisa merasakan itu dari ucapan nya, tapi aku juga sedih karena aku merasa begitu jahat pada Mario sebab dia bukan satu-satunya pria yang mengisi hatiku, masih ada satu pria lain yang mengisi nya dan itu adalah James. Tidak Ina, lupakan lah James! Hanya Mario lah yang ada dihati mu saat ini, yakin kan pada dirimu sendiri bahwa James hanyalah kenangan dari masa lalu mu. Saat ini hanya Mario lah pria yang kau cintai.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang