Chapter 4

71 19 1
                                    

Malam ini aku akan bersiap siap makan malam yang sudah aku janjian pad Will beberapa hari yang lalu, aku lega saat dia menyambut baik persahabatan yang aku tawarkan pada nya. Aku mematut kan diriku sekali lagi di depan cermin untuk memastikan tidak ada yang salah dengan penampilan ku. Malam ini aku memilih mengenakan gaun  panjang tanpa lengan berwarna hitam dengan rambut yang  ku biarkan tergerai bebas, aku memilih memakai stiletto yang berwarnay senada dengan gaun ku dan sebagai pelengkap penampilan ku hari ini aku membawa tas kecil berwarna perak yang dihadiah kan kakak ku beberapa bulan yang lalu sebagai hadiah ulangtahun ku.

Saat aku sudah merasa tak ada yang salah dengan  penampilan ku, aku pun turun kebawah dimana Will sudah menunggu ku di ruang tamu, ia nampak sedang serius berbicara dengan seseorang di ponsel nya hingga tidak menyadari kedatangan ku, aku menunggu ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat aku sudah merasa tak ada yang salah dengan  penampilan ku, aku pun turun kebawah dimana Will sudah menunggu ku di ruang tamu, ia nampak sedang serius berbicara dengan seseorang di ponsel nya hingga tidak menyadari kedatangan ku, aku menunggu sampai dia menyelesaikan percakapan nya.

"Hai Will." sapa ku begitu ia menutup telepon nya.

Will langsung mendongak menatap ku dan tersenyum. "Wow My love kau kelihatan sangat cantik sekali malam ini, demi tuhan detik ini juga aku sudah merasa sangat menyesal memutuskan untuk melepas mu." Ujar nya sambil menggelengkan kepalanya. "Aku hanya bercanda My love." kekeh nya saat melihat wajah ku merengut.

"Ina Will, bukan My love." Ingat ku pada nya. "Kau juga terlihat sangat tampan sekali malam ini." Lanjut ku. Aku mengatakan itu bukan karena hanya ingin basa basi, kenyataan nya adalah malam ini Will terlihat sangat tampan sekali dengan mengenakan tuksedo hitam nya. Jika saja aku adalah wanita yang tidak memiliki masa lalu yang gelap mungkin aku sudah langsung terpesona pada pria ini, sayang nya hati ku sudah terlalu gelap untuk menerima cinta tulus nya ini.

"Benarkah? Menurut mu aku tampan? Ahh dari dulu aku juga sudah tampan. Dan iya maksud ku Ina, maaf kan aku Ina. Kau tau kan aku sudah terbiasa memanggil mu My love, jadi butuh waktu untuk merubahnya." jawab nya. Aku mengangguk pelan pada nya menandakan bahwa aku mengerti. Yah mau bagaimana lagi, Will memang sudah memangil ku dengan sebutan itu sejak pertama kali bertemu. Aku sudah mengenal Will sejak 2  tahun yang lalu saat aku bekerja sama dengan perusahaan ayah nya, Wild Group, saat itu Will sementara sedang menggantikan ayah nya sebagai bentuk pelatihan sebelum dia menerus kan tahta ayah nya. Dari situ lah Will mengenalku dan mulai mengejar ku hingga detik ini.

"Tunggu sebentar ya, aku pergi pamit ke kakak ku dulu." kata ku sembari berjalan meninggalkan nya. Aku pergi mencari kakak ku dan menemukan nya sedang duduk di ranjang nya sembari membaca buku, begitu melihat kedatangan ku, ia menatap ku dengan pandangan spekulasi. Selama ini aku memang tidak pernah membawa pria ke dalam rumah kami, jadi aku paham betul saat ini kakak ku pasti berpikir yang tidak-tidak.

"Aku berangkat dulu ya kak Ira." pamit ku pada nya.

"Semoga kencan kalian berjalan lancar ya sayang." Aku mendelik tajam ke arah kakak ku yang dibalas dengan cengiran dari kakak ku. Suara tawa kak Ira masih bisa kudengar saat aku berjalan menuju ruang tengah.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang