Lisa membuang muka. Ia tak ingin lagi melanjutkan aktifitasnya untuk memandangi—mengawasi—Taeyong sejak pria itu menemui seorang gadis. Gadis itu ... Kim Jisoo. Gadis cantik yang berbahaya.
Ia memacu mobilnya menuju sebuah camp dimana sudah terdapat kawan-kawannya yang menunggu.
"Menyebalkan sekali." gerutunya begitu tiba.
"Ada masalah?" tanya teman wanitanya.
"Entahlah. Taeyong mulai mendekati Jisoo. Kenapa aku jadi kesal sendiri?"
"Sudah kubilang. Kau terlalu serius."
"Aku mau pulang ke Bangkok saja." ujarnya sambil melengos pergi.
"Kau gila?! Kita belum apa-apa!" kawannya mengekor masuk.
"Rosé-yah ... tidakkah kau ingin pulang? Alice unnie menunggumu di Australia," Lisa membalikkan badan.
Rosé terdiam. Apa-apaan gadis ini?
"Aku lelah. Harusnya sana kalian lakukan saja sendiri. Apa hanya aku yang bisa melakukannya? Tidak, kan?"
"Ini tugasmu dari awal. Jangan bodoh. Kau yang menawarkan diri."
"Ya ya ya, aku tahu." Lisa memutar mata dan melenggang pergi.
Di ruang tengah banyak kawan-kawan mereka yang tengah bersantai. Ada pula yang bermain ps.
"Jie Qiong!" panggil Lisa. Yang dipanggil menoleh.
"Tidak bisakah kau kembali pada pacarmu itu lagi? Siapa namanya? Doyoung?" tanyanya.
"Tutup mulutmu." ketus Jie Qiong.
Lisa mendecak. "Dasar tidak berguna."
"Kenapa sayang? Tidak ada yang membantumu?" sela seorang teman pria Lisa yang tengah bermain ps.
"Ya. Kau tahu sendiri." sahut Lisa. "Jangan cuma nampang!"
"Kasihan sekali," balas kawannya lagi. Ia terkekeh.
"Hei, Moon Taeil! Kau juga sama tak ada gunanya!!!" bentak Lisa kesal.
"Shut the fuck up, bitch!!!" teriak seseorang yang merasa terganggu.
"Dia memang hanya bisa marah-marah, dasar sampah." rutuk Jie Qiong sembari melangkah pergi.
Taeil dan seorang kawan yang tadi bermain ps meregangkan tubuh. Mereka mengakhiri permainan. Taeil beranjak menghampiri Lisa.
"Kau mau kubantu?" godanya.
"Diamlah!" ketus Lisa.
Taeil terkekeh. "Kau menyukai Lee Taeyong?"
Lisa mengernyit. "The fuck. Pertanyaanmu tidak penting."
"Kemarin aku bertanya apa kau menyukaiku, kau juga bilang pertanyaanku tidak penting. Apa semuanya tidak penting bagimu, sayang?"
"Shut up."
"Hyung, sudahlah. Lisa lebih memilih Taeyong daripada dirimu." tutur kawan mereka yang tadi bermain ps bersama Taeil.
"Oh ya?" Taeil mengangkat alis.
"Dia kan pengkhianat." sambung kawan mereka, diakhiri dengan kekehan puas.
"Diamlah, bajingan!" bentak Lisa dalam bahasa Thailand, notabene kawannya itu juga berasal dari Bangkok. Ia mendengus dan hanya diam memandangi Taeil yang terbahak.
***
Bikin ini kemaren hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
KERUB [FINISHED]
Fanfiction[au] Hujan amunisi di Insa-dong hari itu lah yang akhirnya membawa Jisoo pada Taeyong, dengan segala cerita yang mengikutinya. ##### Tell My Yearn to The Rain versi revisi. [folder asli TMYTTR masih tersedia di bab terakhir jika ingin membaca]