Chapter 39

38 12 1
                                    

"Ma-maksud anda?"

"Iya maksudku adalah aku ingin kau berpura-pura menjadi pacar ku untuk sementara selama di Indonesia, aku yakin saat Mario tau aku sudah melupakan nya dengan cepat dan langsung berkencan dengan mu maka dia pasti akan merasa marah, tujuan ku melakukan ini adalah untuk memperlihatkan pada bajingan itu bahwa rencana nya untuk menghancurkan ku telah gagal dan aku ingin membuktikan pada nya jika aku baik-baik saja bahkan setelah apa yang dia lakukan pada ku." jelas ku panjang lebar.

James menatap ku dengan ekspresi wajah yang sama sekali tidak bisa aku tebak, dahi nya mengerut dengan dalam seolah dia nampak sedang berpikir begitu keras sebelum menjawab permintaan yang kuakui memang sedikit absurd ini.

"Aku tidak akan memaksa mu James karena jika kau keberatan maka kau bisa menolak nya, ini bukan perintah hanya sebuah permintaan saja jadi aku juga tidak akan marah pada mu jika kau menolak nya." kata ku setelah lama menunggu James yang tidak kunjung menjawab nya. Aku sendiri sebenarnya juga bingung mengapa aku bisa berpikiran seperti itu tadi, meminta James menjadi pacar pura-pura ku adalah sebuah pemikiran konyol yang aku sendiri merasa malu jika mengingat permintaan ku barusan.

"Saya bersedia Nona."

Aku menatap nya dengan ekspresi terkejut saat mendengar jawaban James barusan.

"Hah?"

"Saya sama sekali tidak keberatan Nona, lagi pula saya akan selalu berada di pihak anda jadi kapan pun anda membutuhkan saya maka saya akan bersama dengan anda." Aku tersenyum kecil begitu mendengar ucapan James barusan.

"Terimakasih."

"Sudah menjadi tugas saya Nona."

***

"Mario?" ucap ku dengan suara tercekat. Aku terkejut saat tiba-tiba Mario sudah ada di dalam kamar ku dengan memakai pakaian serba hitam sembari tersenyum miring saat melihat ku ketakutan.

"A-apa yang kau lakukan disini?" tanya ku dengan nada bergetar karena terintimidasi oleh wajah Mario yang begitu keras.

Aku mundur beberapa langkah saat aku melihat ia mulai berjalan mendekati ku, langkah ku terhenti saat punggung ku membentur pembatas balkon kamarku.

"Malaikat ku maukah kau ikut bersama ku menuju surga yang sebenarnya?" kata nya dengan suara parau.

"Mario pergilah dari sini sebelum aku berteriak minta tolong dan aku pastikan kau akan menyesali perbuatan gila mu ini." ucap ku.

Mario seolah mengindahkan peringatan ku barusan dan tetap berjalan semakin mendekati ku dengan ekspersi yang begitu menakutkan, semakin dia mendekat semakin sulit rasa nya bagiku untuk sekedar membuka mulut ku walaupun aku sudah berusaha mencoba berteriak meminta tolong. Saat dia sudah berada tepat didepan ku, ia memelukku sambil membisikkan sesuatu di telinga ku yang langsung membuat bulu kuduk ku berdiri saat mendengar nya.

"Ayo kita bersama-sama ke surga malaikat ku, akan ku jadikan kau benar-benar memiliki sayap sekarang." kata nya dan aku menjerit saat tiba-tiba dia mendorong tubuh kami berdua terjatuh dari balkon hingga kepalaku terlebih dahulu yang membentur aspal dengan begitu keras.

Dan

"Ina? Bangun sayang." Aku terperanjat kaget saat aku mendengar suara Kak Ira yang sudah berada di samping ku sembari menatap ku dengan wajah cemasnya.

Aku sontak menelusuri seluruh ruangan kamar ku memastikan bahwa Mario tidak ada disini, aku menghela nafas ku dengan lega saat menyadari ternyata semua itu tadi hanya lah sebuah mimpi yang begitu buruk dan menakutkan. Ini adalah kali kedua aku bermimpi hal yang aneh seperti ini dan aku ingat terakhir kali aku bermimpi aneh aku mendapatkan kabar buruk mengenai Mario dan sekarang aku bermimpi hal yang aneh lagi, aku takut bagaimana jika mimpi ini menjadi sebuah pertanda akan hal buruk lagi akan terjadi pada ku.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang