Part 14 A Pity Monster

217 32 2
                                    

Hai aku lanjut lagi, sekarang sebisa mungkin setiap aku dapat connection aku bakalan up, jadi ketika aku ada di Jepang akan aku usahakan untuk update karena aku hanya punya kartu Jepang aja.

Walaupun yang baca ga lebih dari hitungan jari tangan akan tetap aku lanjut, makasih sama yang mau baca.

Masih ada typo

Happy reading

***

Malam semakin mendekati dini hari ketika Hyunmie akhirnya berhenti dari pekerjaannya, tapi sayangnya dia masih belum bisa tidur setelah mengangkat panggilan telepon saat jam 9 malam. Hyunmie tidak menyangka saat itu aksinya yang reflek mengangkat panggilan telepon rumahnya berakhir dengan percakapan yang membuat Hyunmie susah tidur dan berkonsentrasi untuk bekerja.

Setelah mengobati lukanya Eunna langsung Hyunmie antar ke kamar karena seperti biasa saengnya itu selalu ingin tidur dengannya tapi hari ini Hyunmie terlalu banyak pekerjaan dan Hyunmie tahu Eunna akan menunggunya hingga selesai hanya untuk bisa tidur bersama dengannya.

Setelah mengantar saengnya ke kamar saat itu Hyunmie melewati telepon rumah lalu menganggkat panggilan telepon begitu saja dan berakhirlah seperti sekarang Hyunmie hanya bisa menutup layar laptopnya lalu kembali melamun tidak jelas setelah itu menggerutu panjang lebar.

"Sebenarnya dari mana dia tahu nomer telepon rumah ini?" Setelah kembali terdiam Hyunmie memutar bola mata mulai menyadari.

"Data sekolah, kenapa aku bisa lupa." Hyunmie akhirnya berdiri lalu berjalan kearah pintu yang menghubungkan ruangan kerja dan kamar pribadinya, karena masih belum mengantuk Hyunmie duduk di Grand Piano kesayangannya lalu mulai memainkan nada-nada yang hanya di mengerti oleh Hyunmie sendiri. Pikirannya kembali melayang ke percakapan singkat yang ia lakukan dengan namja yang beberapa hari ini sering ia pikirkan.

"Hallo...?"

"Akhirnya..." Hyunmie terdiam, dia tahu selama ini terlalu memikirkan namja itu jadi tidak mungkinkan ini suaranya.

"Siapa ini? Ada keperluan apa menelepon di malam hari seperti ini?"

"Kau tidak mungkin melupakan suaraku bukan? Dan ini masih jam 9 malam, belum terlalu malam sepertinya." Setelah yakin siapa yang menelepon Hyunmie mulai merasakan perasaan campur aduk, perasaan yang sering ia miliki saat bertemu dengan namja itu.

"Aku tidak tahu dari mana kau tahu nomor telepon rumah ini, tapi sebaiknya jangan pernah mencoba lagi untuk menelepon, kau bisa dalam bahaya jika bukan aku yang menganggkatnya." Hyunmie siap mematikan teleponnya ketika dengan cepat namja itu mengatakan sesuatu yang membuat Hyunmie kesal.

"Aku merindukanmu, aku hanya ingin tahu keadaanmu. Aku tahu kau mencemaskanku, tapi aku tidak bisa tenang jika tidak tahu apa-apa tentangmu sehari saja."  Dengan amarah yang tertahan Hyunmie membentak pelan.

"Dasar bodoh, jangan katakan hal menjijikan seperti itu padaku dan aku ingatkan padamu aku ini bukan wanita lemah jadi kau tidak perlu repot-repot mencemaskan aku. Lebih baik pikirkan dirimu sendiri."

Percakapan itu sebenarnya bukanlah apa-apa hanya saja entah kenapa Hyunmie terus mengingatnya menambah koleksi baru ingatan tentang namja itu, namja yang tidak pernah ia lupakan kehadirnya dan entah kenapa namja itu terus bisa bertemu dengannya walaupun Hyunmie sudah berusaha menjauhinya.

Hyunmie selesai memainkan pianonya lalu bergerak ke arah ranjang, walaupun belum mengantuk juga, Hyunmie hanya akan berbaring karena hari ini sama melelahkannya dengan hari-hari sebelumnya. Walaupun ada berita yang memuaskan dari Mingyu tadi siang tetap saja tidak bisa membuat rasa lelahnya berkurang.

My Monster, My Sweet girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang