Maaf baru di lanjut, 2 bulan kayaknya ga di lanjut, aku lagi adaptasi lagi setelah pindah shift kerja jadi belum nemu mood nulis, mudah-mudahan sekarang bisa nulis dengan lancar lagi.
Terimakasih yang masih mau baca cerita ku
Masih ada typo
Happy reading
****
Kediaman Park selalu sepi biasanya tapi semenjak kedua putri dari keluarga itu datang rumah itu mulai memiliki warna tersendiri, ada kalanya aura gelap juga tegang menghiasi rumah itu tapi ada kalanya rumah itu di isi tawa ceria dari salah satu putri keluarga Park. Walaupun bagi orang luar rumah itu tetap menyeramkan untuk di datangi, keceriaan yang di bawa oleh salah satu anak keluarga Park hanya orang dalam saja yang tahu, karena bagi orang luar sendiri mereka hanya tahu jika keluarga itu hanya memiliki satu anak gadis yang terkenal sadis, kuat dan cerdas.
Hari ini rumah itu mungkin cenderung tegang juga di selimuti aura gelap karena setelah seharian membaca laporan yang membuat salah satu putri keluarga itu marah besar sore harinya keadaan justru semakin parah. Pasalnya setelah nona besar mereka yang di kenal banyak orang dengan kesadisannya itu pulang dari salah satu markas genk di bawah naungan ayahnya dengan keadaan kesal dan berlumuran darah semua sudut ruangan terasa sunyi dan tegang, sedikit saja kesalahan bisa berakibat fatal.
Park Hyunmie atau Ari Park masih terlihat sibuk di ruangan kerjanya setelah mandi karena cipratan darah orang yang ia bunuh tadi, aura membunuh masih kentara di wajahnya yang murung. Paman Kang juga nampak gugup setiap menjelaskan apapun pertanyaan nona besarnya ini, dia bisa saja memancing emosi nona besarnya ini jika tidak hati-hati. Setelah menyaksikan kekejaman gadis di hadapannya ini tadi Paman Kang akhirnya paham dengan informasi yang ia dapatkan dari Portland.
Nona besarnya ini memang kejam dan sadis tapi memiliki prinsip yang kuat untuk peraturan yang ia terapkan di organisasi yang ia miliki walaupun begitu ada sisi lain pada nona besarnya yang jarang sekali bisa di lihat jika bukan orang terdekat nona besarnya itu sisi keadilan yang begitu melindungi kaum perempuan kebaikan hati Hyunmie kadang membuat orang masih sering tertukar antar dia dan Eunna adik kembarnya yang memang sangat jauh berbeda dengan Hyunmie, rasanya tidak terhubung sama sekali antara baik hati dan kejam tapi kejadian hari ini menunjukan hal itu pada Paman Kang hingga mungkin saja di miliki oleh nona besarnya. Walaupun begitu hari ini sebaiknya memang Paman Kang tidak membahas hal berat lainnya pada Hyunmie.
"Bagaimana keadaan orang itu?" Pertanyaan Hyunmie kali ini cukup membuat paman Kang terdiam tapi seolah tersadar paman Kang mengerti maksud Hyunmie.
"Dokter Oh sedang merawatnya sekarang di kamar tamu." Hyunmie menghentikan kegiatannya membaca dokumen lalu menatap paman Kang dingin.
"Lihat keadaannya lalu beritahukan padaku sekarang." Menarik nafas dalam paman Kang membungkuk memberi hormat lalu pergi tanpa banyak bicara, setelah di luar ruangan Paman Kang menghembuskan nafasnya lega, ruangan itu memberi tekanan pada paman Kang lebih dari ketika tuan Park di ruangan itu dulu. Melihat suaminya keluar bibi Kang yang sudah lama menunggu mendekat kearah suaminya.
"Bagaimana? Apa nona Ari mau makan? Apa nona masih marah?" Paman Kang menatap istrinya sendu lalu berjalan pelan menjauh dari ruangan Hyunmie.
"Nona sepertinya sudah tidak marah hanya saja untuk malam ini jangan di ganggu, soal makan malam siapkan jika dia meminta saja. Oh iya bagaimana tamu kita?" Bibi Kang menatap pintu ruang tamu lalu menatap kembali suaminya.
"Sebaiknya kau lihat sendiri, keadaan pemuda itu cukup parah." Paman dan bibi Kang berjalan memasuki kamar tamu untuk memastikan tamu nona besarnya.
