[au] Hujan amunisi di Insa-dong hari itu lah yang akhirnya membawa Jisoo pada Taeyong, dengan segala cerita yang mengikutinya.
#####
Tell My Yearn to The Rain versi revisi.
[folder asli TMYTTR masih tersedia di bab terakhir jika ingin membaca]
"OhmyGod!!!" pekikan serempak Doyoung dan Jinyoung naik beberapa oktaf. Mereka memandang Jisoo tak percaya.
"Kubilang juga apa!" Doyoung mengguncang bahu Jisoo.
"Kau ... " Jinyoung menggigit kepalan tangannya. "bagaimana jika semua orang tahu?"
Jisoo memberengut. "Mau bagaimana lagi? Sudah terlanjur ... "
"Ah ... " Jinyoung mengacak-acak rambutnya.
"Jadi kau dan Lisa juga berteman? Dan Jie Qiong? Dan semua teman Lisa?" tanya Doyoung.
Jisoo mengangguk. "Maaf ... aku baru berani bilang sekarang ... "
Doyoung mendecih. "Jie Qiong mau berteman denganmu? Aku tak habis pikir."
Jisoo tersenyum kecut. "Apa salahnya sih?"
"Mereka kelihatannya bukan gadis yang baik ... " sela Jinyoung. Jisoo menoleh padanya. "menurutku."
"Memang bukan." tutur Doyoung. Jisoo menoleh. "Aku tak mau kau jadi matre seperti mereka."
"Kau sudah berkencan dengan Taeyong. Ingat itu. Terserah padamu lah. Kalau tiba-tiba Taeyong mengataimu matre ... selesai sudah." Jinyoung menggerakkan tangannya seperti gaya menggorok leher.
"Kami sudah memperingatkanmu. Sekarang terserah padamu bagaimana selanjutnya." Doyoung mengacungkan jarinya pada Jisoo.
Jisoo mendengus.
"Aku ada janji dengan Yugyeom. Ayo, Doyoung!" Jinyoung beranjak diikuti Doyoung.
"Kalian meninggalkanku?!" pekik Jisoo kesal.
"Sana main dengan teman barumu!" Jinyoung melengos pergi.
"Hei!" Jisoo memberengut kesal.
"Bye." Doyoung mengejar Jinyoung yang sudah berjalan cukup jauh.
Sekarang tinggal Jisoo sendiri. Dasar aneh. Kenapa mereka sama saja dengan Taeyong? Apa salahnya punya teman wanita? Oh, mungkin ia tak ditakdirkan punya teman wanita.
Ponselnya menerima panggilan masuk dari Taeyong. Ia menggeser tombol hijau.
"Ya?"
"Kau di mana?"
"Kelas,"
"Sendirian?"
"Ya ... tadinya ada Doyoung dan Jinyoung ... "
"Oh, aku bertemu mereka bersama Yugyeom dan Jackson tadi."
"Apa urusannya denganku?"
Taeyong mendecak. "Lupakan. Ayo pulang."
"Kau sudah selesai?"
" ... "
" ... "
"Belum ... "
Jisoo memutar mata kesal. "Selesaikan dulu pekerjaanmu."
"Tak sampai lima menit kok. Aku akan segera ke sana."
"Tidak usah. Nanti kutemui di parkiran. Aku mau ke toilet."
"Oke."
Jisoo mematikan ponselnya, kemudian pergi. Ia lalu segera menuju parkiran usai urusannya di toilet selesai. Sebenarnya ia waspada akan kehadiran tiba-tiba Hyerim seperti waktu itu. Ia juga jadi teringat ucapan Doyoung dan Jinyoung tadi. Apa alasan Taeyong melarangnya berteman dengan Lisa adalah alasan konyol sama seperti yang Doyoung katakan? Ia menggelengkan kepala, berusaha berada pada jalannya sendiri. Tiba-tiba ia merasa dipandangi. Ia menoleh ke semua sisi, tak mendapati apapun yang aneh. Ia lanjut berjalan, dan segera merasakan hal yang sama selama beberapa kali. Apakah memang ada yang mengikutinya, atau hanya perasaannya saja? Lagian siapa yang mau buang-buang waktu demi membuntutinya?
Ia mempercepat langkah sambil menggenggam selempang tasnya. Dari seberang ia melihat Yuta.
"Jisoo-ssi!" sapanya sembari mengangkat tangannya. Pandangannya melirik ke figur pria di belakang Jisoo. Ia tetap mengulas senyum pada Jisoo walau matanya menyiratkan lain.
"Oh, hai Yuta." Jisoo tersenyum kecut. "Kelasmu sudah selesai?"
Yuta mengangguk. Tak bisa dipungkiri, pria di belakang Jisoo lebih menarik perhatiannya. Ia intens memandang pria itu dengan tatapan tak suka. Merasa ada yang aneh, Jisoo menoleh ke belakang. Ia mendapati seorang mahasiswa berdiri di sana. Seorang teman Lisa. Sungwoo?
"Maaf, aku kebetulan lewat." tutur Sungwoo sambil mengulas senyum manis pada Jisoo.
Jika ia lupa sudah berkencan dengan Taeyong, mungkin sekarang ia sudah dibuat meleleh karena senyuman Sungwoo.
"Oh ... " sahutnya kikuk. Ia memandang Sungwoo dan Yuta bergilir. Sungwoo yang menatapnya ramah, sementara Yuta yang menatap Sungwoo seperti menatap pencuri. Kenapa lagi ini?
"Kukira kau punya penggemar, Jisoo." Yuta meliriknya.
"Hah?" Jisoo mengernyit tak paham.
Sungwoo terkekeh. Ia masih menyimpan senyum manisnya. "Baiklah. Aku duluan. Kapan-kapan mampirlah lagi ke rumah Cheng Xiao bersama Lisa, Jisoo. Sampai jumpa." tuturnya sambil berlalu.
Jisoo terdiam.
Yuta nampak terkejut. Ia menelan ludah.
"Kau dekat dengan Lisa juga ternyata?" tanyanya.
Jisoo mengedik. "Begitulah."
"Eh, btw, apa kau mau pulang? Maaf aku jadi menghentikanmu di jalan." Yuta menggaruk tengkuknya.
"Tidak kok. Santai saja."
"Ayo, aku juga kebetulan mau ke parkiran."
Jisoo mengernyit. Semua orang aneh sekali hari ini. Mereka janjian? Dengan sedikit kikuk akhirnya ia dan Yuta berjalan bersama hingga tiba di parkiran. Jisoo menceritakan sedikit tentang pertemanannya dengan Lisa, lalu bagaimana ceritanya ia bisa kenal dengan Sungwoo juga. Tak lama tiba di parkiran, Taeyong menghampiri mereka. Usai berbincang sedikit, mereka berpisah.
"Ke rumah Eunwoo. Sekarang." tutur Taeyong pada Yuta sambil saling menepuk pundak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.