Chapter 12

61 17 1
                                    

Akhir nya setelah perjalanan panjang yang melelahkan kami mendarat juga di Soekarno- Hatta International Airport. Setelah melewati bagian imigrasi aku langsung menghubungi Pak Doni yang hari ini akan menjemput kami.

"Nona Kaina?" Aku langsung menoleh ke arah suara dan menemukan Pak Doni yang sudah melambai sambil membawa kertas tulisan namaku.

"Selamat datang di Jakarta Nona, senang bisa bertemu dengan anda kembali." ucap nya.

"Iya senang bisa bertemu dengan anda juga. Kenal kan ini kakakku, Kaira Hutama dan mereka semua adalah staff ku.  Kau bisa berkenalan dengan mereka langsung nanti,  sekarang aku benar-benar ingin segera istirahat."

"Baik Nona, mari mobil nya ada diluar."
Aku menatap ke luar jendela mobil sambil mengembuskan nafas pelan. Kota ini memang tidak pernah berubah ya, tetap saja macet. Setelah perjalanan yang memakan waktu hampir 3 jam akhirnya kami sampai juga di sebuah rumah yang besar.

Aku langsung menyukai rumah ini, taman nya membuat rumah ini menjadi terlihat lebih segar jika dipandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku langsung menyukai rumah ini, taman nya membuat rumah ini menjadi terlihat lebih segar jika dipandang. Sudah lama aku ingin memiliki taman yang berisi bunga-bunga yang cantik dan juga pohon kecil yang rindang, namun karena aku tinggal di penthouse tentu membuat ku tidak bisa merealisasikan itu semua. Aku kembali teringat saat aku masih kuliah dulu aku tinggal dengan seorang teman ku di rumah nya, dan mulai saat itu aku begitu jatuh cinta pada bunga karena rumah nya benar-benar cantik sekali dengan dihiasi begitu banyak bunga dan pohon kecil.

"Yuk masuk." ajak kakak ku.
Ketika aku masuk ke dalam rumah, aku sudah dihadiahi suasana yang nyaman sekali.  Cahaya sore matahari menyirami seluaruh ruangan ini dengan cahaya keemasan. Aku naik ke atas menuju ke kamar utama nya, dan begitu masuk aku juga langsung menyukai kamar ini.  Warna cat putih mendominasi kamarku ini,  ditambah ranjang ukuran king size. Aku masuk ke dalam ruangan kecil yang memang sudah aku minta ke Pak Doni untuk dibuat kan. Ruangan yang sudah berisi pakaian,  tas,  sepatu hingga jam tangan sudah tertata rapi disini. Aku memang meminta ini semua sudah siap ketika aku datang kesini jadi aku tidak perlu membawa banyak barang saat ke sini. Aku yakin akan betah tinggal disini. Erwin Handoko ucapkan selamat datng untuk ku 

**

"Pagi kak, gimana tidur nya tadi malam?"

"Pagi sayang, nyenyak sekali. Sudah lama tidak merasakan cuaca seperti ini. Loh kamu sudah rapi sekali?" tanya nya sambil meminum teh nya.

"Iya, aku ada meeting penting hari ini." jawab ku dengan singkat.

"Tapi kan ini hari pertama kita di Indonesia dan kamu sudah sibuk? Padahal kakak berencana mengajak mu jalan-jalan ke mall." kata nya dengan raut kecewa.

"Aku hanya pergi sebentar saja kok, paling nanti siang aku sudah pulang." hibur ku.

"Janji?" Aku mengangguk sebagai jawaban.

Hari ini adalah hari yang paling ku tunggu-tunggu dalam hidupku.  Hari dimana aku bisa membalaskan dendam ku pada Handoko.

"Pagi Pak Doni." sapa ku pada nya yang sudah siap di depan.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang