Chapter 18

41 9 4
                                    

Walaupun mata ku masih tertutup namun tetap saja aku seperti merasa silau sekali, lantas aku mengerjapkan mata ku beberapa kali dan menyadari kalau korden kamarku sudah tersingkap sempurna. Jam berapa ini? Aku menoleh ke arah jam yang ada nakas di samping ranjang ku. Sudah hampir jam 6 pagi ternyata, lantas aku bangun dan langsung mencuci muka ku karena hari Minggu ini aku berencana untuk meluangkan waktu ku khusus untuk Mario, aku ingin menjaga nya seharian ini. Kali ini aku ingin  membuatkan sup untuk nya, aku sudah belajar membuat sup nya kemarin lewat ajaran kakak ku dan rasa nya pun tidak buruk.

"Widih ada yang sudah bangun nih pagi-pagi buat masakin cowok tersayang nya." kata kakak ku yang tiba-tiba muncul dibelakang ku.

"Apa sih kak kumohon jangan mulai lagi, aku melakukan ini murni karena aku hanya peduli pada nya dan ingin sedikit membalas kebaikkan nya pada ku. Kakak tau kan dia itu  sebatang kara, pasti sangat menyedihkan saat kita sedang sakit tapi tidak ada satupun anggota keluarga yang  menemani kita. Aku hanya ingin membalas budi pada apa yang sudah dia lakukan untuk ku, walupun ini tidak sepadan dengan apa yang telah dia lakukan namun setidak nya aku bisa sedikit membalas kebaikan nya. Aku berhutang nyawa pada nya kak, dia bisa saja mati  karena ku jadi bahkan dengan apa yang ku lakukan saat ini sama sekali belum apa-apa." jawab ku dengan serius. Kakak ku menarik ku dari kebelakang hingga aku menghadap nya, lalu dia meraih tangan ku dan tersenyum manis ke arah ku.

"Kakak tau dan kakak mengerti maksud mu, apa yang Mario lakukan adalah hal yang besar memang. Kalau begitu temui dia dan rawat dia dengan baik sampai dia sembuh total, ok?" Aku mengacungkan jempol ku sebagai jawaban dan meneruskan kembali kegiatan memasak ku. Setelah selesai aku langsung mandi dan bersiap mengenakan pakaian ku hari ini.
"Selamat pagi James." sapa ku pada James yang sedang duduk di Taman depan. James langsung berdiri menatap ku dengan tatapan yang lagi-lagi tidak bisa aku tebak. Dia masih terus menatap ku hingga akhir nya aku mendekat dan memukul bahu nya pelan hingga dia terperenjat.

"Nona, anda sudah sangat rapi sekali di hari Minggu seperti ini. Anda ingin pergi ke suatu tempat?" tanya nya pada ku sembari masih terus menatap ku.

"Ya aku ingin pergi ke rumah sakit menemui Mario." jawab ku.
"Oh baiklah." jawab nya lagi namun mata nya masih tetap melihat ku dengan tatapan mata nya yang tajam itu. Aku mengerutkan kening ku. Ada apa dengan nya? Tidak biasa nya James menatap ku seperti ini dengan begitu lama, apa jangan-jangan karena gaya pakaian ku?

Aku menatap ke bawah dan berbalik ke arah jendela besar dibelakang ku untuk memastikan kalau tidak ada yang aneh dengan ku. Tidak ada yang aneh kok dari pakaian ku, aku mengenakan jumpsuit warna merah menyala dan riasan make up yang minimalis.

"Ada yang salah James?" tanya ku akhir nya pada James

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada yang salah James?" tanya ku akhir nya pada James.

"Oh ti-tidak ada Nona kalau begitu saya akan menyiap kan mobil sebentar." ucap nya sembari berjalan ke arah garasi mobil.

"Tunggu James." cegah ku. James langsung berhenti dan menoleh ke arah ku.

"Aku berencana seharian ini akan ada dirumah sakit untuk menemani Mario dan sebenar  nya aku ingin mampir ke suatu tempat dulu sendiri jadi biar aku sendiri saja. Lagipula aku sudah sangat lama tidak mengendarai mobil sendiri jadi biarkan aku sendiri saja jadi kau bisa bersantai juga kan." kata ku.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang