"Jungkook ayo ikut gue." Di Minggu pagi yang cerah ini, Eunha yang masih mengenakan celemek bunga-bunga menarik-narik tangan Jungkook yang sedang asyik dengan gamenya. "Ayo cepetan."
"Ntar dulu Bee, lagi seru nih."
"Ih katanya tadi laper." Eunha masih narik-narik tangan suaminya, sementara Jungkook masih sibuk memencet-mencet analog yang ada di stik ps.
"Bentar-bentar."
"Gue nyoba resep baru nih, lo gak tahu perjuangan gue masak dari pagi buta, apa? Gak mau tahu lo harus jadi orang pertama yang nyicipin masakan gue."
Sebelum nikah, Jungkook pernah bilang kalau dia harus jadi orang pertama yang nyobain masakannya, apa pun rasa masakan Eunha. Emang sih Jungkook selalu nyicipin hasil masakan Eunha pertama kali, tapi dia terlalu jujur dan itu agak menyakitkan.
"Iya, tapi tunggu dulu bentar."
Eunha gak terima kata bentar, sekarang dia narik baju bagian belakang Jungkook sampai membuat lelaki itu terjungkal ke belakang. "Bee lo ngapain si?"
"Lagian gak mau nurut." Eunha kesal. "Kalau lo gak mau nyicipin gue kasih suami tetangga deh, noh suaminya Mpok Seulgi biar jadi orang yang makan masakan gue pertama kali."
"Etetet jangan dong." Jungkook langsung lempar stik ps ke atas karpet, gantian narik celana Eunha udah kaya anak minta ampun sama emaknya karena gak mau digebukin lagi, membuat Eunha mundur dan menepak tangan Jungkook agar menjauh dari pantatnya. "Gak ridho ya gue ada cowok lain yang nyicipin masakan lo lebih dulu selain gue. Awas aja si gue doain mencret lima hari."
Jungkook menarik pinggang Eunha, kemudian menggeret wanita itu untuk mengikuti Jungkook yang menyerah dan memilih mematikan istri keduanya terlebih dahulu, daripada nyonya besar ngamuk bisa-bisa istri keduanya dibuang ke tempat sampah.
"Ayo kita ke dapur, Yang."
Jungkook duduk manis di meja makan, sementara Eunha menyiapkan segala sesuatu yang harus disiapkan. Dua gelas air putih, piring kosong untuk diisi nasi, dan piring lainnya yang diisi beberapa potong paha ayam yang digoreng ala-ala kaefsi.
"Tadaaaa ... Ayam kaefsi krispi gurih nyoy ala Chef Eunha udah jadi." Tepat setelah Eunha mengatakan itu, Jungkook langsung memberinya tepuk tangan meriah dan menyerukan kata "Go Eunha go Eunha go!" Berulang kali.
Eunha yang belum melepas celemek sampai sekarang, tersenyum malu dan memilih duduk di hadapan suaminya. "Ayo cobain dulu."
Wajah ceria Jungkook mendadak berganti tanpa ekspresi. Di sinilah, hidup dan mati Jungkook dipertaruhkan. Terakhir kali mencoba ayam rica-rica level 15 ala Chef Eunha, perutnya mendadak mulas dan mencret lima hari. Maka dari itu, Jungkook gak ridho ada laki-laki yang akan mengalami hal sama setelah makan makanan buatan Eunha. Bagi Jungkook, satu korban aja udah cukup.
Enggak deng. Itu mah karena Jungkook aja yang rakus. Masakan Eunha selalu enak bagi Jungkook, karena Jungkook yakin kalau di setiap masakan istri pasti selalu dimasak dengan cinta untuk suami ... dan anak, kalau ada. Cia.
"Tenang, ini gak pedes. Terinspirasi karena kita selalu aja rebutan kulit ayam kalau makan di kaefsi." Eunha menjelaskan, "Jadi, kulit ayamnya gue bikin super tebel biar kita gak rebutan lagi."
Jungkook mengangguk mendengar penjelasan Eunha.
"Oke, satu ...." Eunha mulai menghitung, seperti kebiasaan mereka setiap kali makan berdua di rumah.
"Dua ...," lanjut Jungkook sambil menegakkan jari telunjuk juga tengahnya.
"Ti ...."
"Ga!" Keduanya langsung mengambil masing-masing satu paha ayam dan memakannya dengan lahap seolah tak pernah makan ayam seumur hidup. Saat sudah menelan makanan mereka, Eunha dan Jungkook sama-sama bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔
Fanfiction(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik ringan, bisa kali mampir ke sini heuheu? UDAH TAMAT!