Chapter 9

59 17 5
                                    

Saat aku bangun entah mengapa aku merasa kepala ku begitu pusing sekali. Aku memijat
pelan kening ku dan mencoba duduk, namun saat aku bangkit dan duduk di pinggir ranjang tiba-tiba kaki ku terasa sakit sekali. Aku meringis pelan saat melihat kaki ku yang sudah di bebat dengan perban.
Aku baru ingat kalau tadi aku sempat tersandung dan jatuh dari tangga, aku mencoba berdiri dan rasa nyeri nya langsung menjalar ke seluruh bagian kaki ku. Aku mencoba nya lagi dan berusaha meraih meja dekat ranjang ku untuk menumpu tubuh ku.

"Nona? Anda sudah bangun? Apa yang anda lakukan, mari sebaiknya anda rebahan saja dulu." Aku mendongak saat melihat dia masuk dengan terburu-buru dan langsung memegang lengan ku membantu ku kembali tidur.

"Saya lega sekali anda sudah bangun dan baik-baik saja, saat saya melihat anda pingsan tadi saya begitu khawatir. Apa anda sudah merasa lebih baik? Saya tadi berusaha menghubungi Frank agar bisa menjemput anda ke sini dan bisa dibawa ke rumah sakit dengan helicopter, namun untung saja ternyata ada keluarga sebelah rumah kita yang memiliki anak seorang dokter. Dia membantu memeriksa anda dan dia juga mengatakan bahwa anda baik-baik saja hanya terkilir, saya sangat cemas sekali tadi." kata nya. Aku masih terus  menatap James yang memang saat ini terlihat begitu khawatir, terbukti dari tatapan mata nya saat ini. Aku tersenyum dan mengangguk pelan.

"Aku baik-baik saja kok." jawab ku.

"Sebaik nya anda jangan banyak berjalan dulu, kaki anda masih terkilir. Jika anda butuh sesuatu panggil saya saja atau Mrs. Felix,  saya akan mengatakan pada nya kalau anda sudah bangun. Dia juga sangat cemas tadi, saya juga akan mengambil makanan untuk anda. Bukan kah anda belum makan malam kan?" kata nya sembari berdiri. Aku meraih tangan nya dan menarik nya untuk kembali duduk.

"Temani aku saja disini." kata ku.
"Ba- baik Nona." James langsung duduk kembali di kursi samping ranjang ku dengan kikuk.

Aku terkekeh geli melihat tingkah James yang kupikir sangat lucu dan imut ini.

"Ada apa Nona? Apa ada yang lucu?" tanya nya sembari menatap ku heran.

"Iya, kau." jawab ku dengan tersenyum.

"Memang nya ada apa dengan saya Nona?" tanya nya dengan mengernyit heran.

"Lupakan saja. Apa diluar masih lebat salju nya?" tanya ku untuk mengalihkan pembicaraan.

"Masih Nona, namun tidak selebat tadi siang. Saya sudah melihat prakiraan cuaca, besok jalan pasti sudah bisa dilalui dan kita bisa segera mengobati luka anda." jawab nya.

"James?" James menatap ku saat aku tidak segera meneruskan ucapan ku barusan.

"Iya Nona?"

"Aku menyesal sudah mengatakan hal yang buruk pada kakak ku kemarin." kata ku dengan pelan.

"Apa yang anda katakan pada kakak anda kemarin memang salah, apalagi dia melakukan itu karena Nona Ira ingin agar anda bahagia. Namun anda jangan menyalahkan diri anda terus-menerus karena anda hanya sedang emosi saja saat itu."

"Aku tau dia melakukan nya karena dia menyayangi ku,  namun aku marah pada nya kerena dia terlalu mengatur hidup ku. Apalagi sampai mau menjodohkan aku, itu sudah diluar batas James. Dia tau kalau sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau menjalin kasih dengan pria manapun sebelum aku bisa balas dendam."

"Maaf kan atas kelancangan saya Nona, boleh kah saya bertanya sesuatu. Tapi kalau anda merasa saya kurang ajar maka anda tidak perlu menjawab nya." kata nya dengan ragu-ragu.

