Part 13 Betwen Brother And Sister

221 33 4
                                    

Hai maaf baru aku lanjut biasa aku lagi nyicil cerita lainnya juga dan lagi aku lagi membiasakan diri lagi dengan pekerjaan aku yang aku tinggal kemarin selama masa liburanku, jadi kegiatannya kerja makan tidur aja, kalaupun ada waktu lenggang aku habiskan dengan nonton jadinya ga sempet nulis sama sekali.

Masih ada typo

Happy reading

****

Ruangan kerja Hyunmie mendadak menjadi UKS dadakan ketika akhirnya Eunna di izinkan bertemu dengan Hyunmie malam ini, wajah Hyunmie memang tinggal sedikit lagi menyisakan warna lebam tapi sepertinya rasa bersalah Eunna membuat Eunna terlalu over dan beginilah Hyunmie sekarang dengan tersenyum geli menatap Eunna yang terlihat serius mengobati wajahnya dengan salep setelah sebelumnya di seka oleh handuk hangat.

"Tidak usah tertawa, tidak lucu sama sekali." Gumam Eunna pelan tapi berhasil membuat Hyunmie menahan semua bentuk tarikan di bibirnya.

Eunna menarik tangan Hyunmie lalu menghelah nafas saat memperhatikan balutan perban di lengan Hyunmie, perlahan Eunna membuka perban itu lalu mengulang apa yang ia lakukan pada wajah Hyunmie, melihat kesedihan di wajah Eunna membuat Hyunmie menghelah nafas kecil.

"Aku baik-baik saja, jangan khawatir dan jangan merasa bersalah ini tugas dan kewajibanku sebagai eonnimu." Eunna berusaha menahan setiap emosi yang berusaha bermunculan kepermukaan. Eunna marah, kesal, kecewa, sedih juga menderita karena terus-terusan bergantung pada Hyunmie.

Tidak pernah sekalipun Eunna bisa membalas setiap luka dan pengorbanan yang Hyunmie berikan padanya bahkan dengan mengobati luka Hyunmie sekarang yang sebenarnya sudah tidak perlu. Tapi seolah tahu dengan perasaan Eunna yang bersalah padanya, Hyunmie tidak berkomentar saat Eunna mulai mengobatinya. Lagi dan lagi Hyunmie memahami perasaannya tanpa perlu bertanya.

"Aku tahu, eonni kuat. Tapi merasa bersalah atau tidak itu urusanku, kau tidak akan bisa membuatnya hilang hanya dengan berkata seperti itu." Hyunmie menghentikan kegiatan Eunna dengan menggengam tangan Eunna erat-erat lalu menatap Eunna yang hampir menangis.

"Maaf... eonni tidak bisa membantu untuk hal itu." Mendengarnya Eunna mulai terisak sedih lalu memeluk Hyunmie erat-erat.

"Sampai kapan? Sampai kapan aku terus menjadi beban untukmu? Aku juga ingin membantumu walaupun hanya sedikit, aku juga ingin bisa menjaga diriku sendiri agar tidak selalu melibatkanmu dalam setiap masalah yang aku timbulkan." Hyunmie mengelus punggung Eunna pelan, dia tidak suka jika Eunna sudah seperti ini karena lebih menyakitkan melihat Eunna menangis dari pada luka yang ia dapatkan kemarin.

"Kau tidak pernah menjadi beban untuku, kau juga tidak pernah menyusahkanku. Maaf tunggulah sebentar lagi kau akan jauh lebih kuat setelah persiapan sudah siap." Eunna memejamkan matanya erat-erat. Satu lagi hal yang paling membuat Eunna merasa bersalah pada Hyunmie dengan harus mencarikan cangkok jantung untuknya, itu kenapa Eunna berbeda dengan Hyunmie yang sehat, itu kenapa hanya Hyunmie yang memiliki tanggung jawab paling besar sebagai anak keluarga Park.

Eunna hanya bisa mengangguk kecil lalu berusaha menahan isak tangisnya, hari ini eomma mereka tidur lebih awal tapi Eunna tidak ingin mengambil resiko dan membuat Hyunmie susah lagi karena Eunna menangis.

"Sekarang tidurlah. Besok kau masih harus sekolah." Eunna menyeka bekas air mata di pipinya lalu menarik tangan Hyunmie yang belum selesai di perban menbuat Hyunmie hanya mendengus geli lalu membelai rambut Eunna dengan tangannya yang bebas.

***

Kyuhyun pulang dari sekolah sejak tadi tapi ia masih duduk di halaman rumahnya sambil menatap Ahra yang duduk di kursi ayunan sambil menbelakanginya, sejak Hyunmie menemui Ahra di rumah sakit, Ahra mulai membaik dia mau berbicara dengan semua anggota keluarganya hanya saja Ahra masih belum bisa beraktifitas secara normal termasuk kembali belajar di universitas.

