Kolaps

1K 139 8
                                    

Putri Theresa masih enggan beranjak dari tempat tidurnya. Ia tidak sampai hati memperlihatkan mata bengkaknya pada sang Ayah. Mana mungkin ia mengaku kurang tidur, jika jelas-jelas Pangeran Thomas telah melukai hatinya? Selama ini ayahnya tidak tahu menahu perihal hubungan mereka. Walau kejadian itu sudah lama, saat tiba-tiba Pangeran Thomas mengumumkan berita pernikahannya. Sekarang Putri Theresa bisa bernapas lega, karena Pangeran Thomas membatalkan acara pernikahannya.

Tentu saja.

Karena yang ia cintai adalah Putri Theresa.

Jisoo menundukkan kepalanya. Ia menggapai bantal di sebelahnya, berbaring terlentang, lalu menekankan bantal tersebut pada wajahnya. Apa sih yang Taeyong lakukan padanya? Bagaimana bisa jantungnya berdebar ketika hanya memikirkan namanya? Apa yang salah dengan pria itu?

Aku tak mau gadis yang kusukai pada akhirnya sama saja seperti Lisa

Cih. Taeyong menyukainya? Apa ia gila sampai salah bicara? Haruskah ia merasa senang atau justru sedih? Ponsel di sampingnya bergetar, ia meraihnya. Ah, Taeyong benar-benar sudah gila. Kenapa ia meneleponnya?!

"Halo?" jawabnya.

Taeyong menyahut dengan ragu. "Um ... lupakan saja apa yang sudah kukatakan tadi."

Bagaimana bisa? "Aku sudah lupa."

"Ah ... baguslah ... "

"Kenapa menelepon?"

"Oh iya. Aku ingin minta bantuan."

"Apa lagi? Melukis kubisme?"

"Ya. Aku sudah menghubungi Picasso, tapi katanya dia sibuk. Aku disuruh meminta bantuanmu."

Jisoo tersenyum. "Kau ini keterbelakangan mental atau apa?"

"Chichoo-yah ... "

"Karena aku baik, jadi akan kubantu."

"Wah!" Taeyong terdengar girang. "Aku ke sana besok."

"Tidak usah. Aku saja. Nanti kakimu patah di tengah jalan, aku tak mau repot."

"Kakiku baik-baik saja."

"Jelas-jelas kau keseleo,"

"Sudah sembuh. Jangan berlebihan."

Jisoo mendecak.

"Kau ke sini naik apa? Bus? Jangan. Aku tidak mau kau naik bus. Nanti akan kuminta Eunwoo menjemputmu."

"Doyoung kan ada,"

"Jangan. Lebih aman bersama Eunwoo."

"Maksudmu?"

"Dia kan pensiunan sekuriti."

Jisoo terbahak. "Lawakanmu garing."

"Aku tahu aku tampan. Kau tak perlu memujiku begitu."

KERUB [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang