Chapter 32

48 18 1
                                    


"Kita main air yuk!" ajak nya sembari menarik ku berlari.

"Sekarang? Mario kita bahkan belum sarapan saat ini." tolak ku.

"Sarapan kan bisa nanti sayang tapi main air di pagi hari seperti ini sensasi nya akan berbeda, ayo lah sayang." ujar nya dengan memasang wajah konyol nya sembari mengedip-kedipkan matanya. Aku mencubit pipinya dengan gemas karena sikap nya yang kekanak-kanakan ini, akhirnya aku mengangkat kedua tangan ku tanda menyerah. Mario sontak bersorak gembira sambil mengendong ku dengan berlari, aku yang takut pun menjerit meminta Mario untuk berhenti berlari dan menurunkanku. Akhirnya setelah aku mengancam akan mencubitnya tanpa ampun jika dia tidak menurunkan ku sekarang baru dia akhirnya menurut.

"Yuk!" ajak nya setelah dia melepaskan kemejanya. Aku berlari kecil disamping nya sembari tertawa bersama, kami langsung menceburkan diri kami ke dalam air laut yang begitu segar sekali. Aku tergagap saat tiba-tiba Mario mencipratkan air ke wajah ku dan membuat air nya masuk ke dalam mulut ku sampai aku terbatuk-batuk.

"Sayang.. Maaf ya kamu nggak papa? Aduh aku nggak sengaja sayang." ucap nya sembari menunduk melihat ku. Aku mendongak melihat nya dan langsung naik secara tiba-tiba ke atas tubuh Mario hingga akhirnya kami berdua malah terjatuh karena Mario kehilangan keseimbangan.

"Mario gimana sih kok jatuh." teriak ku dengan kesal.

"Yah abis kamu nya tiba-tiba naik gitu aja, aku kan kaget sayang."

"Ehhh mau nyubit aku pasti? Nggak enggak kena.. Eits nggak kena." ujar nya sembari menghindar dari cubitan maut ku.

"Mario ihh sini nggak." ancam ku dengan wajah bersungut-sungut. Mario tertawa terbahak-bahak sambil memeletkan lidah nya pada ku.

"Mau nyubit aku? Kejar aja kalo kamu bisa." tantang nya. Aku langsung berlari mendekat ke arah nya dengan susah payah namun Mario ternyata begitu gesit bahkan saat di air seperti ini, dia selalu saja bisa menghindar dari kejaran ku. Tiba-tiba ombak yang cukup besar datang dan menerpa ku, sontak aku terpental ke belakang karena hilang keseimbangan.

"Kaina." teriak Mario mendekat ke arah ku.

"Kamu nggak papa kan?" tanya nya dengan wajah khawatir nya. Aku mengangguk pelan sembari tersenyum licik kearahnya.

"Aawww." teriak nya dengan keras saat aku mencubit perut nya dengan cubitan yang kecil.

"Hahaha akhirnya kena juga kan kamu, makanya jangan nantangin aku." ujar ku dengan tertawa terbahak-bahak karena sudah puas mencubit nya barusan. Dengan merengut Mario mengelus perut nya yang kini sudah menjadi korban cubitan ku.

"Jahat kamu sayang, udah aku tolongin kamu malah menyiksa ku begini." kata nya dengan mulut mengerucut. Aku hanya tertawa sembari memeletkan lidah ku ke arah nya.

"Awas ya kamu." Aku langsung berlari saat Mario mendekat ke arah ku dengan wajah ingin balas dendam. Aku berteriak kaget saat dia sudah mencekal tangan ku dari belakang dan menarik nya hingga aku terjatuh dengan posisi dia berada dibawah ku. Aku tertawa geli  saat dia sudah menggelitiki ku tanpa ampun, aku yang sudah berteriak minta ampun malah semakin membuat nya tertawa puas. Tidak ada cara lain untuk menghentikan Mario jika begini, aku sontak berbalik kebelakang dan langsung mencium bibir nya dengan cepat. Berhasil. Mario berhenti menggelitiki ku dan menatap ku dengan terkejut karena ciuman kilat ku barusan.
Aku tidak melewatkan moment ini dan langsung berlari keluar dari pantai sambil memeletkan lidah ku sekali lagi, Mario masih berada disana seolah membatu.

"Kainaaaaa." teriak nya. Aku tertawa keras sambil melambaikan tanganku pada nya. Aku langsung masuk ke kamar dan membersihkan diriku yang sudah basah kuyup. Aku menatap cincin yang sudah bertengger manis dijari ku saat ini, aku tersenyum saat mengingat kembali bagaimana cara Mario melamar ku tadi. Aku menghela nafas ku pelan-pelan, rasanya aku belum pernah marasa begitu bahagia seperti saat ini, bahkan aku lupa kapan terakhir kali aku bisa merasakan kebahagiaan seperti ini. Kehidupan ku memang sudah banyak berubah sekarang, dulu aku bahkan bisa menghitung berapa kali aku bisa tertawa begitu lepas seperti ini dalam setahun. James dan Mario lah yang bisa benar-benar membuatku merasa begitu lepas saat tertawa, mereka berdua mengubah dunia ku menjadi lebih menarik, lebih berwarna dan lebih terang dibandingkan sebelumnya. Namun mengapa mereka harus datang secara  bersamaan seperti ini? James yang dulunya begitu dingin berubah menjadi begitu perhatian dan sukses membuat perasaan ku tumbuh pada nya. Mario, pria yang baru aku kenal namun dia lah yang sudah menyelamatkan hidupku hingga mengorbankan dirinya sendiri, pria yang walaupun baru aku kenal namun dia sudah membuat banyak perubahan dalam diriku hingga mampu menaklukkan hatiku yang gelap ini. Walaupun dua pria tampan ini sudah berhasil menaklukan hatiku yang sudah membeku selama bertahun-tahun lebih namun tetap saja bukan kah aku harus memilih salah satu diantara mereka? dan cincin yang ada dijari manis ku ini lah jawaban nya. Ya aku sudah memilih. Mario lah yang akhirnya aku pilih untuk menjadi bagian dalam hatiku kini, bagiku James hanya lah masa lalu yang harus aku lupakan mengenai perasaan cintaku pada nya. Mario lah yang sudah kupilih berarti aku juga harus menghargai perasaan nya mulai sekarang, bukan kah Mario meminta ku untuk menjauh dari James kan? Aku harus berusaha untuk melupakan James mulai sekarang karena aku sudah menjadi tunangan dari pria lain.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang