Prolog

1.4K 95 7
                                    

Cerita ini sudah pernah keluar teasernya sudah lama sekali, tapi baru aku bikin sekarang. Tadinya mau aku buat novel, tapi ternyata terhambat sama karirku yang kerja ke kapal jadinya ga jadi.

Semoga suka sama ceritanya

Masih ada Typo dan juga tidak sesuai EYD

Happy reading..

________

Aku hidup hanya untuknya untuk melindunginya, untuk kebahagiaannya

♡♡♡♡♡♡

Hyunmie meringis menahan sakit di punggungnya ketika berusaha untuk berbaring di ranjang kecilnya, pukulan Tuan Park membuat seluruh punggungnya memar bahkan sebagian ada yang mengeluarkan darah membuat baju biru terang yang Hyunmie kenakan sedikit basah.

Wajar saja rotan yang di gunakan Tuan Park adalah rotan terbaik, dan Tuan Park bahkan tidak menahan diri untuk memukul Hyunmie sekuat tenaga. Air mata yang sejak tadi Hyunmie tahan perlahan mengaliri pipinya yang tirus, bukan karena rasa sakit di punggungnya karena bagi Hyunmie hal itu sudah biasa baginya, ucapan Tuan Parklah yang membuat Hyunmie menangis. Dia sebenarnya juga sudah sering mendengar ucapan itu dari Tuan Park ayahnya, tapi Hyunmie masih tidak kebal dengan rasa ngilu di dadanya ketika mendengar ucapan ayahnya itu.

Ayah? Hyunmie tidak yakin pria yang hanya kejam padanya itu adalah ayahnya, tapi itulah kenyataannya Tuan Park adalah ayahnya, ayah biologisnya.

"Eonni..." Hyunmie kembali berusaha duduk ketika melihat seorang gadis yang begitu mirip dengannya itu menangis di depan pintu kamarnya. Hyunmie menghapus jejak air matanya lalu tersenyum kecil melambaikan tangannya pada gadis itu dan tanpa babibu gadis itu memeluk Hyunmie membuat Hyunmie sedikit meringis ketika sebagian lukanya tersentuh.

"Sudah jangan menangis..." Hyunmie mengelus rambut gadis yang kini masih memeluknya sambil menangis dengan kasih sayang yang ia miliki.

"Maafkan aku eonni, kalau aku mendengarkanmu pasti kau tidak akan di pukuli ayah." Hyunmie tersenyum sedih lalu mengurai pelukan gadis itu Hyunmie menatap gadis itu yang masih menangis sambil menatapnya terluka.

"Tidak, ini bukan salah Eunna. Ini salah Eonni, aboeji benar jadi eonni memang pantas di hukum." Gadis itu, Eunna menggelengkan kepalanya keras lalu kembali memeluk Hyunmie erat sambil masih terisak kecil.

"Aku benci ayah, aku benci padanya karena selalu menyalahkanmu untuk semua kesalahanku." Hyunmie kembali mengurai pelukan Eunna padanya lalu menatap Eunna lembut.

"Kau tidak boleh begitu, ayah menyayangimu makanya ayah begitu. Eonni tidak apa-apa, jadi sekarang berhenti menangis kau akan kelelahan nanti. Nanti eomma cemas." Eunna berdiri di hadapan Hyunmie sambil menghapus air matanya.

"Kenyataan itu yang membuatku semakin membenci ayah. Apa ayah tidak bisa menyayangi eonni seperti ayah menyayangiku? Kenapa ayah membuatku menjadi adik yang jahat eonni? Dan berhenti mengkhawatirkan aku, kau bahkan di pukuli dengan rotan eonni. Dasar eonni bodoh." Eunna pergi dari kamar meninggalkan Hyunmie sendirian. Hyunmie kembali menangis sedih, dia juga berpikiran hal yang sama.

"Karena bagi ayah aku hanyalah pelindungmu Eunna bukan anaknya..."

Hyunmie kembali berusaha berbaring sambil masih menangis dalam diam, dalam hidupnya dia tidak pernah bergerak sesuai keinginannya, dan semua itu karena adik kesayangannya Eunna.

****

Kyuhyun menangis sambil menatap kakak kesayangannya yang masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit sudah sejak tadi nyonya Hanna menyuruhnya untuk kembali ke ranjangnya tapi Kyuhyun selalu menolak dan tetap ingin menjaga kakak perempuan itu.

"Kyuhyun_ah eomma mohon tidurlah, kau bisa tambah sakit nak. Noonamu tidak akan senang jika sakitmu semakin parah saat dia bangun nanti." Sekali lagi nyonya Hanna berusaha membujuk putranya itu tapi bahkan kali ini Kyuhyun tidak mengatakan hal apapun dan hanya berusaha menghentikan tangisannya.

"Aku bahkan tidak bisa menolongnya eomma... padahal noona ada di hadapanku. Ini salahku karena terlalu lemah, aku memang tidak berguna eomma." Setelah sekian lama diam akhirnya Kyuhyun kembali bersuara, tapi lagi-lagi Kyuhyun menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa menolong noonanya.

Nyonya Hanna menghelah nafas kecil lalu memeluk Kyuhyun sambil mengelus punggung Kyuhyun yang kembali bergetar.

"Tidak, ini bukan salahmu dan kau tidak lemah. Buktinya kau yang membawa noonamu ke rumah sakitkan, jadi berhentilah menyalahkan diri sendiri. Sekarang tidurlah eomma akan menjaga kalian berdua." Kyuhyun masih terlihat enggan meninggalkan kursi yang menghadap ke arah ranjang noonanya, tapi setelah di paksa lagi akhirnya Kyuhyun menyerah ketika dadanya kembali terasa sesak. Dia tidak mau membuat eommanya semakin cemas.

Perlahan Kyuhyun berbaring di ranjangnya dengan posisi miring menghadap ranjang noonanya, Kyuhyun cukup meringis saat jarum infus bergeser karena posisinya sekarang.

"Berbaringlah yang benar, jarum infusmu bisa lepas nanti." Nyonya Hanna kembali mengingatkan putranya ketika melihat Kyuhyun yang sempat menahan sakit tadi.

"Eomma janji jika noonamu bangun, eomma akan membangunkanmu juga." Kyuhyun menarik nafas dalam lalu akhirnya mengangguk kecil dan merubah posisi tidurnya. Tidak ingin membuat ibunya khawatir Kyuhyun menutup matanya walau pun ia tidak benar-benar tidur. Kyuhyun takut mimpi buruk tadi akan terulang lagi karena rasanya seperti berulang kali mengalami hal buruk itu kembali.

Mimpi dimana dia tidak berdaya saat melihat kakak ke sayangnya di perkosa secara bergilir di depan matanya, yang membuatnya merasa bersalah adalah karena Kyuhyun tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong kakaknya itu.

"Maafkan aku noona... maafkan saengmu yang lemah ini..."

Kalau ada yang suka di vote, kalau votenya lebih dari lima di lanjut..

Ariyana0206

My Monster, My Sweet girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang