"Bagus lah kalau semuanya baik-baik saja dan juga kirimkan semua laporan nya padaku secepatnya ya."
"Baik Nona Hutama." kata Mr. Brooklyn setelah menyampaikan semua laporan mengenai keadaan Hutama Corp. selama ku tinggal.
Aku langsung memutuskan sambungan telepon nya dan menyenderkan punggungku ke kursi. Baru saja aku menyelesaikan meeting dengan beberapa staff penting perusahaan untuk membahas mengenai perkembangan kerjasama kami dengan salah satu brand furniture kenamaan asal Swedia. Sudah 4 bulan lebih aku berada di Indonesia dan itu berarti tinggal sekitar 2 bulanan lagi aku akan ada disini sebelum aku kembali ke SF, kupikir sekarang HIF sudah cukup kuat untuk kutinggal sehingga rasanya aku tidak akan khawatir untuk mengawasi nya dari jauh. Bagaimana pun juga perusahaan ini merupakan perusahaan peninggalan papa yang mana dia ikut andil cukup besar dalam membangun perusahaan ini, aku berjanji pada diriku sendiri akan menjaga HIF dengan baik dan akan terus meningkatkan nya sampai ke ranah internasional.
"Nona?"
"Ada apa Jihan?"
"Anda kemarin meminta saya untuk mengingatkan anda bahwa anda memiliki janji jam 5 sore nanti, saya kesini untuk mengingatkan anda ini sudah jam setengah 5 Nona." kata Jihan yang membuat ku terdiam.
Benar. Aku memiliki janji dengan Mario.
"Baiklah terimakasih." ujar ku.
Aku segera mengambil ponsel yang memang sedari tadi kumatikan karena aku tidak ingin diganggu selama meeting tadi dan langsung menelfon James meminta nya menemui ku. Sembari menunggu James, aku mengemasi barang-barang ku dan memasukan semua nya ke dalam tas ku. Terdengar notifikasi yang masuk di ponsel ku dan terlihat ada beberapa pesan yang muncul yang kebanyakan pesannya adalah dari Mario. Terdengar ketukan pelan dari luar yang segera kujawab dan terlihat James berdiri disana dengan membawa sebuket bunga yang sangat cantik. Aku menutup mulut ku dengan tidak percaya, aku tidak menyangka jika dia bisa bersikap begitu manis dengan memberikan ku bunga seperti ini.
"Untuk mu." kata nya sembari memberikan bunga itu pada ku. Aku menerima nya dengan senyuman lebar yang menghiasi wajah ku. Dengan lamat aku memperhatikan bunga yang dia berikan dengan warna kesukaanku yaitu putih, aku sebenarnya sedikit heran pada James karena entah apapun itu dia selalu tau apa yang aku suka dan apa yang bisa membuat ku kembali bahagia. Melihat nya bersikap seperti layak nya seorang kekasih dengan memberikan ku bunga seperti ini membuat ku begitu bahagia, aneh nya dengan James aku bisa dengan begitu mudah bahagia bahkan hanya dengan dia memberi ku bunga ini saja sudah membuat ku melayang. Aku kini seakan sudah menemukan irama yang tepat untuk melengkapi langkah ku menuju kebahagiaan yang selalu aku impikan.
"Terimakasih." Banyak kata yang ingin aku ungkapkan pada nya namun hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut ku. James mengangguk mengiyakan sambil mencubit hidungku pelan. Aku melihat bunga pemberian James lagi dengan masih tersenyum hingga pertayaan yang James katakan membuat senyum itu seketika pudar tak berbekas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of Heart
RomanceKaina Putri Hutama, memiliki masa lalu yang pahit hingga menjadikan hatinya dipenuhi kegelapan dan kebencian pada satu nama yaitu Erwin Handoko, orang yang menyebabkan kematian kedua orangtuanya. Keinginan nya untuk membalaskan dendam ayah nya pad...