7 - Tanya

10.6K 1.3K 24
                                    

Selesai menyiapkan sarapan untuk Jungkook, Eunha kembali ke kamar dan mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.

Perempuan itu tersenyum, tumben sekali hari ini Jungkook tidak perlu repot-repot bangun kalau bukan Eunha sendiri yang membangunkan suaminya.

Perempuan berambut sebahu itu melangkahkan kakinya menuju lemari Jungkook untuk menyiapkan pakaian yang digunakan. Saat ia ingin mengambil kaos kaki baru untuk Jungkook, ia melihat kotak berwarna merah ada di sana.

Alis Eunha saling bertaut, bingung kenapa ada kotak perhiasan di lemari suaminya. Setahunya, dua hari lalu saat Eunha membereskan pakaian Jungkook, ia belum melihat kotak itu.

Ia melirik ke arah kamar mandi dan memutuskan untuk mengintip isi kotak sedikit.

Mulut perempuan itu membulat saat melihat sebuah kalung putih ada di dalam kotak merah itu.

Tak bisa berlama-lama, ia menutup pintu dan dengan cepat menata pakaian Jungkook ke atas kasur.

Ketika Jungkook keluar dari kamar mandi, Eunha langsung memasang wajah pura-pura tidak tahunya. Ia bersikap santai namun hatinya bertanya-tanya untuk siapa kalung itu?

"Pagi," ucap Jungkook masih dengan tubuh yang terlilit handuk dari pinggang sampai lutut. Ketika melewati istrinya, lelaki itu menyempatkan diri untuk mencium pipi Eunha. "Selesai gue ngajar jalan kuy, udah lama gak kuy," ajak Jungkook sembari melepas handuknya begitu saja dan dengan santai memakai dalaman.

Untung Eunha sudah biasa dengan kelakuan Jungkook meski hatinya ketar-ketir melihat Jungkook naked di depannya tanpa tahu malu.

"Mau ke mana?"

"Makan di luar. Atau kalau mau nonton bioskop juga bisa. Kita belum pernah nonton bioskop jam sebelas malem kan, Beb?"

Eunha mengangguk. "Oh iya, siang ini SinB minta anter gue beli pasir dan makanan buat kucingnya. Gak apa-apa?"

"Sama siapa aja kesananya?"

"Gue sama SinB doang. Geng friend yang lain pada kuliah, kalau Yerin lo tahu sendiri toko bunganya gak bisa ditinggal."

"Hati-hati, kabarin gue aja, ya? Nanti siang gue telpon lo kalau lagi jam istirahat."

"Iya, Kuki."

Lelaki itu sudah selesai berpakaian, dan merangkul bahu Eunha untuk sama-sama sarapan di bawah.

"Kuki ...."

"Apa, Bee?"

Eunha ragu untuk mengatakan sesuatu yang mengitari pemikirannya akhir-akhir ini. Sekarang yang ia lakukan hanyalah menunduk dan menggigit bibir bawahnya.

"Lama lo tinggal ngomong. Capek gue nunggunya," kesal Jungkook sembari menyuap makanan dengan cepat.

"Hm ...."

"Jangan kebiasaan gigit bibir," Jungkook mengangkat satu sudut bibirnya keatas. "Kasian bibir lo. Mending sini, lo gigit aja bibir gue."

"Itu mah enak di lo, setan." Eunha melempar tisu bekas ke arah Jungkook.

"Lagian dari jaman purba nungguin lo ngomong lama amat. Jangan bilang gak jadi ngomong, cipok nih." Jungkook mengancam.

Jungkook selalu kesal akan kebiasaan Eunha yang satu itu; Udah bicara dengan serius tapi pas ditungguin mau nanya apa, dia bilang gak jadi. Kan bikin orang penasaran.

"Tapi lo jangan marah kalau gue bilang."

"Emang mau ngomong apa si?"

"Janji dulu jangan marah," rajuk Eunha diiringi puppy eyes yang selalu membuat Jungkook luluh.

"Oke." Jungkook mengangguk.

"Ah, nanti lo ngambek gimana?"

"Enggak, Bee. Ahelah lo lama."

"Gue ... hm ... gue boleh kerja kan, Kuki?" Belum sempat Kuki menjawab, Eunha menyatukan kedua tangannya hingga saling menggenggam kemudian memejamkan mata. "Plis Kuki, jangan larang gue untuk kali ini."

[]

Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang