Chapter 35

34 16 1
                                    

Beberapa hari ini konsentarasi ku benar-benar sedang kacau sekali, semenjak James mengatakan bahwa ada sesuatu yang aneh dengan kasus penusukan itu membuat kubenar-benar menjadi mati penasaran tapi aku juga tidak mau mendesak James lagi. untuk mengatakan nya padaku. Aku yakin jika memang James belum mengatakan nya padaku sekarang ini berarti James masih belum yakin dan aku juga tau serta mengenal James dangan begitu baik, James sangat bisa diandalkan dan barang tentu kasus ini pun pasti akan bisa dia selesai kan dan pada akhirnya dia akan berhasil mengungkap siapa pelaku sebenar nya. Aku sendiri sebenarnya punya prioritas yang harus aku utamakan untuk dipikirkan saat ini yaitu Pernikahan ku dan Mario yang akan dilaksanakan sebulan lagi, yup aku sudah memutuskan untuk menuruti kemauan Mario untuk segera menikah di bulan depan ini namun sebenarnya aku juga tidak perlu memikirkan segala persiapan nya itu karena ada Kak Ira yang dengan suka rela menawarkan dirinya sendiri untuk menjadi WO personal. Aku memilih untuk mengadakan resepsi nya di Pulau Dewata Bali karena disana lah tempat yang menurut ku sempurna, rencananya aku juga akan mengundang beberapa relasi penting ku saja saat resepsi pernikahan kami di Indonesia karena sisa nya akan aku undang saat aku mengadakan pesta di San francisco nanti. Setelah menikah aku dan Mario sudah memutuskan untuk pindah ke San francisco dan dia juga akan serius untuk membangun perusahaan nya disana, awalnya justru aku yang merasa tidak yakin dengan keputusan Mario ini karena dia memutuskan untuk pindah ke Amerika dan meninggalkan perusahaan nya demi aku namun setelah Mario meyakinkan ku bahwa aku tidak perlu mengkhawatir kan perusahaan nya karena dia akan menangani semua nya dengan baik dan dia juga sudah memiliki pengalaman tentang ini maka barulah setelah itu aku akhirnya menyerah pada keputusannya itu.

"Sayang?" Aku tersentak kaget saat Mario yang ada di samping ku memanggilku dengan tiba-tiba.

"Hmm?"

"Ada apa? Kau terlihat tidak baik, sedari tadi aku perhatikan kamu diam saja. Apa ada masalah?" tanya nya dengan wajah risau. Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum kecil pada nya.

"Tidak ada, semua baik-baik saja." jawab ku sembari memakan popcorn dan kembali menatap ke depan untuk mencoba konsentrasi menonton film nya lagi.

"Ya sudah tapi katakan jika ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu padaku karena kita kan akan segera menjadi suami istri jadi kita harus saling terbuka." kata Mario. Aku menoleh menatap wajah Mario yanh sedang tersenyum lebar menatapku, aku meraih lengan nya dan menyenderkan kepalaku di bahunya dengan manja. Aku suka mendengar helaan nafas Mario yang berat itu, terasa begitu seksi dan maskulin sekali kedengarannya. Mario menggenggam tangan ku begitu erat sembari melihat film nya, rasanya begitu nyaman sekali saat berada didekat Mario seperti ini apalagi saat dia menyentuhku dengan lembut seperti ini membuat ku merasa aman dan dicintai.

"Mario aku ingin ke kamar mandi dulu ya." bisik ku.

"Baiklah hati-hati ya." pesan nya pada ku. Aku tersenyum miring sambil mengacungkan jempol ku untuk mengiyakan. Aku berjalan keluar dari gedung bioskop nya dan langsung menuju ke toilet nya, setelah mencuci tangan aku berjalan keluar untuk kembali ke dalam bioskop.

"Embtt Kaina?" Aku membalik kan badan ku saat aku mendengar ada yang memangil nama ku. Aku menemukan seorang pria tampan berwajah sedikit bule tampak sedang menatap ku dengan wajah terkejut sambil berjalan mendekati ku. Aku mengernyit bingung karena aku sama sekali tidak mengenal siapa pria ini.

"Lo Kaina kan? Kaina Putri Hutama?" tanya nya. Aku yang masih bingung bagaimana pria ini mengenalku sedangkan aku sendiri sama sekali tidak mengenal nya.

"Embtt iya saya Kaina maaf tapi anda ini siapa ya?" tanya ku dengan bingung. Dia melebarkan matanya seakan-akan terkejut dengan jawaban ku barusan.

"Ya ampun jadi ini beneran lo Na, serius ini Kaina gue?" kata nya sembari memeluk ku dengan erat. Aku yang kaget karena pria yang kata nya mengenal ku ini sudah memeluk ku seenak jidat nya langsung aku dorong hingga pelukan nya lepas. Dia ini siapa sih? Mengenalnya saja aku tidak.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang