Chapter 17

36 9 2
                                    

"Nona Hutama."

"Hmm?"

"Saya akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa pelaku nya, saya akan meminta rekaman CCTV dari restoran tadi. Setelah saya mengantar anda pulang saya akan langsung kembali kesana Nona, saya menduga ini diotaki oleh Erwin Handoko namun itu baru spekulasi saya saja." ucap James.

"Yah lakukan apapun itu dan temukan siapa dalang dari semua ini James." jawab ku sembari menoleh ke arah luar.

Sebenarnya aku sendiri saat ini masih syok dengan apa yang terjadi barusan, aku masih tidak menyangka kalau ini akan terjadi. Jujur saja sebagai seorang bussines women aku memang harus siap dengan segala konsekuensi ini yaitu memiliki banyak rival, terkadang kita tidak tau bagaimana cara berpikir seseorang. Di Amerika persaingan bisnis sangatlah ketat, terkadang kita harus memikirkan kemungkinan yang terburuk sekalipun termasuk hal seperti ini juga.

"Sudah sampai Nona." Aku langsung keluar tanpa menunggu James membuka pintu ku, aku masuk ke rumah yang ternyata ada kakak ku yang sedang sibuk membaca majalah.

"Halo sayang kau sudah pulang."

"Iya kak." jawab ku dengan lemah. Kakak ku yang menyadari keanehan sikap ku ini langsung mendekat ke arah ku sembari menatap ku dengan lekat.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat seperti habis menangis? Katakan pada ku ada apa Ina?" tanya nya dengan khawatir.

Aku menatap nya sebentar kemudian aku memutus kan untuk menceritakan kembali pada kakak ku tragedi apa yang baru saja aku lalui hari ini termasuk kecurigaan ku pada Handoko sebagai dalang dari semua ini. Kak Ira  tampak mendengarkan cerita ku dengan serius tanpa menyela ku sedikitpun, bahkan setelah aku selesai bercerita pun kak Ira hanya diam dan menatap ku dengan wajah yang tidak bisa aku tebak.
Setelah beberapa detik dia hanya diam dan menatap ku saja tiba-tiba dia membuat ku terkejut karena memeluk ku sembari menangis, aku masih diam membeku hingga kakak ku melepas kan pelukkan ku.

"Inilah yang kakak ku takutkan dari dulu, balas dendam itu seperti siklus musim yang selalu berulang. Dendam pun juga sama seperti itu, kalau kau sudah membalaskan dendam mu maka orang itu akan membalas mu juga kemudian kamu pun juga akan kembali membalas nya dan orang itu pun juga akan kembali membalas mu, begitu seterus nya bahkan dendam itu bisa sampai ke anak cucu kita. Itu lah  mengapa kakak sangat tidak setuju dengan rencana balas dendam mu itu, karena ini lah yang kakak takutkan. Kakak takut Handoko akan menyakiti mu karena dendam pada mu, Ina kalau sampai terjadi apa-apa dengan mu bagaimana kakak bisa melanjutkan hidup kakak Na?" ucap nya dengan menangis.

Aku tersenyum tipis kearah nya dan kembali memeluk nya dengan erat, aku berusaha menenangkan kakak ku dulu. Meyakinkan nya kalau aku tidak apa-apa, aku paham pasti kakak ku mengkhawatirkan aku karena aku hampir saja mati.

"Lalu bagaimana keadaan orang yang menyelamatkan mu tadi?" tanya kakak ku setelah dia mulai tenang.

"Tadi saat aku pergi dia sudah mulai membaik tapi besok aku akan ke sana untuk melihat perkembangan nya kak, aku berhutang nyawa pada dirinya." jawab ku.

"Besok kakak ikut menjenguk nya ya?"

"Iya besok kita akan bersama-sama menjenguk nya setelah aku pulang dari kantor, aku akan pulang cepat besok sekitar pukul 3 sore jadi kalau bisa kau sudah bersiap saat aku sudah pulang karena kau kan jika mandi sangat lama sekali jadi kita  bisa tinggal berangkat. Ya sudah aku mau ke kamar ku dulu ya aku mau mandi." ucap ku sambil berjalan ke arah tangga.

Aku masuk ke dalam bathtub yang sudah kuberi aroma lavender kesukaan ku, aroma menenangkan yang pas untukku saat sedang membutuhkan waktu berpikir. Aku kembali mencerna setiap kata yang diucapkan kakak Ira pada ku tadi, apa benar balas dendam ku ini lah yang menjadi penyebab nya. Apa benar Handoko ada dibalik semua ini? Apa kah aku akan diam saja saat mengetahui bahwa Handoko mencoba untuk membunuhku? Kalau aku membalas nya itu berarti apa yang kakak ku ucap kan itu benar, kalau dendam ini akan terus menerus berlanjut dengan saling balas membalaskan.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang