"Mana Jaehyun?!"
Semua yang ada di ruangan diam membisu. Tak ada yang berani membalas tatapan lapar sang kapten yang sedari tadi mencari sosok Jaehyun. Eunwoo memang menugaskan Jaehyun di beberapa tempat lain, tetapi hanya sebagai selingan. Dua orang dari Cattleya telah dikirim ke lokasi, sehingga Jaehyun tak seharusnya ada di sana—mungkin—saat misi utama Kerub masih atau sedang berlangsung. Bukannya Eunwoo melarang Jaehyun pergi. Toh tak ada yang terluka parah dan mereka telah membuat kesepakatan. Tetapi coba pertimbangkan lagi, mana yang lebih kau pilih—rehat sejenak untuk kesehatanmu yang memburuk di tengah tugas sekolah atau malah terus menyelesaikan tugas dengan membiarkan penyakitmu memburuk?
Ketika terdengar suara langkah kaki masuk ke markas, Eunwoo segera melesat menghampiri asal suara dan kembali nadanya meninggi.
"Dari mana kau?!" bentaknya. Kali pertama mereka melihat Eunwoo semarah ini.
Jaehyun mengangkat alis. "Aku—maaf, aku meninggalkan ponselku saat ada tamu di Moskow-C. Aku sud—"
"Sudah kubilang padamu untuk meninggalkan Moskow-sialan itu, kan?! Kenapa kau malah sibuk di sana saat misi utamamu sedang dalam puncaknya?!" pria itu menyela.
"Mana kutahu! Kupikir mereka akan baik-baik saja karena memang Jisoo sedang sibuk di kampus, jadi aku pergi ke Moskow-C. Siapa yang tahu juga jika di jalan akan macet parah? Kalian sudah pergi saat aku tiba—!"
"Mana kutahu katamu?!"
"Eunwoo, sudah cukup!" Johnny tiba meredakan suasana. Ia mendorong Eunwoo agar sedikit menjauh dari Jaehyun. Sementara itu anggota lain kembali pada tugas mereka masing-masing.
"Kita beruntung mereka tidak sungguhan menghajar kita tadi. Sudahlah," tuturnya sambil menahan Eunwoo.
Tatapan Eunwoo berpindah pada pria itu. "Bagaimana seandainya jika mereka membunuh kita tadi? Kau mau mati sekarang dan membiarkan satu anggotamu menikmati makan siangnya dengan santai di tempat lain?"
"M-C kedatangan tamu dari Cattleya tadi. Apa Jaehyun salah meninggalkan ponselnya? Jalanan macet, apa itu juga atas permintaan Jaehyun? Sudah baik dia mau datang. Jangan membebani pikiranmu, tolong."
Eunwoo mendengus kesal. Johnny ada benarnya. Ia menyetujui penawaran Mark tadi walaupun sebenarnya ia belum punya rencana, maka sekarang ia harus menyusun rencana—ia dan Johnny, kemudian merundingkannya dengan anggota lain dan keputusan akhir akan segera didapat. Tiba-tiba ia teringat sesuatu yang membuatnya langsung beranjak pergi dari sana.
Johnny menepuk pundak Jaehyun. "Tak apa. Susunlah sesuatu bersama Taeyong. Dua jam lagi kita berkumpul."
... bersama Taeyong.
Ekspresi Jaehyun mengeras. Ia mengangguk pelan.
"Taeyong," panggil Jisoo. Ia mendekati pria itu sambil nampak hendak ingin mengatakan sesuatu.
"Kenapa?" Taeyong mengusap rambut wanita itu pelan.
"Aku ingin mengatakan sesuatu," bisik Jisoo. Taeyong menautkan alis tak paham. "Tentang Jaehyun ... "
Taeyong melirik sekilas pada Ron yang sedang duduk di tepi kasur. "Katakan saja."
"Jaehyun ... dia ada di sana ... "
Dahi Taeyong mengerut.
"—saat mereka menculikku."
Mereka terdiam.
"Kurasa Jaehyun membantu mereka ... " Jisoo masih berbisik.
"Apa maksudmu Jaehyun membantu mereka?" nada bicara Taeyong meninggi.
"Jaehyun membawaku pada mereka. Mereka lebih dulu menangkapku sebelum aku sempat kabur. Dan ... "
"Apa?"
"Kurasa Jaehyun dan Rosé berkencan ... "
Taeyong spontan mengenggam tangan Jisoo kasar dan menariknya. "Jangan bercanda!" bentaknya.
"Aku serius! Untuk apa aku menipumu? Jaehyun tidak membantu kalian karena dia melarikan diri begitu menerima telepon dari Eunwoo!" balas Jisoo. Taeyong melepaskan genggamannya dan berlari pergi.
Jaehyun melepaskan jaket dan sarung tangan seiring pergi ke ruangannya bersama Taeyong. Pikirannya sibuk menyusun kalimat yang akan ia lontarkan pada Taeyong dan segala makiannya nanti. Alasan apa yang seharusnya ia gunakan nanti?
"Kau bajingan!" bentak Taeyong yang tiba-tiba muncul. Pria itu langsung menghadiahi Jaehyun bogem mentah.
"Kau membantu Serafim selama ini?! Pengkhianat!!!" maki pria itu sambil menarik kerah Jaehyun kasar.
Deg
Jaehyun terdiam. Pasti Jisoo yang memberitahunya.
"Tunggu, tunggu! Dengarkan aku dulu!" Jaehyun mencoba melepaskan diri, namun Taeyong nampak tak mau berkompromi.
"Tiga tahun kita bekerja bersama dan kau mempercayai seseorang baru yang belum ada setengah tahun semudah itu?!" balasnya.
Air muka Taeyong berubah karena ucapan Jaehyun berhasil memengaruhinya, tetapi ia tetap menarik kerah Jaehyun tak sabaran. "Katakan kau ada di mana saat kami tiba di Serafim!"
"Sudah kubilang aku ke Moskow-C—!"
"Jika mereka sampai mengatakan bahwa kau tidak datang, lihat saja nanti!" Taeyong mendorong Jaehyun kasar, menatapnya kesal sebelum pergi.
Apa sekarang? Taeyong akan menghubungi Moskow-C?
Mati aku!
***
Daddy Johnny baik ya melerai Eunwoo dan Jaehyun uwu😙😏
Minggu depan double update!🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
KERUB [FINISHED]
Fanfiction[au] Hujan amunisi di Insa-dong hari itu lah yang akhirnya membawa Jisoo pada Taeyong, dengan segala cerita yang mengikutinya. ##### Tell My Yearn to The Rain versi revisi. [folder asli TMYTTR masih tersedia di bab terakhir jika ingin membaca]