Lisa mengantar Jisoo pulang dan bertamu barang sejenak. Seharian ini ia dan kawan-kawannya sengaja bersama Jisoo dengan berbagai alasan. Kebetulan juga karena kuliah mereka selesai lebih awal. Jisoo mengajaknya mengobrol di kamar sambil melanjutkan tugas kuliah mereka. Jisoo pergi untuk membuat minuman selagi meninggalkan Lisa di kamar. Ponselnya bergetar, menampilkan notifikasi pesan dari Taeyong.
TY : Jisoo-yah
Me : apa?
TY : kau sedang apa?
Me : rahasia
TY : heiㅠㅠㅠㅠㅠ
Me : kenapa sih?
TY : bisa kita bertemu?
Me : kau merindukanku? :P
TY : yaㅠㅠ
Me : dasar gila
TY : aku gila karenamu
Me : hah
TY : maksudku gila karena kau tak membantuku
Me : bukannya kau memang tidak waras?
TY : ajari aku menggambar kubisme
Me : minta picasso mengajarimu. aku sibuk bye
Ia mengantongi ponselnya, lalu membawa dua gelas minuman kembali ke kamar. Lisa nampaknya sedang serius mengetik. Jisoo meletakkan kedua gelas di meja, kemudian bergabung.
"Apartemenmu lumayan ya," ujar Lisa.
Jisoo melirik. "Begitulah. Pamanku yang menyewakannya."
Lisa manggut-manggut. "Kau tinggal sendiri?"
Jisoo mengangguk.
"Kukira kau tinggal bersama orang tuamu. Kau asli mana?"
"Aku asli Seoul. Tapi kami pindah ke Incheon."
"Oh ya? Kenapa pindah? Bukankah di sini asyik?"
"Sekitar ... lima atau enam tahun lalu kami pindah. Entah untuk alasan apa."
"Ah, begitu rupanya."
"Kau sendiri?"
"Ayahku membeli rumah di sini sekitar tahun 2011, lalu aku dan ibuku pindah untuk kuliah."
"Kau asli mana?"
"Bangkok."
"Bukankah di sana banyak universitas bagus?"
"Memang, tapi aku ingin kuliah di sini."
"Kau lancar sekali berbahasa Korea. Wah,"
Lisa terkekeh. "Sebenarnya aku dulu sempat tinggal di sini juga selama beberapa tahun. Saat itu aku pertama kali belajar bahasa Korea. Lalu kami kembali ke Bangkok. Dan saat aku memutuskan untuk kembali ke sini, aku meminta pelatihan bahasa Korea lagi dari ayahku. Dia punya cukup banyak kenalan di sini."
Jisoo manggut-manggut. "Aku jadi ingin pergi ke Thailand ... "
"Tentu saja! Ajaklah orang tuamu. Kapan-kapan mungkin kita bisa berangkat bersama. Kau bisa tinggal di rumahku." Lisa mengulas senyum lebar. Pipi chubbynya bahkan membuat Jisoo gemas.
"Aku ingin mencoba makanan Thailand."
"Tenang saja. Kita bisa pesta makanan sampai perut kita meledak nanti!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KERUB [FINISHED]
Fanfic[au] Hujan amunisi di Insa-dong hari itu lah yang akhirnya membawa Jisoo pada Taeyong, dengan segala cerita yang mengikutinya. ##### Tell My Yearn to The Rain versi revisi. [folder asli TMYTTR masih tersedia di bab terakhir jika ingin membaca]