[au] Hujan amunisi di Insa-dong hari itu lah yang akhirnya membawa Jisoo pada Taeyong, dengan segala cerita yang mengikutinya.
#####
Tell My Yearn to The Rain versi revisi.
[folder asli TMYTTR masih tersedia di bab terakhir jika ingin membaca]
Usai mengantar Jisoo pulang, Taeyong melanjutkan perjalanan ke camp. Penyadap yang ia temukan dari kamar Jisoo masih dibawanya. Kebetulan semua kawan-kawannya sedang berkumpul. Ia langsung meletakkan penyadap tersebut di tengah-tengah meja.
"Lisa. Di kamar Jisoo." tuturnya.
Semua pandangan tertuju pada benda kecil tersebut, berebut ingin mengambilnya.
"Hari itu saat Lisa datang ke rumahku, dia berniat pamer. Aku tak sempat merebut iPodnya karena ... " Taeyong terdiam.
Jaehyun menyahut, merasa tahu apa yang terjadi. "Jisoo?"
Taeyong meliriknya. Ia mengedik. "Maafkan aku."
Eunwoo menyergah, menyerahkan penyadap di genggamannya sembarangan. "Kau tahu tugasmu! Jangan melupakan hal sekecil pun hanya karena wanita itu!"
"Maaf ... lagipula rekamannya tak begitu penting."
"Tak begitu penting. Tapi kita bisa melacak mereka!"
Taeyong menunduk. Ia memainkan ibu jarinya di balik punggung.
"Eunwoo! Umpanmu tak dimakan ikan. Dia makan umpan lain." ujar Yuta. Ia menyandarkan tubuh.
Eunwoo mengernyit.
"Sepertinya jalang Thailand itu sudah membawanya ke teman-temannya,"
"Apa kita terlambat?"
"Dugaanku, ya."
"Bergeraklah! Dasar kau betina!" Johnny mendorong bahu Jennie.
"Apa susahnya sih?! Apa perlu kita bertukar tugas?"
"Aku tak bisa mendekatinya begitu saja karena dia selalu bersama teman laki-lakinya dan Taeyong! Belum lagi jika tiba-tiba para pelacur hits itu mendekatinya!"
"Dia kan pasti punya waktu senggang!"
"Lalu apa? Menghampirinya tiba-tiba?!"
"Ajaklah Sowon dan Hyejeong! Mereka bukan mandor!"
"Hentikan!!!" bentak Eunwoo. Kesenyapan merambat perlahan seiring sang kapten yang berdiri di hadapan mereka.
"Duduklah." ujarnya pada Taeyong.
Ia menghela napas panjang sebelum mulai bicara. "Ayolah, guys. Kumohon kerja sama kalian. Aku janji waktu kita tak akan terlalu lama. Mari kita bersama menyelesaikan tugas secara perlahan dan bertahap. Aku tak butuh pertikaian. Semuanya sudah tertulis jelas di prosedur. Kalau milik kalian hilang, kalian bisa minta lagi padaku. Justforareminder. Please, aku takkan marah. Aku sudah minta bantuan Azriel untuk nanti."
Semuanya menunduk dalam.
"Aku tahu ini berat. Mungkin ini yang terberat. Aku juga sudah bilang dari awal bahwa aku tak memaksa kalian terjun kali ini. Mungkin cedera kalian belum sepenuhnya sembuh. Aku pun sama. Tapi ... karena kalian sudah sejauh ini, kumohon jangan ada yang menyerah." Eunwoo menatap mereka satu per satu. "Apa ada yang ingin keluar? Silakan. Tak ada paksaan."
Tak ada respon.
"Girls?" Eunwoo melirik para gadis. Mereka menggeleng.
Pandangannya beralih. "Mingyu? Mau menyusul Wonwoo dan Vernon di Cattleya?"
"Tidak." Mingyu menggeleng.
"Unit N?"
Taeyong, Johnny, Jaehyun, dan Yuta menjawab hampir bersamaan. "Tidak."
Tidak. Jelas Taeyong tak bisa. Ia terlanjur berjalan terlalu jauh. Ia sudah di muka. Selangkah lagi, dan ia akan benar-benar tersesat.
Eunwoo mengangguk singkat. "Kuhargai itu semua. Kuharap semuanya berjalan sesuai rencana."
Taeyong menghela napas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.