Konsepsi

1K 159 3
                                        

Jaehyun menyempatkan diri membalas pesan dari teman-temannya sebelum benar-benar menginjak gas pergi. Tetapi saat baru beberapa meter, dari kaca spion ia melihat figur Jisoo berlari keluar dari rumah Taeyong. Jaehyun menghentikan mobilnya. Apa Jisoo menangis? Ia cepat-cepat keluar dan menghampiri Jisoo.

"Hei, ada apa?" tanyanya khawatir. Ia mengelus punggung Jisoo untuk menenangkannya.

"Bisa tolong kau antar aku pulang lagi? Maaf merepotkanmu." ujar Jisoo. Ia sibuk menghapus air matanya yang entah kenapa terus turun.

"Tapi kau kenapa?"

"Akan kuceritakan di jalan." Jisoo mendahului Jaehyun masuk ke mobilnya. Jaehyun mengejar.

Ia menyodorkan satu pak tisu pada Jisoo sambil memasang sabuk pengaman dan bersiap menginjak gas. Dari arah rumah Taeyong muncul dirinya mencari Jisoo. Jaehyun kebingungan. Ia memandang mereka bergantian.

"Ayo pergi!" ujar Jisoo.

"Jisoo!" teriakan Taeyong terdengar samar di dalam mobil.

"Kumohon," Jisoo kembali terisak.

Akhirnya Jaehyun menurut. Ia menginjak gas dan segera pergi meninggalkan Taeyong yang tengah menghampiri mobilnya tadi. Sesekali ia melirik kaca spion, memastikan keadaan Taeyong hingga pria itu tak lagi nampak.

Alih-alih mendengarkan cerita dari Jisoo, Jaehyun justru mendapat telepon dari Eunwoo.

"Halo?" ucapnya.

"Bagaimana Jisoo?" tanya Eunwoo.

"Yah ... aku tak tahu apa yang terjadi ... "

"Bullets,"

Jaehyun terkesiap. "Mau apa dia?"

"Kau tak melihat mereka?"

"Tidak."

"Apa Jisoo baik-baik saja?"

"Ya, tapi ... "

"Apa? Katakan!"

"Sepertinya ada kesalahpahaman,"

"Lalu bagaimana sekarang?"

Jaehyun melirik Jisoo sekilas. "Aku membawanya kembali."

"Baguslah. Hibur dia. Jangan cuma maunya dihibur wanita tiap malam."

Jaehyun mengernyit. "Apa—"

Panggilan terputus. Jaehyun melempar headsetnya. Ia kembali melirik Jisoo, mencoba menghiburnya. Sesuai janjinya, Jisoo pun menceritakan apa yang dilihatnya tadi. Jaehyun sama terkejutnya. Ia tak mengira Taeyong mau melakukan hal tak berguna seperti itu. Tapi apa tujuan Lisa sesungguhnya? Tidak mungkin jika hanya kebetulan. Setibanya di apartemen Jisoo, Jaehyun segera pulang. Biarkan Jisoo mendapat ruang pribadinya.

Dengan langkah berat, Jisoo masuk ke kamarnya. Woah. Apa itu tadi yang dilihatnya? Kenapa dadanya terasa sesak? Kenapa ... kenapa mereka ... kenapa ia harus datang di saat mereka seperti itu? Kenapa harus Lisa? Kenapa harus ia yang ada di sana? Kenapa ia menangis? Untuk Taeyong? Memangnya siapa dirinya? Bukan sesiapa! Ia dan Taeyong tidak berkencan! Tapi kenapa rasanya pedih? Untuk apa air matanya ini? Tidak berguna.

Ponselnya berdering dengan nama Taeyong di sana.

"Bukakan pintu. Aku di luar. Sekarang!" tutur Taeyong di seberang.

"Pulanglah." sahut Jisoo malas. Ia mematikan ponsel, kembali membungkam wajahnya dengan bantal.

Hanya selang beberapa detik terdengar gedoran pintu disertai suara Taeyong yang memanggil Jisoo. Hal itu berlangsung selama beberapa saat, hingga akhirnya Jisoo risih dan membukanya. Taeyong melesat masuk, langsung memeluknya tanpa aba-aba. Apa lagi sekarang?

KERUB [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang