"Sayang."
"Astagfirullah, kaya valak anjir." Eunha mengusap-usap dadanya saat melihat Jungkook maskeran pakai masker bengkoang Eunha terus pakai sarung yang dijadiin penutup rambut kaya jilbab gitu. "Apaan si sana ah."
"Bee tahu gak? Gak boleh ngambek melulu nanti suaminya makin cinta gimana?" ucap Jungkook, berdiri di samping Eunha.
Daritadi Jungkook selalu cari cara biar bikin Eunha berhenti ngambek. Demi konser IU juga demi kedamaian rumah tangga, Jungkook melakukan apa pun agar bisa lihat Eunha ketawa lagi.
Saat ini, Eunha lagi masak makan malam. Walau masih kesal sama Jungkook, dia tetap ngelakuin kewajibannya sebagai istri.
"Bagus dong. Tiap hari aja gue ngambek kalau gitu."
Jungkook melingkarkan tangannya di perut Eunha, kemudian menaruh dagu di bahu wanita itu. Memperhatikan gerakan gesit Eunha yang tengah memasak omelet dan memanaskan nasi di kompor sebelahnya.
"Jangan gelendotan gitu kenapa, Kuki? Berat tahu kaya lagi ditempel setan."
"Lo pedes amat ngomongnya. Masa suami ganteng gini disamain sama setan?"
"Lagi daripada meluk-meluk bikin engap mending beli capcin dah di warung Mpok Seulgi."
Mendengar ucapan Eunha, otomatis Jungkook langsung melepas pelukannya. "Bilang sama gue, Bee, tadi mau apa?"
"Capcin."
"Oke gue beliin. Tapi udahan ya marahnya?"
"Iya."
"Yes! Yuhu." Jungkook ngelepas sarung yang nangkring di kepala, kemudian memutar-mutarnya seperti koboi. "Gue on the way, Ibu Negara."
Jungkook langsung lari keluar rumah dan nyari sendal jepit yang di taruh di rak yang ada di teras.
Eunha yang awalnya tersenyum sambil menggeleng melihat kelakuan Jungkook, kini terpaksa menampakkan wajah cengo saat melihat ada yang aneh dengan Jungkook.
"Kukiiiii."
Pas Eunha ngejar Kuki ke teras, orangnya udah minggat. Dengan langkah berat sekaligus mau ngakak, Eunha masuk ke dalam. Menyiapkan makanan ke atas meja sambil nunggu suaminya pulang bawa cappucino cincau.
Gak butuh waktu lama, Eunha mendengar suara pagar kebuka yang Eunha yakin adalah Jungkook. Eunha menjawab salam Jungkook dan langsung ngakak pas ngelihat muka kusut Jungkook yang sekarang udah bersih dari masker bengkoang.
"Bee gue mau cerita," ucap Jungkook sambil naro kantong plastik berisi dua capcin. Lalu, Jungkook duduk dihadapan Eunha. "Tadi gue ke warung Mpok Seulgi, terus gue diketawain bocah-bocah gemes yang lagi beli capcin juga gara-gara muka gue putih semua."
Eunha menutup mulut, nahan ketawa. Namun, Jungkook udah tahu makanya dia bilang, "Gak apa-apa ketawa, Bee. Tegar gue." Jungkook menepuk-nepuk dadanya dengan muka datar.
"Terus-terus?" tanya Eunha, masih ngakak.
"Ya, gitu. Bahkan ada anak bocah ngatain gue orang gila. Sialan emang tuh anak." Jungkook ngedumel. "Gak tahu anak siapa. Kayanya sih bukan anak komplek ini. Gue sebagai orang yang dewasa mah diem aja. Padahal pengen banget gue lempar pake gerobak cincau Mpok Seulgi."
Eunha mengelus-elus punggung suaminya, masih ketawa. "Tadi mau gue ingetin tapi lo udah jalan." Melihat Jungkook cemberut, Eunha mencubit bibir suaminya. "Terus gimana kok bisa bersih gitu mukanya?"
"Gue numpang kamar mandi aja di rumah Mpok Seulgi buat bersihin muka."
Obrolan mereka terhenti saat mendengar suara bel yang dibunyikan.
"Tunggu sebentar, ya." Rasa kesal Jungkook hilang saat melihat Eunha mengedipkan sebelah mata ke arah Jungkook sebelum akhirnya membuka pintu rumah. Duh, gemash!
Seperti biasa, Jungkook akan mengikuti langkah Eunha dari belakang dan melihat siapa orang yang bertamu.
"Aaa, Sowon, Bang Jin. Ayo masuk-masuk." Eunha senang ketika Sowon datang bersama suaminya.
"Lah, ada jarafa sama jin tomang," ucap Jungkook saat mendapati Sowon dan Jin main ke rumah mereka.
"Ada tamu bukan bikinin minum sono, Kuk. Aus nih gue." Sowon memegang tenggorokannya.
"Biar gue aja ...."
"Biar aku aja, Sayang." Kuki menghalangi tubuh Eunha yang hendak ke dapur. "Serahkan semua sama Bang Kuki kyut menggemaskan unch."
Jin yang mendengar itu, langsung menabok bokong sahabatnya yang ada di deket dia. "Najis banget. Untung si Eunha nerima lo apa adanya." Sementara si Sowon memutar bola mata.
"Semoga lo ditabahkan karena harus menjalani sisa hidup lo sama mahluk yang gak jelas jenisnya apa, Na. Mamalia bukan, amfibi bukan, reptil apalagi," celetuk Sowon dengan nada bercanda.
"Mak Sowon, tahu gak? Hati gue is hurt, Mak. Kenapa why selalu always, mak? Kenapa?" ucap Jungkook dengan lebay yang membuat Eunha mendorong lelaki itu agar menyiapkan minum ke dapur.
Setelahnya, Eunha salaman sama Jin, kemudian sama Sowon juga. Terus dia duduk di sofa single yang ada di seberang Sowon dan Jin.
"Pasti mau nganterin jaket couple punya Nana ya, Won?"
"Iya, Na. Kebetulan tadi kita lagi jalan-jalan malem sekalian aja mampir sini nganterin pesanan lo."
Sowon itu kerja jadi reseller di instagram. Kerjaannya jual pakaian, sepatu, atau tas kemudian ditaruh di grup dagangannya. Anak-anak genk friend juga sering beli ke Sowon kalau lagi males pergi. Lumayan harganya murah-murah dan kualitas juga gak mengecewakan.
"Oh iya, Na. Setiap pembelian jaket couple ini juga dapet dua bando kelinci lucu. Bonusnya ada di dalam sini, ya. Udah gue masukin."
"Asik." Eunha menerima paket dari Sowon.
"Gimana, udah bilang sama Jungkook tentang masalah yang lo ceritain tadi?" Sowon agak berbisik, namun Jin bisa mendengarnya.
"Masalah apa?" Jin nanya.
"Itulah Yang pokoknya. Masalah cewek." Jin ngangguk mendengar ucapan istrinya, Sowon.
"Belum. Mungkin besok, lusa, atau kalau inget." Eunha garuk-garuk kepala. "Au ah, Won. Pusing nih ini aja gue kesel sama Kuki gara-gara mau nonton konser IU."
"Njay, udah tua gak tobat-tobat fanboynya." Jin geleng-geleng. Dia kenal Jungkook dari SMA, dan dia tahu luar-dalem Jungkook. Intinya, suami-suami dari genk friend itu semuanya sahabatan dari SMA. "Ketekin coba Ha biar suami lo insyaf."
"Pantesan kuping gue daritadi panas sama pengeng, diomongin dimari." Jungkook datang bawa nampan yang isinya soda kaleng sama beberapa cemilan.
"Gue kira mah ngapain lama di dapur, ujung-ujungnya bawa minuman kaleng sama cemilan doang." Eunha menghela napas ngelihat kelakuan Jungkook.
"Abis tadi kan gue bikin sirup, Bee. Terus pas gue cobain atu-atu ada yang kemanisan, ada yang biasa aja. Kan nanti gak adil. Jadi mending gue bawain yang lain aja."
"Iyuh banget kalau lo bawa yang bekas bibir lo, Kook." Sowon bergidik. "Sirupnya pait yang ada," lanjutnya sambil membuka salah satu minuman kaleng dan menenggaknya.
"Waduh mak lo jangan ngehina gue. Gini-gini Eunha juga ketagihan." Yang langsung direspon Eunha dengan mencubit lengan Jungkook. "Bagi Eunha, bibir gue itu udah kaya momogi. Bikin mau-mau lagi."
"Mulut lo, ya, ish." Eunha melotot ke arah suaminya. Sementara Sowon dan Jin ngakak gara-gara liat pipi tembam Eunha yang berubah drastis jadi warna merah.
[]
Sori lama gak di up, gua lagi dikampung susah sinyal hahaha. Sekalinya dapet sinyal langsung gue publish. Tq😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔
Fanfiction(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik ringan, bisa kali mampir ke sini heuheu? UDAH TAMAT!