Tanpa keduanya sadari sejak tadi Eunna menatap kamar tamu dari depan kamarnya heran karena seorang dokter baru saja keluar dengan paman Kang dan menuju ke ruang kerja Hyunmie setelahnya, sesaat kemudian bibi Kang juga keluar dari kamar tamu tersebut membuat Eunna semakin penasaran dengan cepat Eunna mendekati bibi Kang.
"Ada apa bi? Kenapa kamar itu di datangi dokter Oh?" Pertanyaan Eunna hanya di balas senyuman kecil dari bibi Kang.
"Nona tidak perlu khawatir di dalam itu tamu nona Ari yang sepertinya dalam masalah tadi tapi sekarang sudah tidak apa-apa." Eunna hanya mengangguk kecil dan tidak kembali bertanya. Hal seperti ini juga sering terjadi di Portland dulu banyak sekali anak buah appanya yang kadang terluka dan di rawat di rumah karena terlalu beresiko jika di bawa kerumah sakit.
"Apa bibi tahu Ari Eonni sibuk atau tidak? Aku ingin menemuinya." Bibi Kang menatap pintu kerja nona besarnya itu sebentar lalu kembali menatap Eunna.
"Sebaiknya jangan nona, hari ini nona Ari sepertinya sedang marah besar." Eunna menghelah nafas, padahal hari ini dia hanya bertemu Hyunmie sebentar sekali. Tugas di sini ternyata lebih banyak dari pada saat di Portland.
"Baiklah aku tidur saja, tapi jika bibi melihat eonni bisa beritahu jika aku mencarinya?" Bibi Kang mengangguk ragu, saat keluar dari mobil nona besarnya itu tidak dalam mood yang baik walaupun baru beberapa hari yang lalu bertemu dengan Hyunmie yang lebih sering ia panggil nona Ari itu bibi Kang belajar banyak dari suaminya tentang sifat Hyunmie dan jika apa yang di katakan suaminya benar bibi Kang harus berhati-hati melayani wanita sedingin dan sangat mengintimidasi itu.
Eunna langsung masuk ke kamarnya kembali lalu bersiap untuk tidur padahal ia ingin bercerita tentang sekolah barunya pada Hyunmie, dulu saat di US selalu Hyunmie yang menceritakan kehidupan masa sekolahnya pada Eunna. Sekarang saat merasakan sekolah Eunna ingin berbagi dengan eonninya itu. Lelah memikirkan masa lalu Eunna akhirnya tertidur, besok dia masih harus berangkat kesekolah hal baru yang ia nikmati baru-baru ini.
Beberapa jam kemudian Hyunmie masuk ke kamar Eunna lalu duduk di samping ranjang saengnya. Tadi saat Hyunmie mengambil air untuk minum di dapur ia bertemu dengan bibi Kang, walau sedikit ragu juga takut bibi Kang akhirnya menyampaikan pesan Eunna pada Hyunmie dan tanpa berkata apapun Hyunmie langsung pergi kekamar kembarannya itu.
Wajah dingin, keras juga mengintimidasi Hyunmie luntur perlahan saat menatap kembarannya yang kini tertidur lelap, senyuman kecil menghiasi wajahnya, rasa lelahnya hari ini menguap hanya dengan melihat Eunna yang terlihat bahagia dalam tidurnya.
Entah karena kontak batin atau memang Eunna yang belum tertidur lelap, perlaham Eunna terbangun lalu menatap Hyunmie dengan mata mengantuk.
"Eonni..." tidak butuh waktu lama Eunna terduduk lalu memeluk Hyunmie senang.
"Bogoshippo... hari ini aku hanya melihatmu sebentar." Hyunmie tertawa pelan lalu membalas pelukan Eunna.
"Baiklah kalau kau sampai menitipkan pesan itu berarti kau ingin berbicara dengankukan?" Eunna melepas pelukannya lalu mengangguk semangat pada Hyunmie.
Walaupun Hyunmie sangat lelah dan ingin segera tidur, melihat Eunna seperti ini membuat Hyunmie segar kembali, tidak ada yang bisa membuat hidupnya lebih baik selain Eunna karena Eunna adalah segalanya bagi Hyunmie hingga bisa di sebut Eunnalah satu-satunya kelemahan Hyunmie.
TBC
7 APRIL 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
My Monster, My Sweet girl (END)
RomancePeringkat #62 suju tgl 03/01/2019 Peringkat#42 suju tgl 11/01/2019 Hidup menjadi bayangan adik sendiri, bukanlah kehidupan yang Hyunmie inginkan tapi itulah yang ia lalui, takdir yang kedua orang tuanya ciptakan untuknya karena begitu menyayangi adi...