Alarm ponsel milik Jungkook berbunyi nyaring membuat laki-laki itu terbangun dari tidurnya. Saat ia hendak mematikan alarm, Jungkook melihat istrinya yang masih memejamkan mata dengan tangan merangkul tubuhnya juga kepala yang ia letakkan di lengan Jungkook.
Lelaki itu tersenyum sambil mengelus pipi tembam Eunha sebentar, kemudian mencium bibir istrinya sekilas. Merasakan pergerakan seseorang membuat wanita itu ikut terbangun. Pertama kali yang Eunha lihat saat membuka mata adalah wajah Jungkook yang berada dengan jarak dekat.
"Pagi, Bee," ucap Jungkook, kembali mengecup bibir Eunha.
"Jam berapa?" Eunha menjauhkan wajah Jungkook dengan cara menutupi wajah lelaki itu dengan telapak tangannya kemudian mendorongnya ke belakang.
Jungkook mengambil ponselnya di nakas, kemudian mengecek jam yang ada di pojok kanan atas ponsel. "Jam lima."
"Gue mandi duluan, ya." Eunha buru-buru bangkit dari tidurnya dan membawa selimut untuk menutupi tubuhnya. Karena Jungkook juga gak pake apa-apa dibalik selimut itu, alhasil mereka berdua tarik-tarikan.
"Woi gue mau kamar mandi, elah." Eunha berusaha narik selimut kuat-kuat, namun masih kalah sama tenaga Jungkook. "Masa iya gue jalan ke sana gak pakai apa-apa."
"Kemarin kita juga main gak pakai apa-apa, kan?"
"Ih, Kuki." Eunha teriak dan ngelempar suaminya pakai bantal. "Itu beda lagi."
Jungkook tersenyum puas berhasil membuat istrinya malu. "Yaudah jalan aja sih, Bee. Udah sering lihat ini."
"Kukiiiii." Eunha merengek sambil menghentak-hentakkan kaki seperti anak kecil. "Jangan main-main, masih pagi. Lepas selimutnya."
"Berarti kalau udah siangan dikit boleh, ya?"
"Kuki." Eunha kembali menghampiri suaminya lalu menjambak rambut Jungkook dengan kuat. "Nyebelin, nyebelin!"
Setelah melalui perdebatan kecil dan diakhiri dengan ciuman yang membuat Eunha mendadak diam, akhirnya mereka berdua sama-sama masuk kamar mandi dengan selimut yang membungkus tubuh mereka.
"Janji sama gue," kata Eunha sebelum mereka masuk kamar mandi.
"Janji apaan?"
"Jangan macem-macem di dalam. Inget kita belum shalat!"
"Oh, iyaiya. Santai sama gue." Jungkook menarik tubuh Eunha agar masuk ke dalam, kemudian menutup pintu kamar mandi. "Kalau cium dikit gak apa-apa, kan?"
"Kukiiii."
***
Selesai membacakan jadwal harian milik Mingyu, lelaki itu mengangguk dan menyuruh Eunha kembali ke tempatnya. Saat Eunha menyelipkan rambut ke belakang telinga, saat itulah Mingyu melihat ada sesuatu yang aneh padanya.
"Sehabis makan siang, kamu temani saya untuk bertemu dengan Vernon, pemilik perusahaan Seventeen yang ada di kawasan Jakarta Pusat."
Seventeen? Eunha tahu perusahaan itu. Perusahaan yang menjual pakaian-pakaian remaja dan dewasa, merupakan salah satu merk baju yang sedang trend di pasaran.
"Baik, Pak." Eunha menunduk sebentar, kemudian kembali melangkahkan kaki menuju tempat duduknya.
Eunha bingung, setiap kali dia diajak ngobrol Mingyu, arah pandang Mingyu seringkali curi-curi pandang ke leher. Eunha mau tanya, tapi takut disangka kurang ajar. Mana ini belum jam istirahat makanya dia gak bisa ngobrol kaya biasa sama Mingyu. Agak canggung juga kalau ngobrol pakai bahasa formal.
"Kamu makan siang sama siapa hari ini?" Lagi-lagi, Mingyu melirik leher sebelah kanan Eunha sekilas. Otomatis, Eunha menutupi bagian lehernya dengan rambut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Marriage [Jungkook-Eunha] ✔
Fanfiction(CERITA PERTAMA SAYA DI WATTPAD, MASIH AMATIR) Kehidupan sehari-hari Jungkook dan Eunha setelah menikah. Bagi yang suka cerita manis dengan konflik ringan, bisa kali mampir ke sini heuheu? UDAH TAMAT!