Abduksi

784 95 3
                                    

Hari itu panas terik. Angin kering menyapu daratan meninggalkan lembar-lembar daun kering berserakan di tanah. Putri Theresa bersama juru rawat pribadinya tengah dalam perjalanan pulang selepas dari membeli buah-buahan di pasar. Bermodal hanya sebuah payung, mereka melintasi jalanan berdebu dan kotor. Walau Putri Theresa acuh saja dengan pakaian mahalnya yang kotor terkena debu, sang juru rawat justru harus kesusahan memegangi payung dan gaun majikannya itu.

"Sudahlah. Tak perlu kau pegangi. Lepaskan saja." tutur Putri Theresa entah keberapakalinya.

"Ibu Ratu akan marah kepada saya jika pakaian Anda kotor, Putri." sahut sang juru rawat sembari menundukkan kepala.

Putri Theresa mendengus. "Aku yang salah. Kenapa harus kau yang disalahkan,"

Ia melenggang pergi, diikuti sang juru rawat. Tiba-tiba di tengah jalan, seseorang merebut keranjang buahnya hingga beberapa buah jatuh, dan membawanya pergi. Warga sekitar yang menyaksikan kejadian tersebut nampak terkejut. Beberapa ada yang mengejar pencuri itu untuk merebut kepunyaan Putri. Lain halnya dengan Putri Theresa yang hanya diam merelakan buahnya dicuri orang.

"Biarkan saja. Hanya buah." tuturnya pada semua orang.

Salah seorang warga memberikan keranjang penuh buahnya pada Putri Theresa yang ditolak halus.

"Tidak usah, terima kasih. Itu milikmu, jangan berikan padaku. Aku bisa beli lagi nanti."

Jisoo meregangkan tubuhnya. Ia menekan tombol Ctrl dan S sebelum beranjak ke dapur. Siang itu Taeyong meninggalkannya sendirian di rumah dan belum kembali. Taeyong bilang ada urusan di camp, entah membicarakan apa. Semalam ia juga sempat menyinggung perihal ayah Jisoo, hanya saja Jisoo tak menjawab banyak. Apa mungkin mereka membicarakan tentang kedatangan ayahnya? Ia pun sebenarnya juga berharap ayahnya ada di sini, dan mau menjelaskan padanya apa motivasinya untuk ikut campur masalah orang seperti ini. Masalahnya, ia yang kena batunya.

KERUB [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang