Chapter 34

31 15 1
                                    

Aku menganga lebar dan menatap nya dengan terkejut, kakak ku sontak menoleh kearah ku dan menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Embt jangan salah paham. Mak-maksud kakak tadi itu embt kau yang me-menyukai nya maksud ku dia yang menyukai mu tapi bukan kakak, bukan, bukan kakak kok. Kau ini jangan berpikir yang bukan-bukan dulu ya." racau nya. Aku menghela nafasku dengan panjang sembari menatap nya dengan wajah menyelidik.

"Kau menyukai Will ya?" tanya ku tanpa basa-basi.

"Menyukai nya? Ina, yang benar saja masa kakak menyukai orang yang begitu memuja mu seperti itu." jawab nya dengan tergelak. Aku menaikkan alis ku dengan curiga karena tak percaya begitu saja dengan ucapan nya, kak Ira mengentikan tawa nya dan mencubit pipi ku pelan.

"Sudah jangan menatap ku seperti itu."

"Kau tau aku tidak bisa bohong pada mu kan? Begitu juga sebaliknya kau juga tau kalau kau ini tidak bisa bohong padaku kan? Katakan yang sebenarnya!" Desak ku. Kak Ira terlihat begitu gugup saat aku terusmenerus menatap nya seperti  ini.

"Baiklah aku memang tidak bisa bohong pada mu dan baiklah aku akan jujur. Memang benar bahwa aku sedikit tertarik pada nya namun aku juga tidak mau menyebut itu sebagai cinta karena aku sendiri belum yakin dengan perasaan ku dan lagipula dia juga tidak menyukai ku kan." akunya. Aku tersenyum puas kearah nya, akhirnya setelah sekian lama aku bisa mendengar kakakku mengatakan bahwa dia menyukai seorang pria. Ohh terimakasih Tuhan karena kau akhirnya memberikan kesempatan pada kakak ku untuk mengurus hidup nya sendiri, selama hidup nya kakak ku hanya memikirkan orang lain saja tanpa mau memikirkan dirinya sendiri.

"Aku bahagia dan juga lega sekali akhirnya kau mengatakan pada ku bahwa kau sedang jatuh cinta pada seorang pria, jujur saja selama ini kupikir kau ini penyuka sesama jenis. Jadi kau menyukai Will ya? Sejak kapan itu?" ucap ku sambil memekik kegirangan.

"Aw aduh kakak." ringis ku saat dia mencubit hidung ku dengan keras.

"Enak saja kau bilang kakak penyuka sesama jenis, kau pikir kenapa kakak selama ini tidak mau berkencan hmm? Kakak itu menunggu mu terlebih dahulu mendapatkan pacar, nah karena sekarang kau sudah akan menikah dengan Mario maka kini gantian kakak yang ingin punya pacar. Lagipula kakak kan juga ingin merasakan ciuman panas seperti yang kau lakukan dengan Mario seperti saat itu." kata nya dengan menjengkelkan.

"Apaan sih kak kok jadi membahas masalah itu." jawab ku dengan kesal. Wajah ku pasti sudah memerah karena malu saat ini, kakak ku ini benar-benar hebat dalam hal mengalihkan pembicaraan. Dia berjalan mendekat dan membisikkan sesuatu padaku.

"Kau belum cerita pada kakak, apa yang sudah kalian lakukan selama 2 hari di pulau itu? Apa kalian sudah tidur bersama? Apa adik ku yang cantik ini sudah tidak per-"

"Kak Iraaaaaa." teriak ku dengan gemas. Ya tuhan ingat kan aku jika wanita tidak tau malu yang ada didepan ku ini adalah kakak ku sendiri agar aku tidak membunuh nya sekarang. Aku menoleh ke arah kiri dan kanan ku, orang-orang memandang ku dengan wajah aneh. Ya ampun aku lupa aku sedang ada di tempat umum saat ini. Aku mengangguk pelan sambil memberikan senyuman terbaik ku pada orang-orang yang menatap ku sebelum aku meninggalkan tempat ini, begitu aku sudah sampai luar dan masuk ke dalam mobil ternyata si pembuat onar sudah duduk di kursi mobil sambil menyedekap kedua tangn nya dan menyengir lebar ke arahku.

"Kau sudah tidak gadis ya?" ucap nya tiba-tiba. Sontak aku menutup mulutnya dengan tangan ku dan mendelik tajam ke arahnya, aku melirik ke arah James yang seperti nya acuh dan tidak begitu peduli dengan percakapan kami tadi.

"James ayo kita pulang." perintah ku.

"Baik Nona." jawab nya. Bersamaan ponsel ku berdering dan langsung aku angkat teleponnya.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang