Chapter 10

62 17 1
                                    

Demi tuhan apa sih yang terjadi pada ku saat ini? Mengapa dengan bodoh nya aku malah menghampiri nya seperti sekarang, bukan nya menuruti otak ku untuk pergi tadi. Tapi mau bagaimana lagi sekarang?  James sudah berbalik dan menatap ku dengan tatapan yang tidak bisa aku tebak. Dia langsung mengenakan baju nya dan otot tangan nya sungguh luar biasa, ah andai saja tangan itu membelai Ohh dasar otak mesum, ayo lah Ina kembali lah berpikir sehat. Tapi ini adalah moment yang luar biasa sayang jika di biarkan lewat begitu saja kan? Aku menggelengkan kepala ku pelan, hati dan otak ku malah sibuk dengan pendapat mereka sendiri-sendiri hingga tanpa menyadari bahwa ada pria yang sudah mendekat ke arah ku.

"Nona, anda baik-baik saja?  Mengapa anda malah turun?  Kaki anda masih sakit kan?" Aku terkejut saat James tiba-tiba sudah ada tepat didepan ku.

"Emb ya ak- aku su- sudah baik. Aku bosan dikamar. Bisa ambil kan aku coklat panas." ucap ku dengan tergagap. Aku sudah benar-benar gugup sekarang, apalagi saat James menatap ku seperti ini

 Aku sudah benar-benar gugup sekarang, apalagi saat James menatap ku seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baik Nona,  saya akan buat kan anda duduk dulu disini." kata nya sembari menuntun ku ke sofa. Aku langsung bernafas lega saat melihat James sudah pergi,  gila ini benar-benar gila.  Aku hanya melihat James dengan keadaan topless dan aku sudah bertingkah seperti cacing kepanasan begini. Ada apa dengan ku sih?

"Ini Nona." Aku menerima nya dengan tangan sedikit gemetaran.

"Anda kedinginan?" Aku hanya asal mengangguk pelan dan bersikap biasa saja, padahal jantung ku sendiri sekarang sudah tidak karuan. Belum hilang kegugupan ku tiba-tiba aku semakin dikejutkan dengan James yang sudah ada disamping ku dan memeluk ku dari samping. Aku masih syok dengan apa yang terjadi saat ini hingga tanpa aku sadari tangan ku sudah berkhianat dan malah ikut mempererat pelukanku pada nya.

"Maaf Nona saya hanya ingin anda tidak kedinginan saja. Dulu saat ibu saya masih hidup ketika saya kedinginan, ibu saya akan langsung memeluk saya dengan erat dan membuat saya merasa jauh lebih hangat." Aku mendongakkan kepala ku dan mata kami saling bertemu, aku bisa dengan jelas melihat kesedihan dimata nya.

"Kau pasti merindukan mereka kan?" tanya ku.

"Mereka?" tanya nya dengan heran. 

"Iya mereka, ayah dan ibu mu." Kata ku sembari mengangguk pelan.

"Ayah mu sudah meninggal kan? Hei aku baru sadar kau tidak pernah bercerita mengenai ayah mu, maksud ku selama ini kau selalu bercerita mengenai ibumu saja. Aku juga ingat saat interview dengan mu dulu kau mengatakan kalau kau sudah tidak memiliki siapapun didunia ini karena ibu mu sudah meninggal tapi kau tidak mengatakan kalau ayah mu itu meninggal juga atau tidak." tanya ku dengan heran.

James masih terdiam dan mengangguk. "Dia sudah mati Nona."

"Aku tau bagaimana perasaan mu saat ini, mengingat orang yang kita sayangi telah pergi itu sangat sakit sekali." kata ku dengan sedih.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang