Jungkook melihat sang istri yang udah berdiri menyandar di balkon kamar, membelakanginya sambil menikmati pemandangan yang ada di sekitar rumah.
Lelaki itu menghela napas, perlahan mulai melangkahkan kaki dan berdiri di samping Eunha.
"Eh, Sayang udah dateng." Eunha memberi tatapan meledek pada Jungkook. "Penasaran ya? Cie."
"Gak juga," jawab Jungkook dengan muka datar.
"Bohong." Eunha terkekeh pelan, kemudian berbalik arah dan menatap ke arah laki-laki di sampingnya. "Tanya apa yang mau lo tanya, dan gue akan jelasin sejujurnya."
Lelaki itu terdiam sebentar, kemudian mengeluarkan suaranya. "Lo pernah jalan ke mana aja sama Mingyu selain untuk urusan pekerjaan?"
"Hm, kantin? Alvamart?" jawab Eunha sok polos, padahal dia tahu arah pembicaraan Jungkook.
"Gue serius, Eunha."
"Uh Sayang jangan marah terus, nanti nambah ganteng gimana?" Eunha mencolek-colek dagu suaminya.
"Na."
"Oke-oke." Melihat Jungkook udah berubah bete tingkat kuadrat, Eunha mengelus lengan suaminya. "Waktu itu gue nemenin Mingyu kondangan, udah cuma itu doang."
"Kok gak bilang ke gue?"
"Ya gimana mau bilang? Yang ada lo marah terus nanti ngobrak-ngabrik konser IU. Eh, pede banget ya gue hahaha." Eunha ketawa. "Lagian juga gue kondangan sama Mingyu itu karena sama-sama diundang temen SMA kita, namanya Dokyeom. Cuma sebatas kondangan, gak lebih."
Melihat masih ada keraguan yang terpancar di mata Jungkook, Eunha menangkup pipi suaminya dengan kedua tangan. Membuat keduanya saling menatap. "Lo takut gue cinta lagi sama Mingyu?"
Jungkook sempat diam sebentar, sebelum akhirnya mengangguk.
"Kenapa harus takut?" Eunha mengelus pelan pipi laki-laki itu. "Banyak hal yang gak memungkinkan gue sama Mingyu buat balik. Pertama, kita beda keyakinan. Sampai kapanpun orangtua kita gak akan setuju, dan gue sama Mingyu juga gak bisa melepas kepercayaan kita cuma karena cinta." Eunha menatap manik mata Jungkook yang melihatnya tanpa berkedip.
"Kedua, sekarang gue udah nikah sama lo. Kita udah tahu semua kebaikan dan keburukan masing-masing karena udah setiap hari sama-sama. Gue juga udah terbiasa dan nyaman sama lo. Semua rahasia yang gue bilang ke lo, adalah hal yang gak pernah gue bilang ke Mingyu atau mantan-mantan gue yang lain. Gue terbuka dan jadi diri gue sendiri sejak gue jadi istri lo. Gue udah percaya sepenuhnya sama lo. Jadi, mana mungkin kan gue dengan begonya berpaling ke yang lain padahal bagi gue lo itu udah lebih dari cukup?"
"Dan yang terakhir dan yang paling penting adalah ...."
Eunha sengaja menggantung ucapannya agar Jungkook menunggu. Terbukti, lelaki itu langsung mengeluarkan suara, "Apa?"
"Gue cinta lo, Kuki. Kali ini gue serius. Bukan hanya lo yang takut kehilangan gue, tapi ... gue juga takut kehilangan lo."
Tepat setelah Eunha mengucapkan itu, Jungkook menarik lengan istrinya, memeluknya erat.
Eunha menenggelamkan wajah di dada bidang Jungkook dan membalas pelukan itu sama eratnya. Demi apapun, Eunha rindu pelukan hangat Jungkook yang membuatnya nyaman dan merasa dilindungi. "Jangan marah lagi ya, Kuki. Gue sayang lo pake banget. Jangan ngehindarin gue lagi, gue ... gue sakit pas lo gak mau natap gue dan mengabaikan gue gitu aja," ucap Eunha jujur. "Gue sakit saat lihat lo meluk Nayeon dan genggam tangan dia di depan gue. Walau kalian saudara, tapi gue gak rela kalau lo lebih peduli sama dia dibanding gue."
"Maaf." Jungkook mendorong pelan kedua bahu wanita itu, kemudian mencium puncak kepalanya. "Maaf kalau perlakuan gue ke Nayeon membuat lo salah paham."
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔
Fanfiction(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik ringan, bisa kali mampir ke sini heuheu? UDAH TAMAT!