"Tanyakan saja." kata ku sambil menatap nya penasaran. Dia nampak begitu gugup, dia membuka mulut nya lalu menutup lagi. Aku yang mulai jengah karenanya langsung menatap nya dengan tajam dan menuntut. James yang mulai menyadari maksud dari gesture tubuh ku pun langsung paham.

"Embbt..  Itu Nona.. Ehh. " kata nya dengan gagap.

Aku mengerutkan kening ku dengan bingung melihat tingkah laku James. Apa yang sebenar nya dia ingin tanyakan? Mengapa dia nampak begitu gugup. Pikir ku.

"Apa Nona belum pernah sekalipun jatuh cinta? Maksud ku selama ini Nona selalu di kagumi banyak pria, apa kah salah satu dari mereka tidak ada yang dapat membuat anda merasa berdebar karena jatuh cinta?" kata James sambil terus memainkan tangan nya dengan gugup.

"Apa Nona belum pernah sekalipun jatuh cinta? Maksud ku selama ini Nona selalu di kagumi banyak pria, apa kah salah satu dari mereka tidak ada yang dapat membuat anda merasa berdebar karena jatuh cinta?" kata James sambil terus memainkan tangan ny...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf Nona, saya tidak bermaksud kurang ajar." ucap nya lagi setelah melihat ku hanya terus menatap nya dalam diam.

"Aku tidak marah, kau tidak perlu minta maaf." ucap ku sembari tersenyum tipis.

"Hati ku terlalu gelap untuk menerima cinta dalam hidup ku James." lanjut ku dengan senyum ironis.

"Saya tau anda memiliki masa lalu yang berat hingga membuat anda seperti ini. Jujur, saya tidak bisa mengatakan pada anda bahwa anda harus mencoba memaafkan masa lalu anda karena saya pun juga masih belum bisa memaafkan masa lalu saya sendiri." kata nya dengan pelan. Saat aku ingin menanyakan apa maksud dari perkataan nya barusan tiba-tiba ponsel ku berdering.

"Halo kak?" 

"Kau ada dimana Na? Kakak khawatir sama kamu." suara kakak ku terdengar bergetar.

"Saya permisi Nona." kata James sembari meninggalkan ku sendiri dikamar. Aku langsung mengangguk ke arah nya untuk memberi ijin.

"Aku ada di rumah kita di Lake Tahoe. Aku akan kembali besok. Sampai nanti." jawab ku  langsung menutup telepon nya.

Sebenar nya aku merasa begitu bersalah bertingkah seperti ini pada kakak ku, aku menoleh ke arah samping dan mengambil figura foto aku dan kakak ku.

Aku melihat senyumnya yang sangat indah, senyum yang selalu ingin aku lihat dari nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihat senyumnya yang sangat indah, senyum yang selalu ingin aku lihat dari nya. Tapi apa yang terjadi sekarang? Justru aku malah menyakiti hati nya dan membuat nya bersedih, walaupun ada rasa kesal yang masih ada di hatiku namun tetap saja bertengkar seperti ini adalah pilihan terakhir yang aku ingin kan. Bagaimanapun juga Kak Ira lah satu-satunya yang aku punya didunia ini, jika dia jauh aku pun sudah sangat merindukan nya seperi sekarang ini. Terkadang ego mengalahkan segalanya, jauh didalam hati ku saat ini aku sudah melupakan kejadian kemarin dan sudah memaafkan kakakku namun karena ego ku yang tinggi membuat ku enggan untuk memafkan nya dengan cepat.

Aku menghembuskan nafas ku pelan dan kembali teringat kata-kata James barusan. Aku bangkit pelan-pelan dan mengambil jubah piyama ku untuk pergi menemui James. Aku mencoba turun dengan tertatih-tatih dan saat sudah sampai di bawah, seketika aku langsung membeku dengan apa yang aku lihat. James sedang bertelanjang dada dan aku bisa dengan bebas melihat dada bidang serta perut sixpack nya. Jantung ku seakan-akan mencoba untuk keluar dari tubuh ku saking kuat nya deguban itu sekarang. Ohh tuhan kuat kan aku dengan godaan berat ini. Ina tutup mata mu dan berbalik lah, perintah  otak ku. Namun dengan bodoh nya aku malah mendekat dan berjalan ke arah nya.

Tbc 

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang