Chapter 28

32 11 1
                                    

Sudah lebih dari satu minggu ini hubungan ku dan James merenggang, James benar-benar terlihat begitu dingin pada ku bahkan dua kali lipat lebih dingin dari sikap nya dulu, aku sendiri walaupun aku sudah berusaha untuk melupakan perasaan ku pada James tetap saja merasa masih kesulitan melakukan nya. Jantung ku masih berdetak begitu cepat saat aku dan James tidak sengaja saling bersentuhan atau saat mata kami saling bertemu. Frustasi menjadi temanku dalam beberapa hari ini karena James, benar-benar luar biasa pria itu karena bisa membuat seorang Kaina Hutama menjadi stres hanya karena cinta. Namun terlepas dari rasa frustasi ku karena James, hubungan ku dan Mario juga semakin dekat saat ini. Yah walaupun aku belum bisa melupakan perasaan ku pada James namun aku sudah bertekad untuk mencoba mencintai Mario, aku ingin belajar mencintai nya dan menerima nya seutuh nya di dalam hati ku. Lamunan ku buyar saat ponsel ku berdering, segera aku mengangkatnya.

"Mario?"

"Halo sayang aku akan menjemput mu sekarang ya, aku sedang dalam perjalanan saat ini." kata Mario diujung sana.

"Iya baiklah jangan terlambat."

"Memang nya aku pernah terlambat jika menjemput mu? Mana aku berani?" ucap nya yang kusambut kekehan singkat.

"Ya sudah aku tunggu, sampai nanti." kata ku sambil menutup telepon nya. Aku kembali berjalan ke arah dinding kaca kantor ku, hidup ku kini sudah benar-benar berubah. Dulu aku yang membenci yang nama nya Cinta sekarang aku harus menghadapi dilema karena dua Cinta, ironis sekali karena aku bahkan mencintai orang yang sudah mencintai orang lain.

"Nona?" ketukan pelan dari luar kembali mengintrupsi lamunan ku. Aku menoleh ke belakang dan melihat James yang sudah ada dibelakang ku.

"Ada apa?" tanya ku dengan dingin.

"Saya mendapat kabar jika Nona Kaira pingsan." kata James. Aku langsung memebelalak kan mata ku karena terkejut.

"Kak Ira pingsan? Apa yang terjadi? Bukankah tadi pagi dia sehat-sehat saja kan?" tanya ku dengan panik.

"Benar Nona namun saya tidak tau kenapa. Chris tadi menghubungi saya dan mengabari saya jika Nona Ira pingsan." jawab nya dengan wajah tegang.

"Apa dia sudah dibawa ke rumah sakit?" tanya ku lagi.

"Tidak Nona saat ini Nona Ira masih ada dirumah."

Aku langsung berlari mengambil tas ku dan keluar menuju lift. Ya tuhan semoga saja tidak terjadi apa-apa pada kakak ku, jika sampai sesuatu yang buruk terjadi pada nya aku benar-benar akan mati.
Aku menghentak-hentak kan kaki ku dengan tidak sabar.

"Ada apa dengan lift ini? Kenapa lama sekali sih." racau ku.

"Nona anda tenang dulu, semua pasti akan baik-baik saja." kata James menenangkan ku. Aku menoleh ke arah nya sambil mengangguk pelan.

"Jika terjadi apa-apa pada kakak ku bagaimana James? Bagaimana aku bisa melanjutkan hidup ku jika dia sampai pergi meninggalkan ku? Aku bahkan tidak bisa berfikir tentang hal-hal yang buruk saat ini, aku tidak mau dan aku tidak kuat." tangis ku. James merangkul pundak ku dan menepuk-nepuknya pelan seolah ingin memberiku kekuatan. Begitu pintu lift terbuka aku langsung menghambur keluar dan tanpa sengaja aku menabrak seseorang yang ada didepan ku.

"Kaina?" Aku mendongak ke atas dan ternyata Mario lah yang aku tabrak tadi.

"Kau baik-baik saja? Kenapa kau terburu-buru seperti ini?"

"Kakak ku pingsan Mario aku harus pulang ke rumah sekarang." jawab ku.

"Ayo kalau begitu kita pergi sekarang." ucap nya pada ku. Aku menoleh sebentar kearah James.

The Darkness of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang