"Bersama dengan pelantikan skuadron inti baru hari ini, saya mengumumkan pembentukan sebuah tim luar beranggotakan sembilan orang sebagai back up Zenith.
Zenith yang tersusun atas empat unit dilaporkan telah berhasil menjalankan misi Sieya di Insa-dong. Back up akan menjalankan tugas lanjutan dengan prosedur kerja tertulis, dimana akan dikenakan sanksi beragam jika melanggar. Untuk saat ini sanksi terberat masih dijatuhkan pada pelanggaran berupa segala bentuk pengkhianatan. Kapten tim diberi kewenangan menewaskan pelaku di tempat ataupun dibawa kembali ke Cattleya.
Di sebelah saya telah berdiri sembilan orang tersebut, yang mana telah ditetapkan nama mereka yakni Kerub—dengan misi bernama Angel. Kerub akan tersusun atas empat unit dan diketuai oleh Cha Eunwoo.
Adapun keempat unit tersebut dengan pembagian anggota, Cha Eunwoo—Johnny Seo, Lee Taeyong—Jung Jaehyun, Nakamoto Yuta—Kim Mingyu, Jennie Kim—Kim Sowon—Shin Hyejeong. Diharapkan Kerub akan memperoleh kesuksesan paling lambat dalam kurun waktu lima tahun."
Eunwoo menghela napas. Ia mengusap wajah dengan telapak tangannya sambil samar mendengar nyanyian serangga malam. Ia menatap lurus ke atas, awan tengah berkejaran sambil sinar rembulan sebagai penerang. Jujur, ia rindu tim intinya di Cattleya. Ia pun tahu anggota Kerub lainnya pasti merindukan tim masing-masing. Memang ada beberapa yang bekerja individual, contohnya Hyejeong dan Sowon. Ia sering tak sengaja mendengar Mingyu mengobrol di telepon dengan Wonwoo—mengatakan bahwa timnya rindu masakan pria itu, lalu tim Taeyong yang mendominasi Kerub—Winwin bilang rasanya kurang pas jika tak menggoda Yuta. Sebuah senyum perlahan terukir di wajahnya. Eunwoo hanya bisa diam sambil perlahan senyum manisnya berubah menjadi senyum getir. Ia mengkhawatirkan semuanya—Jisoo, Ron, timnya, keberhasilan misinya. Tim Serafim tak tanggung-tanggung melibatkan prajurit semacam Yook Sungjae dan Ong Sungwoo yang—katanya—unggul di camp mereka. Bukannya Eunwoo pesimis. Besok akan menjadi hari final—ia akan membuatnya begitu. Eunwoo bukan kapten di tim intinya, Johnnylah yang merupakan kapten di timnya—dengan Taeyong sebagai kapten kedua karena anggota mereka enam belas orang.
Tidak ada yang waras di dunia ini.
"Kau di luar?" tutur seseorang yang datang menghampirinya. Eunwoo menoleh, spontan mengulas senyum simpul ketika figur Taeyong hadir di sana. Seharian ini ia sudah marah, apa salahnya tersenyum?
"Kau tidak tidur?" sahutnya.
Taeyong mengedik. "Entahlah. Aku ... merasa perlu berbincang denganmu."
"Oh ya? Sebagai sesama kapten?"
"Oh ayolah. Aku bukan kapten di sini, Kapten."
Eunwoo terkekeh. "Hari ini benar-benar panas."
Taeyong mengangguk pelan. Pengkhianat itu. "Cukup panas," sahutnya ketika sosok Jaehyun muncul dalam kepalanya.
Coba bayangkan. Taeyong sudah tak pulang ke timnya selama hampir tiga tahun, dan dihadiahi dengan acara pengkhianatan kawan baiknya? Yang benar saja! Bahkan saking berkawanbaik, orang-orang memanggil mereka Jaeyong.
Yuta mengatakan apa yang pria itu katakan pada Jaehyun tadi. Ucapannya berbekas bagi Taeyong. Jaehyun berada di kelompoknya dan Yuta di kelompok Johnny. Taeyong paham mengapa Yuta mengatakan bahwa dulu ia dan Jaehyun tak terlalu akrab.
If I need to kill you, I'll kill you! All I do is to serve Cattleya, remember that.
"Eunwoo," panggilnya. Eunwoo hanya membalas dengan gumaman.
"Aku memang perlu mengatakan sesuatu padamu, dan ini penting. Sangat ... sangat penting."
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KERUB [FINISHED]
Fanfic[au] Hujan amunisi di Insa-dong hari itu lah yang akhirnya membawa Jisoo pada Taeyong, dengan segala cerita yang mengikutinya. ##### Tell My Yearn to The Rain versi revisi. [folder asli TMYTTR masih tersedia di bab terakhir jika ingin membaca]