"Kau nampaknya sedang bad mood," Taeyong berusaha menatap mata Jisoo, tetapi Jisoo terus membuang mukanya. "kenapa?"
Jisoo diam. Ia masih membisu sejak hampir setengah jam yang lalu. Bayangan akan kejadian tadi siang di perpustakaan masih menetap di kepalanya. Walau Doyoung dan Jinyoung sudah memintanya melupakan kejadian itu, nyatanya tak semudah itu ia bisa merelakan buah tangannya hancur karena hal konyol.
"Katakan," Taeyong menggapai tangan Jisoo, lantas menggenggamnya. "apa yang mengganggumu?"
Haruskah Jisoo menceritakan hal tak masuk akal yang menimpanya tadi? Seisi kampus tahu pun tak akan memperbaiki suasana hatinya. Ia menggeleng.
"Bukan hal penting." jawabnya.
"Apa ... Doyoung membuatmu marah? Kudengar kalian pulang bersama tadi. Apa dia menggodamu?"
"Tidak."
"Jinyoung?"
"Bukan."
Taeyong menghela napas. "Kenapa, sih?"
Jisoo masih dengan ekspresi datarnya. Ia mengamit lengan Taeyong, lalu bersandar pada bahunya. Kenapa tadi Lisa memberikan gambarnya? Lisa juga suka menggambar? Kenapa?
"Gambaran Lisa bagus juga ya ternyata." tuturnya.
"Hm?"
"Sepertinya kalian dulu sering melukis bersama."
Taeyong mengernyit. "Lisa tidak bisa menggambar. Dan dia tidak suka melukis ... "
"Oh ya?" Jisoo menautkan alis. Jika tadi bukan hasil gambar Lisa, lalu milik siapa?
"Apa dia mengirimkan gambar hantu padamu?" terka Taeyong.
"Tidak. Mana mungkin."
"Lalu?"
"Um ... " Jisoo menopangkan dagunya pada bahu Taeyong. Bukankah ia akan nampak seperti anak kecil jika mengadukan hal konyol yang tadi dialaminya?
"Tadi Lisa memberiku gambarannya ... karena ... gambarku ... entah bagaimana bisa terkena tumpahan air ... " ujarnya. Ia mengernyit. "entahlah, terdengar konyol."
Taeyong nampak memikirkan sesuatu. "Tadi siang? Tidak hujan dan atap perpustakaan tidak bocor kan?"
"Ya ... "
"Tidak ada yang melihat sesuatu?"
"Sepertinya tidak. Doyoung ke toilet, aku dan Jinyoung mencari buku ... atau ada yang sengaja melakukannya. Entahlah."
Taeyong terkesiap layaknya seorang detektif yang menemukan seorang tersangka.
Jisoo melanjutkan. "Airnya tak nampak seperti ... bekas atap bocor atau hanya cipratan, tapi seperti sengaja ditumpahi sesuatu, seperti ... kau tahu kan?"
Taeyong mengangguk. Jisoo menjauhkan diri. Mereka saling pandang.
"Apa? Jangan asal menuduh." Jisoo memutar mata.
"Menurutmu?" Taeyong menerawang.
"Tidak tahu. Aku tak akan menuduh Lisa sebelum ada bukti." Jisoo menggeleng. Ia melompat turun ke balkon dan meninggalkan Taeyong masuk.
***
Happy birthday Ten my dear!!!!!! Another birthday this week! Sebel aku tuh, gantengnya ga selow banget. Demen amat bikin aku belok dari Jaehyun HAHAHAHAHHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHA GA LAH YA AKU KAN SETIA SAMA JAEHYUN
On mulmed Lalisa Manoban for NONA9ON [180227] cantik banget astaga, aku suka rambut coklatnya. Lebih seger diliat😍😍😍
Guys sebenernya banyak cuap-cuap yang mau aku bicarain, tapi kebanyakan makanya aku sebutin dua aja wakakakakaka uri Thai prince and princess❤
Next chapter aku mau kasih foto siapa aja yang belom pernah aku share fotonya ya! Ada yang mau request? Silakan komen~
KAMU SEDANG MEMBACA
KERUB [FINISHED]
Fanfiction[au] Hujan amunisi di Insa-dong hari itu lah yang akhirnya membawa Jisoo pada Taeyong, dengan segala cerita yang mengikutinya. ##### Tell My Yearn to The Rain versi revisi. [folder asli TMYTTR masih tersedia di bab terakhir jika ingin membaca]