Kyuhyun juga masih canggung dan merasa bersalah pada Noonanya hingga jarang berbicara dengan Ahra, Ahra tidak marah ataupun menyalahkan Kyuhyun tentang apa yang terjadi, Ahra paham jika kejadian kemarin di luar prediksi siapapun tapi Kyuhyun sama sekali belum bisa menerima kejadian yang menimpa Ahra yang membuatnya selalu memimpikan kejadian hari itu. Suara jerit dan tangis minta tolong Ahra selalu membuat Kyuhyun sesak nafas ketika bangun dari mimpinya.

"Bicaralah dengan Noonamu, sudah lama kau tidak pernah berbicara panjang lebar dengannya." Ucapan nyonya Cho yang tiba-tiba berada di samping Kyuhyun membuat Kyuhyun tersadar dari lamunannya, Kyuhyun hanya tersenyum kecil lalu menggelengkan kepalanya pelan.

"Nanti eomma, nanti jika saat dimana aku bisa menatap Noona lagi, sekarang sulit melihat noona terlalu lama tanpa mengingat kejadian hari itu." Setelah mengucapakan hal itu Kyuhyun masuk kedalam rumah menyisakan nyonya Cho yang menatap kearah Kyuhyun sedih lalu kemudian menatap Ahra sambil menghelah nafas pelan.

"Kenapa kedua anakku harus mengalami kejadian seperti ini?" Gumam nyonya Cho sambil berjalan mendekat kearah Ahra.

Kyuhyun berbaring di ranjangnya lalu menatap langit-langit kamar, pikirannya kembali melayang ketempat lain tepatnya ke kejadian saat pulang sekolah tadi di depan gerbang sekolah. Kyuhyun menggepalkan tangannya marah ketika menyadari adik dari orang yang memperkosa kakaknya ternyata satu sekolah dengannya selama ini dan yang membuat Kyuhyun semakin marah adalah ketika namja itu menatapnya dengan tersenyum menggejeknya. Seolah Kyuhyun tidak lebih dari seorang pecundang yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Kyuhyun memejamkan matanya lelah, sekarang setiap hari dia harus memikirkan dua monster yang berbeda hanya saja walaupun keduanya jenis monster yang sama Kyuhyun lebih suka berdekatan dengan monster cantik yang belakangan kadang menghiburnya dalam mimpi setelah mimpi buruk yang mengusik tidurnya.

Rasa amarah yang tadi sempat menguasai hati Kyuhyun perlahan tergantikan dengan rasa rindu yang membuat Kyuhyun menarik nafas dalam-dalam, Kyuhyun benar-benar ingin bertemu dengan Hyunmie tapi Kyuhyun tidak tahu caranya sama sekali.

Cara satu-satunya hanya tidur dan bertemu dengan gadis itu dalam mimpi dan sialnya mungkin hanya dalam mimpi Hyunmie bersikap manis padanya, gadis itu tersenyum dan banyak diam jika di dalam mimpinya hanya saja Kyuhyun sedikit aneh karena mereka selalu bertemu di taman sebuah rumah sakit yang entah kenapa terasa familiyar untuknya.

Terlalu banyak yang di pikirkan membuat Kyuhyun mengacak rambutnya frustasi lalu berjalan kearah kamar mandi sambil tetap menggerutu sebal karena kesal dengan setiap perubahan emosi hari ini pada dirinya sendiri.

"Seharusnya tadi aku pergi latihan Taekwondo terlebih dahulu setidaknya aku tidak akan lelah memikirkan semua masalah ini." Kyuhyun membuka pakaiannya lalu mulai menghidupkan shower dalam mode dingin berharap kepalanya yang panas sedikit mendingin.

Kyuhyun menghelah nafas ketika berusaha berbaring di ranjangnya, setelah mandi air dingin tadi Kyuhyun memang merasa lebih baik tapi menyebalkannya adalah rasa rindu di hatinya pada Hyunmie tidak bisa hilang sama sekali.

"Coba saja aku punya nomornya, aku mungkin bisa menganggunya walaupun hanya dengan sms tidak jelas." Kyuhyun bergumam kecil sambil akhirnya meraih ponsel di nakas, sedikit ragu Kyuhyun mengetik sms pada seseorang dua menit kemudian sms Kyuhyun di balas.

Kyuhyun menghelah nafas pelan, balasan yang ia terima tidak sesuai dengan yang Kyuhyun harapkan, masih dengan sedikit ragu kali ini Kyuhyun mengetik sebuah nomer telpon rumah dan tersambung.

"Hallo..."

Kyuhyun membeku seketika ketika mendengar siapa yang menjawab panggilannya tapi kemudian berbinar senang.

"Akhirnya..."

TBC

25 agustus 2018

My Monster, My Sweet girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang